Menuju konten utama

Apa yang Harus Dilakukan Jika Positif COVID-19 Tapi Tanpa Gejala?

Usai dinyatakan positif COVID-19 segera kontak dengan dokter dari pelayanan jasa kesehatan daring atau telemedis.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Positif COVID-19 Tapi Tanpa Gejala?
Ilustrasi Mutasi Corona Baru. Foto/IStockphoto

tirto.id - Tidak semua orang yang positif COVID-19 mengalami gelaja atau keluhan, sebagian dari mereka bisa dikatakan sebagai orang tanpa gejala (OTG) COVID-19.

Lantas apa yang harus dilakukan jika Anda positif COVID-19 tapi tidak mengalami gejala atau keluhan serius?

Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, dr Reisa Broto Asmoro menyampaikan tips saat dinyatakan positif COVID-19 tapi tidak merasakan gejala serius yang membutuhkan bantuan medis atau tanpa gejala sama sekali.

"Segera lapor ke Ketua Rukun Tetangga (RT) atau Ketua Rukun Warga (RW) atau satgas setempat. Mereka akan membantu untuk melaporkan ke Puskesmas terdekat," katanya seperti melansir laman Antara.

Menurut Reisa, ada baiknya pada tahap ini, setelah hasil tes didapat, segera membuka kontak dengan dokter dari pelayanan jasa kesehatan daring atau telemedis yang akan memandu dan memberi saran selama masa isolasi mandiri (isoman).

"Kabar baik bagi warga Jabodetabek, ada 11 penyedia jasa layanan telemedis sudah akan siap memberikan konsultasi bahkan obat-obatan dan vitamin gratis karena sudah menjalin kerja sama dengan Kementerian Kesehatan," katanya.

Ia juga mengingatkan pilih lokasi isolasi mandiri yang terpisah dan tidak memungkinkan kontak dengan anggota keluarga.

"Pastikan ruangannya bersih, ventilasi, dan sirkulasi udara tempat isoman tersebut bagus. Udara segar mengalir dengan baik. Jangan berbagi alat makan dan alat mandi. Bahkan perlengkapan ibadah jauh lebih baik bila bawa sendiri semuanya," imbuhnya.

Pasien tanpa gejala juga perlu menyiapkan stok vitamin dan suplemen lainnya. Bila perlu obat-obatan lainnya, pasien bisa berkonsultasi dan minta resep dokter.

"Jangan lupa banyak minum air matang dan bersih atau air mineral agar tidak dehidrasi dan konsumsi hanya makanan bergizi seimbang. Siapkan oximeter untuk mencatat saturasi oksigen di tubuh termometer untuk periksa suhu badan dan kalau bisa alat pengukur tensi darah," ujar Reisa.

Ia juga mengatakan, jika merasa fit bawa alat olahraga ringan dan pastikan alat komunikasi seperti telepon genggam selalu siap pakai.

Hal ini penting karena selama 10 hari atau sesuai anjuran dokter yang mengawasi, tidak boleh kontak, bertemu langsung dengan siapapun termasuk anggota keluarga. Ia menegaskan masa selesai isolasi diputuskan oleh dokter yang mengawasi, bukan keputusan pribadi.

"Biasakan matahari masuk ke tempat isolasi dan biasakan berjemur minimal 30 menit setiap harinya," katanya.

Reisa mengatakan, jadwalkan konsultasi dengan dokter selama masa isoman, dokter bisa merujuk ke RS apabila timbul gejala berat.

"Insya Allah, apalagi kita sudah menerapkan langkah-langkah tadi, kondisi tubuh makin membaik, imunitas melawan dengan agresif serangan si virus dan kita segera kembali negatif," ujarnya.

Cara dapat layanan telemedicine secara gratis

Untuk dapat mengakses layanan telemedicine secara gratis Anda cukup men-download atau mengakses 11 platform telemedicine yang saat ini sudah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan.

“Maka kita bekerjasama dengan 11 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan juga jasa pengiriman obat secara gratis. Dibantu ditanggung oleh teman-teman telemedicine, startup, dan juga Kementerian Kesehatan,” kata Menkes dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan.

Berikut daftar 11 platform telemedicine dan link yang bisa diakses saat isolasi mandiri.

1. Alodokter

2. GetWell

3. Good Doctor

4. Halodoc

5. KlikDokter

6. KlinikGo

7. Link Sehat

8. Milvik Dokter

9. ProSehat

10. SehatQ

11. YesDok

Menurut Budi Gunadi, melalui layanan konsultasi kesehatan secara online tersebut, dokter bisa mengidentifikasi pasien berdasarkan hasil konsultasi, untuk selanjutnya dilakukan penanganan berdasarkan kondisi pasien.

Melalui layanan ini, rumah sakit bisa melakukan skrining awal untuk pasien dengan gejala sedang/berat termasuk pemberian paket obatnya melalui fasilitas pelayanan kefarmasian yang ditunjuk oleh Kementerian Kesehatan.

Paket obat akan dikirimkan secara gratis untuk yang benar-benar tanpa gejala, sedangkan pasien dengan gejala, misalnya demam sedikit, akan diberikan juga paketnya secara gratis.

Tak hanya itu, platform telemedicine ini juga terintegrasi dengan laboratorium testing PCR. Bagi pasien yang ingin melakukan uji PCR bisa dilakukan melalui form telemedicine yang tersedia.

Baca juga artikel terkait COVID-19 atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Addi M Idhom