tirto.id - Salah satu gerakan khusus dalam pencak silat adalah sikap rimau yang dilakukan dengan merangkak. Gerakan ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan, gerak membela diri, sekaligus gerak waspada untuk menyerang lawan.
Dari sejarahnya, pencak silat sendiri merupakan seni bela diri asli Indonesia. Ia mengandalkan ketangkasan tubuh dalam menyerang dan membela diri, baik itu dengan senjata ataupun tidak, demikian mengutip dari buku Sejarah Perkembangan Pencak Silat (2008) yang ditulis oleh Hasan Alwi, dkk.
Ada dugaan kuat bahwa gerakan pencak silat terinspirasi dari gerakan berbagai macam binatang. Salah satu aliran silat legendaris di Indonesia, yakni Cimande, misalnya, dikaitkan dengan kisah pesilat perempuan yang mencontoh gerakan pertarungan harimau dan monyet.
"Peran binatang sebagai sumber inspirasi guna menciptakan gerakan pencak silat juga diketahui melalui beberapa kepercayaan orang-orang Melayu," tulis Aditya Charisma Permadi dalam Peranan Eddie Marzuki Nalapraya dalamIkatan Pencak Silat Indonesia (IPSI): Dari Lokal ke Internasional (Skripsi UI: 2013).
Sikap rimau pun tampaknya diadaptasi dari gerakan binatang. Kata "rimau" merupakan kependekan dari harimau. Bagian dari gerak harimau saat bertarung dan mempertahankan diri, apabila dimodifikasi dan disesuaikan dengan ketangkasan anggota tubuh manusia, akan menyerupai sikap rimau dalam pencak silat. Karena itulah, gerakan ini digunakan sebagai gerak lanjutan setelah menguasai gerakan dasar silat.
Cara Melakukan Sikap Rimau dalam Pencak Silat
Gerakan khusus pencak silat dengan merangkak disebut rimau. Selain sikap rimau, gerakan khusus lainnya adalah sikap tegak satu kaki, pancer bawah, pancer telentang, mengorak sila, dan sikap monyet.
Melatih gerakan khusus dalam pencak silat ini bertujuan untuk menguatkan dasar kesimbangan, yang kemudian penting untuk gerak pembelaan maupun menyerang lawan.
Sikap rimau dipakai untuk menyeimbangkan tubuh dan membela diri dalam bertarung. Berikut ini cara melakukan sikap khusus rimau dalam pencak silat, sebagaimana dikutip dari buku Tendangan Sabit dan Panjang Tungkai dalam Pencak Silat (2018) yang ditulis Aisah Pomatahu.
- Badan diposisikan seperti akan merangkak (satu kaki berada di depan badan dan lainnya di belakang)
- Salah satu tungkai kaki ditempatkan di depan badan dengan posisi lutut ditekuk 90 derajat.
- Badan menjorok atau condong maju, seperti bertumpu pada paha kaki yang berada di depan
- Sementara itu, tungkai kaki yang lain berada di belakang badan
- Tapak kaki yang berada di belakang badan dalam posisi seperti orang berjinjit
- Tungkai kaki yang berada di belakang dalam posisi memanjang, tapi ditekuk 30 derajat
- Salah satu lengan menopang di paha kaki yang berada di depan badan
- Sedangkan lengan yang lain dalam posisi vertikal dan jarinya-jarinya memijak tanah di samping badan
- Pada saat yang bersamaan, mata lurus memandang ke depan.
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Addi M Idhom