tirto.id - Eskalasi perang antara Israel dan Palestina terus berlanjut. Per Jumat (3/11/2023), korban jiwa di Palestina mencapai 9.061 orang. Sementara itu dari Israel, jumlah korban sebanyak 1.400 orang.
Banyak negara mengecam kondisi konflik ini, berujung ke pemutusan hubungan diplomatik. Tercatat, Bolivia, Kolombia, Cile, hingga Yordania menarik duta besarnya dari Israel, sebagaimana dikutip dari CNBC Indonesia. Sementara itu, Irlandia disebut bakal mengusir duta besar Israel untuk Irlandia, seperti diberitakan CNN Indonesia.
Narasi mengenai usir-mengusir duta besar kemudian makin berkembang. Terbaru, salah satu unggahan di media sosial menyebut kalau Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat (AS) diusir oleh warga.
Terdapat video singkat yang menunjukkan kerumunan massa berbendera Palestina dalam unggahan itu.
"Rakyat Amerika syg Palestina, cu,a presidennya berhati 😈. Akhirnya dunia sadar penderitaanmu akan segera berakhir saudaraku," begitu isi pesan dalam video yang diunggah akun Facebook "Dhiraa Naila" pada Minggu (29/10/2023).
Sampai Selasa (7/11/2023), video tersebut telah tayang 882 ribu kali dan disebar ulang 4.700 kali. Unggahan juga mendapat lebih dari 57 ribu tanda suka dan 28 komentar.
Lalu bagaimana faktanya? Apakah benar duta besar Israel diusir warga Amerika Serikat?
Penelusuran Fakta
Video berdurasi satu menit 18 detik itu menunjukkan kerumunan massa yang membawa bendera Palestina, terdengar pula teriakan, "free free Palestine."
Kerumunan massa terlihat menyerang satu mobil SUV Mercedes putih yang hendak meninggalkan lokasi dengan perlindungan dari kepolisian.
Dari pengamatan Tim Riset Tirto, terdapat petunjuk yang mengindikasikan kejadian tidak terjadi di Amerika Serikat. Dalam rekaman terlihat mobil polisi bertuliskan "SPVM" di bagian kaca depannya.
Hasil penelusuran dengan mesin pencarian Google menunjukkan kalau SPVM adalah singkatan dari Service de Police de la Ville de Montréal atau Layanan Polisi Kota Montreal yang merupakan badan polisi untuk Kota Montreal, Quebec, Kanada dan wilayah perkotaan Montreal.
Hasil pencarian juga mengindikasikan kalau aksi massa terkait dukungan terhadap Palestina atau kontra perang Israel-Palestina kerap terjadi di Montreal. Semenjak serangan Hamas ke Israel yang memicu polemik konflik 7 Oktober 2023 lalu, makin banyak aksi massa di sana.
Lebih lanjut, hasil penelusuran gambar dari beberapa kejadian aksi massa, mengarah ke gambar berikut. Gedung hitam dalam gambar itu menyerupai salah satu gedung yang ada di video di Facebook.
Menggunakan nama gedung "Westmount Square" dalam foto itu sebagai kata kunci di perangkat Google Street View, ditemukan bentuk gedung yang serupa.
Posisi gedung hitam tiga lantai dengan tempat parkir basemen di ujung jalan, serupa dengan yang terekam di video. Bisa disimpulkan kalau aksi massa tidak terjadi di Amerika Serikat, tetapi di Kota Montreal, Quebec, Kanada.
Penelusuran soal kondisi Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat Michael Herzog juga tidak memberi bukti adanya pengusiran. Herzog masih memberi keterangan di sejumlah stasiun televisi di Amerika Serikat pada 1 dan 5 November 2023.
Hal ini mengindikasikan kalau Herzog masih di Amerika Serikat dan menjalankan tugasnya sebagai perwakilan Israel di Negeri Paman Sam. Tidak ada pengusiran terhadap dirinya.Jadi, klaim yang beredar di media sosial tentang duta besar Israel diusir warga Amerika Serikat itu bersifat salah dan menyesatkan (false and misleading).
Sumber:
Service de Police de la Ville de Montréal
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Periksa Data, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id
Editor: Shanies Tri Pinasthi