Menuju konten utama

Apa Saja yang Harus Dijauhi Saat Berpuasa Ramadhan?

Berikut ini sejumlah perkara yang harus dijauhi selama puasa Ramadhan agar tidak mengurangi pahala puasa di sisi Allah SWT.

Apa Saja yang Harus Dijauhi Saat Berpuasa Ramadhan?
Ghibah, berkata kotor, hingga tindakan memfitnah merupakan perkara yang harus dijauhi selama puasa Ramadan. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Berbohong, memfitnah, menipu, bergibah, dan sebagainya merupakan perilaku yang harus dijauhi saat berpuasa Ramadhan. Meskipun tidak membatalkan puasa, namun berbagai perilaku tersebut mengurangi atau bahkan menghapus pahala puasa. Berikut ini penjelasan mengenai perkara yang harus dijauhi seorang muslim selama puasa Ramadhan.

Pengertian puasa adalah ibadah menahan diri dari segala hal yang membatalkannya seperti makan, minum, hingga berhubungan suami-istri dari terbitnya fajar shadiq (waktu subuh) hingga terbenamnya matahari (waktu magrib).

Orang-orang Islam yang wajib berpuasa Ramadan adalah mereka yang mukalaf. Makna dari mukalaf adalah kondisi saat seorang muslim atau muslimah dikenakan hukum wajib menjalankan rukun Islam karena telah memenuhi syarat-syarat tertentu, seperti balig, berakal sehat, dan tidak memiliki uzur syar’i.

Uzur syar’i adalah keadaan di luar kemampuan manusia yang menyebabkan seorang mukalaf diperbolehkan untuk tidak berpuasa, seperti sakit parah, safar, haid, dan lain sebagainya.

Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitabKasyifatu Saja fi Syarh Safinatin Najah (2011) menyebutkan beberapa orang yang diperbolehkan untuk tidak berpuasa, di antaranya adalah musafir, orang sakit, orang jompo, hingga wanita hamil atau menyusui.

Perkara yang Harus Dijauhi Selama Berpuasa

Seorang muslim yang berpuasa tidak cukup hanya menjauhi segala hal yang membatalkannya. Namun, ia juga harus menghindari berbagai perkara yang dapat mengurangi pahala puasa, atau bahkan yang dapat menghilangkannya secara keseluruhan, seperti berbohong, bergibah, memfitnah, hingga menipu orang lain.

Perkara-perkara ini tidak sesuai dengan makna puasa sebagai ibadah untuk menahan hawa nafsu manusia.

Hal ini juga dijelaskan Nabi Muhammad SAW dalam sebuah hadis tentang kerugian bagi seorang muslim yang berpuasa namun tidak meninggalkan perkara seperti berbohong dan sebagainya berikut:

“Betapa banyak orang-orang yang berpuasa tidak mendapatkan balasan kecuali lapar dan haus,” (H.R. Thabrani).

Berikut ini beberapa perkara yang harus dijauhi oleh seorang muslim ketika sedang menjalankan ibadah puasa.

1. Berkata dan melakukan perkara yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Di antara tindakan yang dilarang dan tidak sesuai dengan ajaran Islam adalah berbohong, memfitnah, bergibah, menggosip, menipu, berkata kotor, mencaci maki, membuat gaduh, mengganggu orang lain, dan sebagainya.

Rasulullah SAW dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah RA menjelaskan mengenai perkara ini sebagai berikut:

“Jika seseorang antara kamu berpuasa, maka janganlah berkata kotor pada hari itu, dan janganlah berbuat gaduh. Jika dimarahi oleh seseorang atau dimusuhinya, hendaklah ia berkata: ‘saya sedang berpuasa’,” (H.R. Bukhari dan Muslim).

2. Berkumur di mulut maupun hidung (istinsyaq) secara berlebihan.

Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk istinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung ketika berwudu) secara keras.

Akan tetapi, saat berpuasa, Nabi Muhammad SAW menyuruh untuk melakukannya dengan pelan-pelan, serta tidak berlebihan. Dikhawatirkan, istinsyaq yang berlebihan dapat membuat air masuk ke rongga hidung hingga tertelan.

Hal itu dijelaskan dalam sebuah hadis dari jalur Laqith bin Saburah bahwa Rasulullah SAW bersabda sebagai berikut:

“Ratakanlah air wudu dan sela-selalah jari-jarimu, dan keraskanlah dalam menghirup air dalam hidung (istinsyaq), kecuali jika engkau sedang berpuasa,” (HR. Bukhari dan Muslim).

3. Mencium pasangan di siang hari atau melakukan aktivitas seksual selain hubungan suami istri

Selama berpuasa, suami atau istri sebaiknya tidak mencium pasangannya jika tidak bisa menahan syahwat masing-masing.

Meskipun bercumbu dengan pasangan tidak membatalkan puasa, namun para ulama menganggapnya makruh karena berpotensi mengantarkan pada hubungan suami istri yang terlarang selama puasa Ramadan.

Dalilnya adalah hadis riwayat Aisyah RA ia berkata: "Rasulullah SAW pernah mencium dan merangkul saya dalam keadaan berpuasa, tetapi beliau adalah orang yang paling mampu menahan syahwatnya," (H.R. Nasai).

Selain itu, pada Ramadhan, umat Islam dianjurkan untuk menyibukkan diri dengan beribadah dan melakukan amalan baik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, sekaligus meninggalkan perbuatan-perbuatan yang berpotensi membatalkan puasa atau mengurangi pahala ibadah tersebut.

Baca juga artikel terkait AGAMA ISLAM atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Abdul Hadi