tirto.id - Perang Rusia dan Ukraina sudah memasuki hari ke 28. Dalam berita terbaru, setelah Ukraina menolak menyerah, Rusia tidak henti-hentinya melakukan pengeboman di Mariupol sehingga mengubah kota itu menjadi "abu tanah mati", kata dewan kota.
Al Jazeera melaporkan, pemerintah Ukraina terus mendesak Rusia agar mengizinkan mereka mengevakuasi sedikitnya 100 ribu warga sipil yang ingin pergi dari Mariupol.
Militer juga memperingatkan warga Ukraina secara nasional tentang penembakan Rusia yang semakin membabi buta.
Sementara itu, sebuah surat kabar Rusia menuduh peretas menyebarkan berita palsu di situs webnya setelah muncul laporan tentang hampir 10 ribu tentara Rusia tewas di Ukraina.
Di sisi lain, The Guardianmelaporkan, pejabat senior pertahanan AS mengatakan, pasukan Rusia berada di Mariupol. Sedangkan pihak berwenang mengatakan, ketika upaya penyelamatan sedang berlangsung, "bom super kuat' menguncang kota itu di hari Selasa.
Demi menghalangi pasukan Rusia menuju Kyiv, angkatan bersenjata Ukraina terus mempertahankan kota pelabuhan Mariupol dan Chernihiv.
Para pejabat mengatakan, pemberontak di Belarus sebagian memutuskan sambungan kereta api antara Belarus dan Ukraina. Tentara Ukraina juga menuduh Rusia telah merekrut mantan tentara untuk bergabung dalam perang.
Komandan militer Ukraina mengatakan, bahan bakar, makanan dan amunisi pasukan Rusia hanya cukup tiga hari lagi untuk melakukan perang setelah rusaknya rantai pasokan, pernyataan itu digambarkan pejabat barat sebagai hal yang "masuk akal".
Menteri Kesehatan Ukraina, Viktor Lyashko, mengatakan 10 rumah sakit telah hancur total sejak invasi Rusia. Sedangkan rumah sakit lain tidak dapat mengisi obat-obatan dan persediaan karena ada pertempuran di dekatnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menuduh pasukan Rusia menyita evakuasi kemanusiaan di dekat Mangush di sebelah barat Mariupol. “Pegawai layanan darurat negara dan sopir bus telah ditawan,” katanya.
Ia menambahkan, 100.000 orang masih tinggal di kota itu “dalam kondisi tidak manusiawi. Dalam blokade total, tanpa makanan, air dan obat-obatan. Di bawah pengeboman terus-menerus, di bawah pengeboman terus-menerus”.
Juru bicara kementerian luar negeri Ukraina menyatakan, sekitar 300 ribu orang di Kota Kherson selatan kehabisan makanan dan pasokan medis. Kherson adalah kota besar Ukraina pertama yang dikuasai Rusia sejak invasi dimulai.
Kantor kejaksaan dalam sebuah pesan Telegram, Rabu, 22 Maret 2022, menyampaikan sejauh ini perang di Ukraina telah menewaskan 121 anak.
Pada hari Rabu, Uni Eropa akan menetapkan rencana tentang penyediaan pekerjaan, pendidikan dan perumahan bagi para pengungsi.
Editor: Iswara N Raditya