tirto.id - Saat Hari Raya Idul Adha tiba, umat muslim melakukan penyembelihan hewan kurban, seperti kambing atau sapi di Indonesia. Lantas, apakah wanita atau ibu hamil boleh ikut makan daging, khususnya kambing?
Ada anggapan yang berkembang terkait boleh tidaknya ibu hamil mengonsumsi daging kambing. Konon, daging kambing mengandung toksoplasma yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan janin. Apakah ini fakta, atau justru hanya mitos belaka?
Melansir laman Fakultas Farmasi Universitas Andalas, ibu hamil mesti berhati-hari dalam memilih makanan. Semua hewan yang berdarah panas dapat tertular toxoplasma gondii yang merupakan kuman kecil bersel satu dari kelompok protozoa.
Selain kambing, hewan yang bisa terinfeksi toksoplasma antara lain kucing, anjing, babi, sapi, kuda, domba, ayam, itik, dan sebagainya.
Meskipun begitu, tidak semua daging kambing pasti terkena kuman toksoplasma. Daging kambing masih bisa dikonsumsi secara aman dengan memasaknya sampai matang.
Ada beberapa cara untuk menghindari infeksi toksoplasma pada tubuh manusia.
Pertama, setelah menyentuh hewan berdarah panas sebaiknya segera mencuci tangan memakai sabun dan dibilas pada air yang mengalir.
Kedua, jika memasak makanan dari hewan berdarah panas termasuk kambing, lakukan pemasakan sampai daging benar-benar matang. Daging setengah matang masih memungkinkan tertinggalnya kuman apa pun yang bisa menginfeksi tubuh.
Tidak hanya lewat hewan berdarah panas, kuman toksoplasma juga bisa menempel pada sayuran, semisal menempel di lipatan sayuran yang tercemar dan mungkin terlewat saat dilakukan pencucian.
Pada sayuran yang berisiko tercemar kotoran hewan berdarah panas, sebaiknya tidak dikonsumsi dalam keadaan mentah.
Manfaat Daging Kambing untuk Ibu Hamil
Jika dimasak dengan benar dan porsi yang tidak berlebihan, daging kambing justru bermanfaat bagi ibu hamil.
Melansir laman Pvamu, daging kambing kaya dengan zat besi yang mempengaruhi produksi hemoglobin dalam darah. Hemoglobin berguna dalam pengangkutan oksigen dari sel darah merah di paru-paru untuk dikirim ke seluruh tubuh.
Zat besi sangat diperlukan ibu hamil dalam mencegah kekurangan darah (anemia). Defisiensi zat besi pada ibu hamil kerap disebabkan kurangnya asupan makanan yang mengandung zat tersebut. Oleh sebab itu, dalam konsumsi yang terkontrol, daging kambing boleh dimakan oleh ibu hamil.
Kandungan nutrisi yang dimiliki daging kambing sebenarnya cukup banyak. Protein yang dimiliki daging ini menyediakan semua asam amino esensial yang diperlukan untuk perkembangan tubuh. Protein ini membantu pertumbuhan tulang, otot, kulit, dan darah.
Lalu, lemak pada daging kambing lebih rendah dari jenis daging merah lainnya. Kalori yang dihasilkannya lebih sedikit. Jumlah lemak tak jenuh pada daging kambing lebih tinggi dari lemak jenuhnya, sehingga lebih menyehatkan.
Daging kambing sering pula dikaitkan dengan anggapan naiknya kadar kolesterol. Justru fakta berbicara sebaliknya, karena kadar kolesterol dan lemak jenuh daging ini lebih rendah sehingga turut membantu mengurangi risiko terkena penyakit jantung.
Terakhir, daging kambing tidak meningkatkan tekanan darah secara signifikan. Penyebabnya yaitu kadar sodiumnya rendah dan memiliki kalium tinggi. Kalium adalah mineral yang mendukung kestabilan tekanan darah dan detak jantung pada tubuh.
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Iswara N Raditya