Menuju konten utama

Apakah Dipotong Penis Seperti Kasus Sibolga Bisa Picu Kematian?

Hal-hal yang terjadi jika penis dipotong seperti kasus di Sibolga baru-baru ini. 

Apakah Dipotong Penis Seperti Kasus Sibolga Bisa Picu Kematian?
Ilustrasi Potong Penis. foto/istockphoto

tirto.id - Seorang perempuan berinisial AST membuat geger setelah memotong penis kekasihnya OG (28) pada hari Minggu, 26 Februari 2023.

Hal itu terjadi lantaran AST tidak terima atas ancaman OG yang akan menyebarkan video hubungan badan mereka.

Mulanya, OG mengajak AST bertemu di salah satu hotel di Sibolga, Sumatera Utara. Setelah masuk kamar, OG mengajak berhubungan intim. Namun, AST menolak. Karena penolakan itu, OG kemudian mengancam akan menyebarkan video hubungan badan.

AST kemudian marah, lalu memotong penis kekasihnya itu hingga nyaris putus. Sampai saat ini, masih belum diketahui keadaan dari OG.

Apakah Jika Penis Dipotong Bisa Sebabkan Kematian?

Seperti dikutip laman Mens Health, secara umum, terpotongnya penis tidak menyebabkan kematian. Akan tetapi, yang menyebabkan kematian adalah pendarahan yang tidak kunjung diberikan pertolongan.

“Semakin cepat Anda memasangnya kembali dan membangun kembali suplai darah, semakin baik," kata spesialis bedah plastik kosmetik dan Asisten Profesor Klinis Bedah di Fakultas Kedokteran USC-Keck Reza Nabavian, M.D.

Begitu pula yang dilaporkan The Washington Post, Jay Sandlow, ahli urologi dari Froedtert and the Medical College of Wisconsin Health Network, mengatakan bahwa ia telah melihat kasus mutilasi penis oleh pasien dengan gangguan kejiwaan.

Menurut dia, beberapa pasien bahkan mampu membawa diri mereka sendiri ke rumah sakit untuk mencari pertolongan.

Jadi yang membuat seseorang meninggal dunia, bukan karena terpotongnya penis. Tapi karena pendarahan yang tidak lekas mendapatkan pertolongan.

Enam Hal yang Terjadi Jika Penis Dipotong

Terpotongnya penis selain membuat rasa sakit yang akut, juga dapat mendatangkan masalah dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Merujuk pada India Today berikut ini merupakan 6 hal yang terjadi jika penis dipotong.

1. Tidak Bisa Beraktivitas Seperti Biasanya

Terpotongnya penis, membuat seseorang tidak bisa melakukan aktivitas dalam waktu lama, terutama setelah dioperasi. Bahkan, ada beberapa kasus yang tidak bisa beraktivitas sama sekali. Misalnya, mengendarai sepeda. Orang yang penisnya terpotong, tidak bisa lagi mengendarai sepeda.

2. Kemungkinan Kecil untuk Pulih

Seseorang yang terpotong penisnya memiliki kesempatan pulih yang kecil. Akan tetapi, pulih atau tidaknya tergantung pada lokasi cedera, demikian menurut Konsultan urolog dan ahli disfungsi ereksi Profesor Raj Persad.

"Semakin jauh (luka) dari saraf pudendal (saraf di panggul yang membawa sensasi dari alat kelamin), semakin besar kemungkinannya untuk berfungsi," tuturnya.

3. Tidak Bisa Berfungsi Secara Normal

Menurut Profesor Raj Persad, sangat sulit untuk menyambung saraf-saraf dan menyatukan kembali jaringan korpolis, apalagi untuk jaringan ereksi yang mengandung sebagian besar darah di penis selama ereksi dan uretra.

Sehingga, kemungkinan pulih kembali sangat kecil. Begitu pula dalam penelitian di China, hanya satu orang dari 50 orang yang penisnya berfungsi penuh kembali setelah melakukan operasi.

4. Membuat Penis Baru

Dalam beberapa kasus, penyambungan kembali bukanlah pilihan. Biasanya akan membuat penis baru dari jaringan yang dicangkokkan dari bagian tubuh lainnya.

Meskipun merupakan terobosan ilmiah, penis yang direkonstruksi bukanlah pilihan populer di kalangan pasien. Sebab, penampilan dan fungsinya tidak bisa berjalan maksimal.

5. Sedikit yang Bisa Mempunyai Keturunan

Dalam penelitian di China, semua pasien yang telah dioperasi pasca-terputusnya penis tidak bisa pulih, kecuali satu pasien pulih secara penuh. Beberapa yang tidak bisa pulih, dilaporkan dapat menjadi ayah setelah melakukan operasi penis.

6. Kencingnya Harus Berdiri

Masalah lain mungkin lebih umum, bagaimana cara buang air di toilet, terlebih pasca-operasi penis yang terpotong. Mereka harus buang air kecil sambil berdiri.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Sulthoni

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Sulthoni
Penulis: Sulthoni
Editor: Alexander Haryanto