tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyinggung capaian kinerjanya sebagai kepala daerah dalam reuni akbar 212, pada Minggu (2/12/2018). Anies mengklaim kepemimpinannya selama setahun ini telah membuahkan hasil, seperti menghentikan reklamasi hingga merealisasikan janji DP 0 rupiah.
“Alhamdulillah satu tahun perjalanan di Jakarta janji [kampanye] kami tunaikan. Yang dianggap tidak mungkin, Insyaallah akan kami laksanakan satu-satu,” kata Anies di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Anies menegaskan janji-janji itu bisa diwujudkannya tanpa melalui kekerasan. Ia mengklaim dirinya hanya perlu secarik kertas dan tanda tangan untuk merealisasikan janji tersebut.
“Karena itu jangan pernah anggap enteng proses politik, karena tanda tangan yang menentukan arah kebijakan,” kata Anies.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono menilai tindakan Anies salah tempat. Gembong mengatakan reuni akbar 212 semestinya diisi dengan kegiatan keagamaan, bukan laporan kinerja gubernur.
Sayangnya, kata Gembong, Anies malah seakan menjadikan kegiatan reuni akbar 212 sebagai forum laporan pertanggungjawaban terhadap apa yang sudah dilakukan selama ini.
“Bagi saya, ini forum silaturahmi umat untuk meyakinkan akidah, mempertebal keyakinan. Itulah prinsip utamanya,” kata Gembong.
Sebaliknya, Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Abdurrahman Suhaimi menilai tidak ada masalah dengan pernyataan yang disampaikan Anies. Suhaimi menganggap pernyataan Anies sebagai hal biasa.
Suhaimi menilai hal itu sah saja dilakukan mengingat Anies hadir dengan mengenakan pakaian dinas. Ia bahkan menyebutkan capaian kinerja yang disampaikan pun merupakan informasi umum dan sebelumnya telah ditunggu-tunggu berbagai pihak.
“Memang itu malah yang perlu didengar. Gubernur [DKI Jakarta] memanfaatkan momentum. Momennya sedang banyak orang, maka gubernur menyampaikan informasi yang perlu didapatkan [masyarakat]” kata Suhaimi kepada reporter Tirto.
Anies Dinilai Cari Dukungan
Direktur Populi Center Usep Achyar berpendapat apa yang disampaikan Anies bisa dimaknai sebagai upaya untuk mencari dukungan. Sebab, kata Usep, forum seperti itu menjadi momentum yang baik untuk menyampaikan pesan.
“Apalagi yang diundang hanya kelompok tertentu,” kata Usep.
Menurut Usep, agenda reuni akbar 212 ini sulit bila dikatakan tidak terkait dengan politik. Sebab, yang hadir mayoritas adalah tokoh dari partai politik yang saat Pilgub DKI 2017 mendukung Anies Baswedan dan pengusung Prabowo-Sandiaga di Pilpres 2019.
“Malah seakan menjadi penegasan bahwa 212 bukan hanya peristiwa keagamaan atau gerakan moral,” kata Usep.
Usep menganggap momentum itu tentu akan dimanfaatkan sebaik mungkin oleh para politikus, termasuk Anies.
Kegiatan itu bahkan dinilai Usep menjadi sarana penyaluran ekspresi yang tepat bagi kelompok-kelompok yang selama ini merasa tidak mendapatkan tempat di pemerintahan. Maka tak heran, bila sejumlah pejabat dan tokoh politik yang selama ini dikenal kontra terhadap pemerintahan Jokowi terlihat hadir dalam reuni akbar 212 tersebut.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Abdul Aziz