Menuju konten utama
Informasi Kesehatan

Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Konsumsi Terlalu Banyak Garam?

Efek negatif bila tubuh terlalu banyak mengonsumsi garam, salah satunya bisa menyebabkan gangguan ginjal.

Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Konsumsi Terlalu Banyak Garam?
Ilustrasi Diet Garam. foto/istockphoto

tirto.id - Garam adalah salah satu bumbu dapur yang amat populer. Selain dapat membuat masakan semakin lezat, garam juga berkhasiat menjaga keseimbangan elektrolit di dalam tubuh.

Menurut Healthline, garam mengandung sekitar 40% sodium dan 60% klorida. Sodium adalah mineral penting untuk fungsi otot dan saraf yang optimal, begitu juga klorida.

Bersama dengan klorida, sodium dalam garam ini akan menjaga keseimbangan air dan mineral yang tepat dalam tubuh Anda.

Namun, terlepas dari fungsinya yang sangat penting, jika terlalu banyak mengonsumsi garam, maka terdapat sejumlah efek negatif yang dapat muncul.

Oleh karena itu, Anda sebaiknya tidak mengonsumsi garam lebih dari 2000 mg /hari atau setara satu sendok teh per hari.

Jumlah ini adalah batas konsumsi garam harian yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan.

Efek Negatif Mengonsumsi Terlalu Banyak Garam

Berikut adalah beberapa efek negatif dari mengonsumsi garam terlalu berlebihan, seperti dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan.

1. Menarik cairan

Jika Anda terlalu banyak mengonsumsi garam, maka Anda akan rentan terkena dehidrasi.

Hal ini terjadi karena sodium dalam garam membuat tubuh memerlukan lebih banyak cairan untuk membersihkan jaringan dalam tubuh, agar otot dan organ lain bisa berfungsi dengan baik.

Jika Anda tidak minum cukup air, tubuh akan menarik cairan dari sel-sel tubuh.

2. Pembengkakan bagian tubuh

Konsumsi garam berlebihan akan membuat tubuh menahan lebih banyak air untuk menjaga keseimbangan, akibatnya bagian tubuh tertentu membengkak.

3. Berdampak pada urinasi

Konsumsi garam sangat tinggi akan membuat fungsi ginjal terganggu. Hal ini akan membuat Anda lebih sering buang air kecil.

Ketika mengonsumsi banyak garam, maka urine Anda mungkin akan berwarna kuning pupus sehingga tampak seperti normal.

Padahal, jika melakukan check up, mungkin akan terlihat bahwa protein yang dikandung dalam urine Anda menunjukkan tanda gangguan ginjal.

Jika mengalami dehidrasi, maka urine yang dilepas tubuh akan semakin sedikit, lebih kental serta berwarna kuning tua.

4. Perut kembung

Perut kembung juga bisa terjadi karena Anda terlalu banyak mengonsumsi garam. Ketika ini terjadi, ini berarti tubuh sedang berusaha menahan lebih banyak cairan agar keseimbangan tetap terjaga.

5. Gangguan ginjal

Ginjal adalah organ yang fungsinya mengeluarkan zat-zat beracun dari dalam tubuh, menjaga keseimbangan cairan, serta mengontrol produksi sel-sel darah merah.

Jika mengonsumsi garam terlalu banyak, maka protein dalam ginjal Anda bertambah, sehingga akan meningkatkan risiko gangguan ginjal serta timbulnya batu ginjal.

6. Otot kejang

Konsumsi garam terlalu tinggi dapat mengganggu keseimbangan antara sodium dan potasium dalam tubuh.

Jika kedua unsur kimia yang bertanggungjawab atas keseimbangan kontraksi otot ini terganggu, maka Anda mengalami kejang pada otot yang diiringi rasa sakit.

7. Sering merasa sakit kepala

Konsumsi garam terlalu banyak akan meningkatkan kadar sodium dalam tubuh yang akan meningkatkan volume darah.

Akibatnya, darah memerlukan ruang pembuluh darah lebih luas. Jika ini tidak terpenuhi, maka darah akan menekan pembuluh darah, sehingga akan menyebabkan tekanan darah meningkat. Dampaknya, Anda bisa mengalami sakit kepala kambuhan.

8. Menurunnya kemampuan kognitif

Tingginya asupan garam dalam tubuh dapat meningkatkan tekanan darah. Dalam jangka panjang, hal ini bisa merusak arteri yang mengalirkan darah ke otak.

Akibatnya, kemampuan Anda untuk berpikir dan berkonsentrasi akan menurun.

Selain itu, dehidrasi akibat konsumsi garam berlebihan, bisa menyebabkan ingatan menurun, kelelahan, serta reaksi yang lambat.

Baca juga artikel terkait GARAM atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno