Menuju konten utama

Apakah Olahraga Saat Puasa Bisa Menurunkan Berat Badan?

Cara berolahraga saat puasa di bulan Ramadan untuk menurunkan berat badan.

Apakah Olahraga Saat Puasa Bisa Menurunkan Berat Badan?
Ilustrasi Olahraga. foto/istockphoto

tirto.id - Berolahraga atau melakukan latihan fisik selama berpuasa tetap bisa dilakukan dan disarankan banyak pakar kesehatan demi menjaga tubuh tetap sehat dan bugar, bahkan banyak juga orang berpuasa karena bertujuan untuk menurunkan badannya.

Meski tidak salah, tapi sebaiknya jika puasa yang dilakukan di bulan Ramadan tujuan utamanya adalah untuk menunaikan kewajiban ibadah yang diperintahkan Allah SWT kepada umat Islam.

Lalu bagaimana cara berolahraga saat berpuasa agar bisa menurunkan berat badan?

Situs Zawya mewartakan, olahraga di bulan puasa bisa mencapai tujuan, salah satunya untuk menurunkan berat badan, asalkan dilakukan dengan memperhatikan cara, jenis, dan waktu yang benar.

Menurut Dokter spesialis kedokteran olahraga Michael Triangto, olahraga sebaiknya dilakukan sebelum berbuka puasa.

Tetapi, jika tidak sempat, tidak apa-apa berolahraga setelah berbuka puasa, tetapi biasanya antara 1-2 jam jeda sebelum tidur atau setelah berbuka puasa saat perut tidak terasa kenyang.

Dengan begitu, lambung atau perut tidak terasa penuh dan mengganggu pada saat melakukan latihan fisik.

Jika memaksakkan diri berolahraga saat perut masih terasa penuh, ujar Michael, maka bisa berisiko membuat perut mual dan muntah, apalagi jika intensitasnya berat bukannya ringan seperti yang disarankan.

"Karena itu, batasan waktu ini juga sebenarnya sifatnya relatif tapi lebih baik tetap diberi jeda 1-2 jam setelah makan," kata dia seperti dilansir dari Antara, Senin (4/5/2020).

Meski begitu, dia menyebutkan, intensitas olahraga saat Ramadan hanya boleh ringan sampai sedang dan jenis latihannya bisa terdiri dari jenis olahraga aerobik dan anaerobik (latihan beban).

Jenisnya beragam mulai dari sekedar jalan keliling rumah, keliling kompleks, bersepeda statis, bersepeda keliling kompleks, treadmill, berenang dan jalan di kolam renang.

"Latihan yang dilakukan hanya boleh intensitas ringan sampai sedang, saya lebih memilihkan olahraga sebelum berbuka puasa. Pada malam hari ada kemungkinan tubuh kita masih aktif karena bilamana berolahraga maka ada EPOC di dalam tubuh kita, itu tubuh menjadi tetap aktif dan terasa hangat," tutur dia.

Akibatnya, sambung Michael, orang akan kesulitan tidur dan ini berisiko berdampak pada terlambatnya bangun sahur.

"Karena itu saya lebih suka melakukannya sebelum berbuka dan olahraganya juga tidak berat, waktunya tidak panjang, dan bilamana setelah berlatih kita merasa haus dan lapar, waktu untuk menunggu membatalkan puasa tidak terlalu panjang," papar dia.

Selain itu, pada saat tubuh melakukan puasa ada risiko mengalami dehidrasi dan olahraga berat berbahaya bagi tubuh karena akan menambah dehidrasi yang sudah ada dan kadar gula darah juga turun.

Baca juga artikel terkait RAMADAN atau tulisan lainnya dari Dewi Adhitya S. Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dewi Adhitya S. Koesno
Editor: Agung DH