Menuju konten utama

Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Positif COVID-19 & Syarat Isoman

Jika hasil swab antigen atau swab PCR menyatakan anak positif COVID-19 tetapi masih bergejala ringan maka manfaatkan fasilitas telemedicine.

Apa yang Harus Dilakukan Jika Anak Positif COVID-19 & Syarat Isoman
Ilustrasi Anak Sakit. foto/Istockphoto

tirto.id - Kasus positif COVID-19 pada anak-anak Indonesia telah mengalami peningkatan di awal Februari 2022, bila dibandingkan dengan kasus positif pada Januari 2022.

Berdasarkan survei IDAI, saat ini tengah terjadi peningkatan kasus infeksi COVID-19 varian Omicron pada anak, terutama di luar Pulau Jawa.

Pada awal Januari, tercatat 70 kasus dan terus meningkat hingga 350 kali lipat pada 14 Februari 2022. Angka tersebut telah melampaui puncak gelombang kedua COVID-19 pada Juli 2021.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dokter Fify Mulyani, mengatakan, gejala yang umum dialami oleh bayi saat terjangkit COVID-19 varian Omicron meliputi kesulitan bernapas atau batuk yang terus menerus disertai napas yang pendek, adanya penurunan intensitas buang air kecil, menolak disusui, dan demam tinggi.

"Sementara pada anak yang usianya lebih besar atau pada balita, gejala infeksi COVID-19 varian Omicron yang paling sering dilaporkan adalah pilek, sakit kepala, demam, dan yang paling umum adalah sakit tenggorokan," imbuh Fify.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia dokter Piprim Basarah Yanuarso, Sp.A(K) mengingatkan para orang tua untuk waspada terhadap bahaya COVID-19 varian Omicron yang mengintai anak karena dapat menyebabkan masalah kesehatan yang fatal.

"Ada beberapa kasus laporan pada dokter anak yang menerima kasus Multisystem Inflammatory Syndrome in Children (MIS-C) bisa menyebabkan gagal jantung dan diabetes melitus, juga bisa merusak organ-organ lain," kata Piprim.

Piprim mengatakan, anak berpotensi mengalami MIS-C beberapa waktu setelah terpapar COVID-19.

"Jadi, hati-hati terhadap potensi long COVID-19 atau MIS-C yang bisa menimpa bahkan ketika swabnya sudah negatif," ujar Piprim.

Yang harus dilakukan saat anak terinfeksi COVID-19

Lantas apa yang harus dilakukan jika anak terinfeksi COVID-19, apakah boleh melakukan isolasi mandiri?

Jika anak mengalami gejala COVID-19, hal pertama yang Anda harus lakukan adalah tetap berusaha untuk tenang. Setelah itu, segera lakukan pemeriksaan dengan swab antigen atau swab PCR.

Jika hasil pemeriksaan swab antigen atau swab PCR menyatakan anak Anda positif COVID-19 tetapi masih bergejala ringan maka manfaatkan fasilitas telemedicine untuk mendapatkan obat-obatan dan konsultasi dokter. Namun jika gejala COVID-19 pada anak Anda semakin memburuk, maka Anda bisa segera membawa anak ke rumah sakit dekat.

Syarat anak boleh isoman saat positif COVID-19

Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dokter Yogi Prawira Sp.A(K), mengungkapkan kriteria pasien anak yang terinfeksi COVID-19 yang boleh isolasi mandiri dengan pemantauan ketat dari orang tua.

"Isolasi mandiri dapat dilakukan di rumah guna menghindari rumah sakit atau fasilitas kesehatan penuh, dengan catatan orang tua atau pengasuh harus memantau ketat anak yang terpapar COVID-19," kata Yogi, seperti dilansir dari Antara.

Berikut kriteria anak-anak yang terinfeksi COVID-19 tetapi boleh menjalani isolasi mandiri di rumah.

1. Pasien anak dengan COVID-19 boleh isolasi mandiri di rumah bila tidak mengalami gejala apa pun

2. Pasien anak dengan COVID-19 boleh isolasi mandiri di rumah bila punya gejala ringan seperti batuk, pilek, demam, diare, muntah dan ruam-ruam.

3. Pasien anak dengan COVID-19 boleh isolasi mandiri di rumah bila anak masih aktif, bisa makan dan minum

4. Pasien anak dengan COVID-19 boleh isolasi mandiri di rumah bila saturasi oksigen dalam keadaan istirahat di atas 95 persen

5. Pasien anak dengan COVID-19 boleh isolasi mandiri di rumah bila tidak ada desaturasi saat aktivitas, tidak mengalami sesak napas

6. Pasien anak dengan COVID-19 boleh isolasi mandiri di rumah bila lingkungan rumah atau kamar punya ventilasi yang baik

7. Pasien anak dengan COVID-19 boleh isolasi mandiri di rumah bila tidak punya komorbid seperti obesitas

Apa yang harus dilakukan saat mendampingi anak isolasi mandiri di rumah?

Sementara itu, apa yang harus dilakukan untuk mendampingi anak yang terinfeksi COVID-19 dan melakukan isolasi mandiri di rumah?

Melansir Instagram resmi Dinkes DKI Jakarta ada beberapa hal yang harus dilakukan orang tua saat mendampingi anak melakukan isomasi mandiri di rumah, yaitu,

- Pastikan untuk tetap berada di rumah

- Menjaga jarak dengan orang lain 1 hingga 2 meter

- Tetap memakai masker

- Cek suhu tubuh di pagi hari dan sore hari

- Mengecek saturasi oksigen dengan oximeter

- Makan makanan bergizi

- Memantau laju nafas anak

- Melakukan aktivitas visik ringan

- Mendapatkan sinar matahari pagi

- Minum vitamin dan obat sesuai anjuran dokter

- Istirahat yang cukup

- Sering membersihkan benda atau alat makan dan mainan yang sering dipegang

- Pisahkan sampah masker, tisu dan barang bekas pakai dalam kantong plastik yang terikat atau tertutup

Baca juga artikel terkait KESEHATAN atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya