Menuju konten utama

Apa Perbedaan Opini dan Fakta dalam Bahasa Indonesia?

Fakta dan opini dapat muncul dalam sebuah artikel dan keduanya memiliki ciri-ciri yang berbeda.

Apa Perbedaan Opini dan Fakta dalam Bahasa Indonesia?
Ilustrasi EYD. foto/IStocokphoto

tirto.id - Sebuah artikel biasanya akan memuat fakta dan opini. Tujuannya untuk mempengaruhi, meyakinkan, mendidik, sampai menghibur pembaca. Kendati demikian, para pembaca harus bisa membedakan antara opini dan fakta, sehingga bisa memastikan kalau informasi yang ia dapatkan bersifat valid.

Melansir Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XII (Kemdikbud 2020), fakta didefinisikan sebagai kenyataan atau peristiwa yang benar-benar terjadi. Fakta akan menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, atau berapa. Fakta memiliki tingkat kepercayaan tinggi karena informasi yang disajikan memang benar-benar ada.

Fakta dapat dibagi menjadi dua macam, yakni fakta umum dan fakta khusus. Fakta umum adalah kalimat fakta yang kebenarannya berlaku selamanya, seperti fakta air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah. Sementara fakta khusus merujuk pada kebenaran yang sifatnya sementara atau pada kurun waktu tertentu.

Sementara opini adalah pendapat, pikiran, atau pendirian seseorang terhadap suatu hal. Opini sering dipakai untuk menjawab pertanyaan bagaimana dan mengapa. Karena berupa buah pikiran seseorang, maka opini setiap orang sangat mungkin berbeda.

Opini juga dibagi menjadi dua, yakni opini perorangan dan opini umum. Opini perorangan atau individu adalah opini yang pendapatnya disampaikan satu orang tertentu. Sedangkan opini umum yaitu opini yang gagasannya diajukan banyak orang atau semua orang.

Perbedaan fakta dan opini

Fakta dan opini dalam sebuah tulisan, dapat dikenali dari ciri-ciri pada kalimatnya. Ciri kalimat fakta sebagai berikut:

  • Informasinya dapat dibuktikan kebenarannya;
  • Berisi data-data bersifat kuantitatif (angka) dan kualitatif (pernyataan);
  • Memiliki data akurat meliputi waktu, tanggal, tempat dan peristiwa;
  • Dikumpulkan dari narasumber terpercaya;
  • Sifatnya objektif, yaitu data yang sebenarnya dan bukan dibuat-buat, dilengkapi pula dengan gambar objek;
  • Umumnya bisa menjawab rumus pertanyaan 5W + 1H;
  • Menyatakan kejadian yang sedang atau telah dan pernah terjadi;
  • Informasi dari kejadian yang sebenarnya;
  • Pengungkapan fakta cenderung deskriptif dan apa adanya;
  • Penalaran fakta cenderung induktif.

Sementara itu, menurut laman Itjen Kemendikbud, kalimat opini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

  • Benar tidaknya opini dipengaruhi data pendukung atau konteksnya;
  • Sifatnya subjektif atau bergantung pada kepentingan tertentu dan biasanya disertai dengan pendapat, saran, dan uraian penjelasan;
  • Tidak berasal dari narasumber;
  • Memiliki isi berupa pendapat tentang peristiwa yang terjadi;
  • Menunjukkan peristiwa yang belum pasti terjadi atau terjadi di kemudian hari;
  • Hasil pikiran atau pendapat seseorang atau kelompok;
  • Informasi yang disampaikan belum memiliki pembuktian;
  • Umumnya ditandai dengan penggunaan kata-kata: bisa jadi, sepertinya, mungkin, seharusnya, sebaiknya;
  • Opini cenderung diungkapkan secara argumentatif dan persuasif;
  • Penalaran opini cenderung menggunakan pendekatan deduktif.

Baca juga artikel terkait FAKTA atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Alexander Haryanto