tirto.id - Sebelum ujian, biasanya sebagian orang mengalami stres atau merasa cemas.
Sebuah penelitian seperti diwartakan Science Direct menyebutkan, sedikit kegugupan sebenarnya dapat membantu seseorang melakukan yang terbaik.
Test anxiety disorder adalah kondisi psikologis di mana orang mengalami tekanan dan kecemasan yang ekstrem dalam situasi pengujian.
Sementara banyak orang mengalami beberapa tingkat stres dan kecemasan sebelum dan selama ujian, kecemasan ujian sebenarnya dapat mengganggu pembelajaran dan merusak kinerja ujian.
Kecemasan menjelang ujian termasuk jenis kecemasan kinerja, demikian seperti dilansir dari American Psylogical Association (APA).
Dalam situasi di mana tekanan muncul dan kinerja yang baik diperhitungkan, orang dapat menjadi sangat cemas sehingga mereka sebenarnya tidak dapat melakukan yang terbaik.
Contoh Test Anxiety Disorder
Contoh lain dari kecemasan kinerja menurut laman VeryWell Mind antara lain:
- Seorang pengusaha terdiam dan lupa informasi yang akan disampaikan untuk rekan kerja dan manajernya selama presentasi kerja.
- Seorang pemain bola basket sekolah menengah menjadi sangat cemas sebelum pertandingan besar. Selama permainan, dia begitu terbebani oleh tekanan ini sehingga dia mulai kehilangan tembakan yang sebenarnya mudah dilakukan.
- Seorang siswa biola menjadi sangat gugup sebelum resital. Selama pertunjukan, dia mengacaukan beberapa bagian kunci dan gagal dalam pertunjukan solonya.
Namun, kata dia, perasaan cemas yang berlebihan perlu diwaspadai karena mengarah pada test anxiety disorder.
“Jadi test anxiety disorder itu merupakan gangguan saat level cemas sangat tinggi di tengah situasi menghadapi ujian. Ujian tidak hanya seperti ujian sekolah atau masuk perguruan tinggi saja namun saat menghadapi penilaian ketika bekerja atau akan tampil,” ujarnya melalui keterangan tertulisnya kepada Tirto yang diunggah Kamis (10/3/2022).
Menurutnya, orang yang mengalami test anxiety disorder akan merasa kecemasan yang sangat luar biasa saat akan menghadapai penilaian. Gejalanya cukup beragam dari yang ringan hingga berat.
Namun, secara umum gejala gangguan kecemasan menghadapi ujian ini dikelompokkan menjadi tiga yakni gejala fisik, gejala kognitif dan perilaku, serta gejala emosional.
Gejala Test Anxiety Disorder
Gejala fisik antara lain berkeringat, gemetar, jantung berdetak cepat/berdebar, mual, perut tidak nyaman, badan menjadi dingin atau panas, bahkan pingsan.
Lalu gejala perilaku dan kognitif meliputi sulit konsentrasi, sulit berpikir, sering lupa, meragukan kemampuan atau berpikir buruk akan diri sendiri.
Sementara itu, gejala emosional di antaranya perasaan tidak berharga, putus asa, tidak berdaya, marah, bahkan ingin melukai diri sendiri.
Sutarimah memaparkan, ada dua penyebab test anxiety disorder. Pertama, penyebab biologis di mana secara biologis terdapat orang-orang yang secara genetis mempunyai kecenderungan untuk merasa cemas dan memiliki kemungkinan diturunkan.
“Sebenarnya semua orang saat berada di situasi menantang ada hormon yang dikeluarkan yakni adrenalin. Adrenalin ini meningkat saat berkompetisi yang berguna untuk memacu tampil maksimal, tetapi pada orang tertentu justru adrenalin yang muncul berlebihan sehingga menimbulkan cemas berlebih,” jelasnya.
Kedua, adalah penyebab kognitif. Kecemasan berlebih yang muncul karena pemikiran yang timbul dari pengalaman atau perjalanan hidup seseorang membuat mudah berfikir negatif akan diri sendiri maupun takut gagal.
“Diperparah lagi jika tidak dipersiapkan dengan baik menghadapi ujian dan ada sejarah kegagalan di masa sebelumnya,” imbuhnya.
Dosen Fakultas Psikologi UGM ini pun menegaskan bahwa test anxiety disorder bisa menjadi sebuah lingkaran setan jika tidak diatasi dengan baik.
Karena perasaan cemas yang berlebihan akan memengaruhi saat penilaian tidak bisa maksimal. Performa yang kurang maksimal tersebut akan berpengaruh saat melakukan ujian atau penilaian berikutnya.
Cara Mengatasi Test Anxiety Disorder
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi atau meredam kecemasaan jelang ujian, salah satunya dengan melakukan persiapan matang.
Persiapan tidak hanya dengan memahami materi atau apa yang akan diujikan saja, tetapi juga mempelajari situasi lingkungan fisik.
“Misal akan ujian SBMPTN, ya disiapkan jauh hari penguasaan materi dan juga situasi sekitar lokasi ujian,” ucap Sutarimah.
Selanjutnya, mengontrol pemikiran. Mengatur pemikiran penting dilakukan dengan berpikir positif dan menghindari pikiran-pikiran negatif.
Ditambah dengan menghindari tuntutan untuk selalu sempurna. Lakukan saja yang terbaik semaksimal mungkin yang Anda bisa.
Cara lainnya untuk mengurangi kecemasan yakni dengan melakukan relaksasi salah satunya dengan meditasi.
Selain meditasi, stress ball juga bisa menjadi sarana menyalurkan ketegangan. Dengan meremas stress ball bisa membantu tubuh lebih rileks.
“Tak kalah penting untuk mengurangi kecemasan adalah adanya dukungan keluarga dan lingkungan,” pungkasnya.
Editor: Yantina Debora