Menuju konten utama

Apakah KFC hingga Pizza Hut Mendukung Israel & Harga Sahamnya

Benarkah KFC, Pizza Hut, McDonald’s, Starbucks, Google, dan juga Amazon pro Israel, bagaimana harga saham mereka terkini?

Apakah KFC hingga Pizza Hut Mendukung Israel & Harga Sahamnya
Ilustrasi Boikot Israel (AP Photo/Francois Mori)

tirto.id - KFC hingga Pizza Hut disebut-disebut sebagai produk pro Israel. Mereka yang membeli dan menggunakannya secara tidak langsung dianggap memuluskan usaha Israel dalam menjajah Palestina. Namun, benarkah produk-produk tersebut mendukung Israel?

Sebagaimana diketahui, aksi boikot Israel dan produk-produk yang mendukungnya terus digencarkan oleh para pendukung Palestina. Aksi boikot ini dilakukan di bawah gerakan BDS (Boycott, Divestment, Sanctions) untuk menekan Israel dan menghentikan serangannya ke Palestina.

Beberapa produk yang dianggap pro Israel juga diketahui beredar di Indonesia dan diminati oleh banyak orang. Beberapa produk yang diduga pro Israel tersebut antara lain restoran cepat saji seperti KFC, Pizza Hut, dan McDonald’s. Ada pula jaringan kedai kopi Starbucks, Google, dan juga Amazon.

Produk yang Dianggap Pro Israel dan Harga Sahamnya Hari Ini

Berikut ini adalah produk-produk yang dianggap sebagai pendukung Israel dan tergolong populer di Indonesia:

1. KFC dan Pizza Hut

KFC dan Pizza Hut yang berada di bawah perusahaan Yum! Brands memang belum memberikan pernyataan resmi bahwa mereka mendukung Israel. Namun, produk-produk tersebut menjadi target boikot karena cabangnya yang ada di Israel secara terang-terangan mendukung penjajahan Palestina.

Saham Yum! Brands sendiri diketahui cenderung naik selama sebulanan ini. Meski sempat merosot di harga USD116,25 pada 12 Oktober lalu, kini saham Yum! Brands menguat di harga USD126,39 di akhir sesi perdagangan Senin (6/11) waktu setempat.

2. Starbucks

Starbucks diketahui pernah merilis pernyataan bahwa mereka bukan pendukung Israel. Dalam laman tanya jawabnya, Starbucks menegaskan bahwa pihak mereka tidak pernah menyumbangkan uang kepada pemerintah atau militer Israel.

Meski demikian, Starbucks menjadi target boikot gara-gara pihak manajemennya melayangkan gugatan kepada serikat pekerjanya, Starbucks Workers United, yang menyatakan dukungan pada Palestina. Pihak manajemen beralasan bahwa apa yang dilakukan oleh serikat pekerjanya tidak mewakili pandangan, posisi, atau keyakinan perusahaan Starbucks.

Aksi boikot rupanya sempat memberikan pengaruh pada harga saham Starbucks. Pada 1 November lalu, saham perusahaan ini anjlok di angka USD91,35. Namun, nilainya terus menguat dan akhirnya ditutup di harga USD104,03 per saham setelah naik 1,38 poin atau 1,34 persen pada 6 November 2023.

3. McDonald’s

Di pihak lain, dukungan politik McDonald’s yang merupakan restoran cepat saji populer asal Amerika tampaknya terpecah-pecah. Beberapa pekan lalu, McDonald’s di Israel merilis pernyataan bahwa mereka menyediakan makanan gratis bagi para tentara Israel.

Namun, pihak manajemen McDonald’s di beberapa negara lain seperti Lebanon, Kuwait, Oman, Uni Emirat Arab, hingga Turki menegaskan bahwa apa yang dilakukan oleh cabang Israel bukan keputusan atau pandangan resmi dari McDonald’s pusat.

MCDonald's dari negara-negara tersebut bahkan menyumbangkan sejumlah uang untuk Palestina sebagai bentuk dukungan mereka. Meski demikian, McDonald’s tetap mendapat predikat buruk di mata pendukung Palestina sehingga restoran ini menjadi target gerakan BDS.

Sama seperti produk pro Israel lainnya, saham McDonald’s diketahui anjlok pada 12 Oktober 2023 dan ditutup di harga USD246,19. Saham perusahaan ini kemudian pulih perlahan-lahan dan menguat di angka USD268,91 pada Senin, 6 November 2023.

4. Google dan Amazon

Dilansir dari laman BDS Movement, petinggi Amazon dan Google Cloud telah menandatangani kontrak senilai USD1,22 miliar untuk menyediakan teknologi bagi pemerintah maupun militer Israel. Dengan memberikan dukungan teknologi, Amazon dan Google pun dicap sebagai pro Israel dan mendukung penjajahan di tanah Palestina.

Saham Google sendiri sempat anjlok di harga USD125,61 pada 25 Oktober lalu dan kembali merosot di level USD122,17 dua hari setelahnya. Saat ini, harga saham Google kembali menguat di angka USD130,25, tapi tetap lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan lalu.

Sementara untuk Amazon, sahamnya memang merosot pada 27 Oktober lalu hingga mencapai harga USD119,57 per saham. Saat ini saham Amazon terus naik dan ditutup di harga USD139,74 di akhir sesi perdagangan Senin (6/11/2023) waktu setempat.

Baca juga artikel terkait APAKAH KFC PRO ISRAEL atau tulisan lainnya dari Erika Erilia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Erika Erilia
Penulis: Erika Erilia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari