tirto.id - Aksi 212 sudah terselenggara tiga kali sejak dimulai pada 2016. Satu nama yang selalu disebut-sebut dalam tiap kesempatan adalah Joko Widodo (Jokowi). Tentu ini tak mengherankan mengingat posisinya sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Pun ini ada kaitannya dengan posisi massa terhadap Jokowi. Gerakan ini cenderung jadi oposan presiden.
Meski demikian, toh Jokowi pernah sekali mendatangi massa. Itu terjadi pada aksi 212 pertama, 2 Desember 2016. Mantan Wali Kota Solo ini bahkan salat Jumat berjamaah dengan demonstran meski saat itu tengah hujan.
Aksi 212 pada 2016 itu adalah respons dari pidato Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang menyinggung suat Al-Maidah ayat 51. Pidato Ahok dianggap menistakan Islam. Gara-gara pidatonya itu, Ahok kini mendekam di penjara.
Aksi 212 pada tahun berikutnya kembali digelar, namun Jokowi tidak lagi datang. Begitu juga aksi 212 tahun ini.
Lantas kemana Jokowi saat reuni aksi 212?
Pada 2 Desember 2017, Jokowi tengah menghadiri acara puncak peringatan Hari Guru Nasional di Stadion Patriot, Bekasi. Ia sudah berada di stadion pada pukul 08.45 atau ketika Monas sudah dipadati peserta aksi.
Saat acara tersebut, Jokowi mengenakan pakaian batik seragam PGRI berwarna dasar putih bercorak hitam. Ia didampingi oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat masih dipegang oleh Muhadjir Effendy, Gubernur Jawa Barat saat dipimpin Ahmad Heryawan, dan Ketua Umum PGRI Unifah Rasyidi.
Dalam kesempatan itu Jokowi berpesan kepada jajarannya agar mutu dan kesejahteraan guru ditingkatkan. Untuk itu, dia berharap tunjangan profesi dibayar tepat waktu dan tepat jumlahnya pula.
Setahun kemudian, tepatnya hari ini, pada 2 Desember 2018, Jokowi lagi-lagi tidak menghadiri Reuni Aksi 212. Kali ini, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sedang berada di Kelurahan Bantarjati, Bogor, membagikan sertifikat penyambungan listrik bagi masyarakat tidak mampu.
Dikutip dari Antara, untuk menuju ke lokasi di Desa Bantarjati Dua, Jokowi bersepeda bersama komunitas dari Istana Bogor dan keluar melalui pintu Kebun Raya Bogor. Jarak yang ditempuh kira-kira dua kilometer.
Sepanjang penelusuran Google News, Jokowi tak berkomentar sama sekali soal aksi 212 tahun 2017 dan 2018. Sementara pada 212 pertama, dia cuma berkomentar kalau itu bukanlah demonstrasi, melainkan "doa bersama."
Tanggapan Istana
Aksi 212 pada tahun ini diklaim tidak akan menyinggung masalah politik apa pun, termasuk soal Pilpres yang diselenggarakan tahun depan. Rangkaian acara Reuni Aksi 212 hanya akan diisi doa, zikir, maulid.
"Demi Allah, wallahi saya bersedia, tidak punya agenda politik sama sekali di dalam pengadaan acara ini. Agenda utamanya adalah maulid akbar," ujar Koordinator Reuni 212 Yusuf Muhammad Martak.
Meski demikian yang terjadi di lapangan tidak demikian. Tokoh FPI Rizieq Shihab, lewat live streaming dari Makkah mengatakan agar tahun depan, "kita harus ganti presiden." Rizieq juga berpesan agar memilih capres dan cawapres hasil ijtima ulama, dan itu tak lain adalah Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno meski tidak disebutkan secara eksplisit.
Sementara dari Istana, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengaku turut memantau situasi Reuni Aksi 212 melalui saluran TV. Menurutnya Reuni Aksi 212 berjalan cukup tertib dan terkendali.
"Aparat keamanan juga turut berpartisipasi sehingga acara lancar dan aman. Kami berterima kasih ada kesadaran yang kuat dari warga untuk menjaga situasi tetap kondusif," katanya kepada reporter Tirto.
Moeldoko yakin semua pihak setuju keamanan harus terus dijaga, terutama menjelang tahun politik. Itu juga dia harapkan setelah aksi ini selesai.
Penulis: Ringkang Gumiwang
Editor: Rio Apinino