Menuju konten utama

Apakah Boleh Sholat Idul Adha Sendiri? Begini Niat & Caranya

Apakah sholat Idul Adha boleh sendiri? Lalu, bagaimana hukum, cara, dan niatnya? Temukan penjelasan apakah boleh sholat idul adha sendiri lengkap di sini.

Apakah Boleh Sholat Idul Adha Sendiri? Begini Niat & Caranya
Ilustrasi- Shalat di rumah. (FOTO/iStockphoto)

tirto.id - Umat Islam dianjurkan datang ke tempat ibadah atau masjid untuk mendirikan salat Ied secara berjemaah pada hari raya Idul Adha. Lantas, apakah boleh sholat Idul Adha sendiri di rumah serta bagaimana niat dan caranya?

Pelaksanaan salat Idul Adha dilakukan tepat pada Hari Raya Idul Adha, yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah. Biasanya, umat Islam beramai-ramai melaksanakan salat Idul Adha pada pagi hari di lapangan atau masjid setempat.

Namun, ada juga umat Islam yang memilih untuk melaksanakan salat Idul Adha sendirian di rumah. Ini menunjukkan fleksibilitas dalam pelaksanaan salat Idul Adha sesuai dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing individu.

Hukum Sholat Idul Adha

Salat Idul Adha merupakan salat sunah yang umumnya dikerjakan umat Islam secara berjemaah sebanyak dua rakaat. Hukum pelaksanaan salat Idul Adha adalah sunah muakkadah, begitu ditekankan untuk ditunaikan.

Tata cara, syarat, hingga rukun pelaksanaan salat Idul Adha tidak berbeda dengan salat sunah lainnya. Waktu pelaksanaan salat Idul Adha adalah beberapa saat setelah matahari terbit hingga sebelum masuk Zuhur.

Mayoritas ulama mazhab Hanafi, Maliki, dan Hambali menyatakan bahwa Salat Idul Adha dapat dilakukan ketika matahari mulai naik setinggi tombak. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin dalam Syarh Hadits Al-Arba’in An Nawawi menafsirkan naik setinggi tombak adalah 20 menit setelah matahari terbit.

Kemudian batas waktu pelaksanaan Salat Iduladha ialah ketika matahari bergeser ke barat. Muhyiddin Syarf An Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab mengatakan sebagai berikut:

“Ulama dari kalangan madzhab Syafi’i sepakat bahwa waktu akhir pelaksanaan shalat id adalah ketika tergelincirnya matahari.”

Rasulullah mencontohkan bahwa pelaksanaan salat Idul Adha sebaiknya dilakukan di awal waktu, supaya memberikan keleluasaan kaum muslim yang hendak melaksanakan qurban.

Apakah Sholat Idul Adha Boleh Sendiri?

Pertanyaannya kemudian, apakah sholat Idul Adha boleh sendiri? Dan, bolehkah sholat Idul Adha dirumah? Lalu, bagaimana hukum shalat Idul Adha di rumah?

Sebagaimana dikutip dari laman NU Online, salat Idul Adha sangat dianjurkan dalam agama Islam. Pelaksanaannya lebih baik jika dilakukan secara berjamaah.

Akan tetapi, salat Idul Adha juga diperbolehkan dilakukan secara munfarid atau sendirian. Hal ini bisa terjadi karena seseorang sengaja ingin melakukannya sendiri atau karena terlambat bergabung dengan jamaah di masjid terdekat.

Yang penting, salat Idul Adha harus dilaksanakan sebelum waktu Zuhur pada hari ke-10 bulan Dzulhijjah. Ini adalah batas waktu yang harus dipatuhi, baik salat dilakukan berjamaah maupun secara munfarid.

Cara Sholat Idul Adha Sendiri di Rumah

Selain dianjurkan dikerjakan berjemaah, salat Idul Adha dapat ditunaikan sendiri atau munfarid jika tidak dapat berjemaah. Tentunya, pertanyaan bolehkah shalat Ied sendiri telah terjawab.

Demi mengambil kesunahan ibadah tersebut, berikut ini tata cara dan niat pelaksanaan Salat Idul Adha:

1. Membaca niat Salat Idul Adha munfarid (sendiri).

اُصَلِّى سُنُّةً عِيْدِ الْاَضْحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ للهِ تَعَالَى

Arab Latinnya: Usholli sunnatan 'iidil adhaa rok'ataini mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aalaa.

Artinya: "Aku berniat salat sunah Idul Adha dua rakaat menghadap kiblat karena Allah ta'ala."

2. Rakaat pertama, memulai salat dengan takbiratul ihram.

3. Membaca doa Iftitah.

4. Takbir tambahan dengan total 7 (tujuh) kali pada rakaat pertama:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Arab Latinnya: Allahu akbar kabira walhamdu lilahi katsira wa subhanallahi bukratan wa ashila.

Artinya: “Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha Suci Allah, baik waktu pagi dan petang”.

5. Membaca Surah al-Fatihah.

6. Membaca surah yang dianjurkan, yaitu Surah al-A'la.

7. Rukuk dengan tuma'ninah.

8. Iktidal.

9. Sujud.

10. Duduk di antara 2 sujud dengan tuma'ninah.

11. Sujud kedua.

12. Duduk istirahat sejenak sebelum bangun untuk melaksanakan bangkit dari sujud.

13. Takbir dengan total 5 (lima) kali pada rakaat kedua setelah takbir intiqāl (bangkit dari sujud).

14. Membaca Surah al-Fatihah.

15. Membaca surah yang dianjurkan, yaitu Surah al-Gasyiyah.

16. Rukuk dengan tuma'ninah.

17. Iktidal.

18. Sujud.

19. Duduk di antara 2 sujud dengan tuma'ninah.

20. Sujud kedua.

21. Duduk tasyahud akhir (tawarruk).

22. Salam.

Baca juga artikel terkait HAJI 2024 atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Iswara N Raditya
Penyelaras: Ibnu Azis