Menuju konten utama

Kenapa Kontak Erat COVID-19 Perlu Isoman Meski Antigennya Negatif?

Isoman harus dijalani meski hasil antigen negatif karena bisa saja hasil tes tidak akurat sebab masa inkubasi virus SARS-CoV-2 5 hingga 14 hari.

Kenapa Kontak Erat COVID-19 Perlu Isoman Meski Antigennya Negatif?
Ilustrasi Corona di Ruang Publik. foto/Istockphoto

tirto.id - Angka positif kasus COVID-19 masih cukup tinggi hingga saat ini. Berdasarkan data Satgas COVID-19 hingga Selasa (20/7/2021) kasus positif COVID-19 bertambah 38.325 atau jumlah total yang terkonfirmasi COVID-19 mencapai 2.950.058.

Bahkan untuk menekan angka penularan COVID-19 pemerintah juga memutuskan untuk memperpanjang PPKM Darurat hingga 26 Juli mendatang.

Guna mencegah semakin meluasnya penularan COVID-19 bagi meraka yang kontak erat dengan pasien atau orang yang terkonfirmasi COVID-19 sebaiknya segera melakukan isolasi mandiri (isoman) dan pemeriksaan setidaknya swab antigen untuk memastikan kondisinya.

Dokter spesialis paru Nila Kartika Ratna mengatakan orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 tetap harus menjalani isoman meskipun hasil tes usap antigen menunjukkan hasil dirinya negatif.

Ia menjelaskan isolasi mandiri tetap harus dijalani meski hasil antigen negatif karena bisa saja hasil tes tersebut tidak akurat mengingat masa inkubasi virus SARS-CoV-2 berada dalam durasi waktu 5 hingga 14 hari lamanya.

Sehingga, tes antigen akan lebih efektif penggunaan dan datanya jika tes dilakukan di hari kelima setelah melakukan kontak erat dengan pasien COVID-19.

“Jadi kalau misalnya hari ini Anda kontak dengan pasien positif COVID-19, lalu hari ini periksa antigen negatif, bukan berarti kita tidak tertular. Jangan senang dulu bisa jadi virusnya masih melakukan inkubasi,” kata dokter Nila yang selama ini juga menangani kasus COVID-19 di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, Kalimantan Utara, seperti dilansir dari Antara.

Dalam webiner Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) itu, dokter Nila menjelaskan bahwa mengingat masa durasi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19 memiliki waktu inkubasi selama dua minggu, maka sangat disarankan agar orang yang berkontak erat dengan pasien COVID-19 menjalankan isolasi mandiri.

Tentunya selama isolasi mandiri, orang dengan kontak erat sebisa mungkin tidak bertemu dengan kerumunan atau pun keluarga agar bisa meminimalisir potensi penyebaran COVID-19.

Sebagai contoh kasus, Nila mencontohkan ada seorang pemuda yang berkontak erat dengan pasien COVID-19 dari tempat kerjanya, setelah tahu ia isolasi selama lima hari dan melakukan tes antigen COVID-19 dan mendapatkan hasil negatif.

Setelah itu, rupanya karena mendapatkan hasil negatif ia memutuskan untuk bertemu dengan teman-teman dan keluarganya. Rupanya di hari kesepuluh ia mengalami gejala mulai dari demam hingga mual. Akhirnya setelah kembali menjalani tes ia terbukti positif COVID-19.

Berkaca dari contoh kasus itu, maka sangat disarankan bagi orang dengan kontak erat kasus COVID-19 agar tetap menjalankan isolasi mandiri meski mendapatkan hasil tes antigen negatif.

Dokter Nila menyarankan jika ingin mendapatkan hasil pengetesan COVID-19 yang efektif, maka sebaiknya masyarakat memilih melakukan pengetesan RT PCR untuk memastikan langsung ada atau tidaknya virus COVID-19 di dalam tubuh orang yang berkontak erat.

Jika ternyata didapati hasil positif COVID-19 usai berkontak erat dengan pasien terkonfirmasi, maka masyarakat disarankan untuk segera menghubungi pihak puskesmas terdekat atau menggunakan layanan telemedisin sehingga mendapatkan penanganan COVID-19 yang efektif.

Baca juga artikel terkait COVID-19 atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Addi M Idhom