tirto.id - Terapi ikan merupakan salah satu perawatan dengan cara mencelupkan kaki ke dalam air yang berisi ikan selama kurang lebih 15-20 menit. Ikan yang digunakan biasanya adalah ikan Garra Rufa atausering disebut dengan Fish Doctor.
Ikan-ikan ini akan memakan kulit mati sehingga kaki akan tampak lebih halus, bebas kapalan, dan kutikula yang tampak lebih bersih.
Terapi ikan pada awalnya amat populer di Turki dan beberapa negara Timur Tengah lainnya. Ikan Garra Rufa sendiri merupakan ikan yang berasal dari Turki dan negara-negara Timur Tengah termasuk Asia Tenggara.
Tak heran di Indonesia sendiri, terapi ikan juga banyak penggemarnya. Selain membuat kulit nampak lebih halus, terapi ikan juga memberikan sensasi relaksasi yang sangat menenangkan.
Namun, selain mendapatkan kulit yang tampak lebih halus, ternyata terapi ikan ini memiliki beberapa risiko yang patut Anda ketahui.
Dilansir dari laman Healthline, terapi ikan ternyata sudah mulai dilarang di beberapa negara bagian Amerika, Kanada, dan Eropa. Bukan tanpa sebab, terapi ikan pasalnya menimbulkan beberapa risiko kesehatan dan dampak lingkungan yang tidak bisa diabaikan, di antaranya
Kerusakan kulit
Ikan Garra Rufa berasal dari Turki. Namun kadang penyedia ikan cenderung mendapatkannya dari Asia Timur, padahal kebanyakan ikan yang berasal dari Asia Timur merupakan ikan jenis lain yang terlihat sangat mirip dengan Garru Rufa, yaitu ikan Chin Chin Fish atau yang bernama latin Cyprinion Macrostomus. Ikan ini memiliki gigi-gigi kecil sehingga gigitannya bisa merusak kulit dan menyebabkan pendarahan.
Apabila terjadi pendarahan selama proses terapi berlangsung, tentu risiko penyakit yang ditularkan semakin meningkat apalagi sama-sama menggunakan kolam atau baskom yang sama dengan pengunjung lainnya.
Infeksi
Pada sebuah studi yang dilakukan pada 2019, mencatat bahwa terapi ikan bisa menyebarkan penyakit zoonosis, yaitu infeksi yang berasal dari hewan dan menyebar ke manusia.
Meski risiko infeksi ini sangat rendah tetapi beberapa penelitian menemukan adanya mikroba yang menyebabkan penyakit seperti Aeromonas veronii, Hidrofilia eromona, Vibrio choleraw, Shewanella putrefaciens, Mycrobacterium marinum dan M. Ycobacterium goodii.
Pertumbuhan mikroba ini disebabkan oleh kesehatan ikan yang buruk akibat dari kondisi kolam atau wadah ikan yang tidak higienis karena sulitnya untuk memindahkan ikan.
Selain penyebaran penyakit zoonosis, terapi ikan juga bisa menyebabkan onikomadesis, yaitu kuku kaki menghitam dan rontok. Hal ini disebabkan oleh trauma pada kuku kaki akibat tekanan bertubi-tubi dari ikan.
Dampak lingkungan
Karena tingkat popularitasnya yang cukup tinggi, terapi ikan ini membuat Garra Rufa menjadi overfarming. Bahkan negara Turki mencatut bahwa ikan Garra Rufa menjadi salah satu spesies yang dilindungi. Budidaya satu spesies ikan Garra Rufa secara berlebihan sangat mempengaruhi eksoistem dan hewan lain dalam rantai makanan.
Setelah mengetahui manfaat dan risiko terapi ikan, ada baiknya untuk mempertimbangkan terapi ikan dengan memilih alternatif lain untuk mengatasi permasalahan yang sama.
Anda bisa melakukan perawatan di rumah dengan cara merendam kaki dalam baskom berisi air hangat sambil menggosok pelan dengan batu apung, mengoleskan krim pelembab kaki, dan memakai kaus kaki untuk menghindari kulit kaki yang kasar.
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Nur Hidayah Perwitasari