tirto.id - Di antara seleksi beasiswa LPDP 2022, ada seleksi bakat skolastik dan seleksi substansi. Kelulusan dua seleksi ini menentukan pelamar bisa diterima atau tidak pada beasiswa LPDP. Lantas, bagaimana penyelenggaraan dua tes tersebut? Apa saja komponen-komponennya?
Secara umum, seleksi beasiswa LPDP terdiri dari 3 tahap, yakni seleksi administrasi, seleksi bakat skolastik, dan seleksi substansi. Untuk bisa lulus dan ditetapkan sebagai awardee atau penerima beasiswa LPDP, pelamar harus lulus pada tes-tes tersebut.
Setelah lolos dalam seleksi administrasi, pelamar akan melanjutkan ke tahap seleksi bakat skolastik. Selanjutnya, apabila lolos seleksi bakat skolastik, barulah memasuki seleksi substansi.
Secara umum, tes bakat skolastik mirip dengan tes potensi akademik (TPA). Kendati demikian, ada karakteristik-karakteristik tertentu yang membedakan tes bakat skolastik dari TPA.
Kemudian, seleksi substansi adalah tes wawancara. Pertanyaan yang diajukan biasanya mengenai diri pribadi, isi personal statement dan motivation letter, serta pengetahuan mengenai universitas yang dituju.
Apa itu Seleksi Bakat Skolastik?
Pengertian seleksi bakat skolastik atau scholastic aptitude test adalah seperangkat alat tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif pelamar secara umum dan inteligensinya, sebagaimana dikutip dari Indonesian Journal of Educational Assessment.
Dengan demikian, tes ini akan mengukur bakat dasar dari pelamar, bukan hasil pengetahuan yang ia peroleh dari pembelajaran sebelumnya.
Hal itu berbeda dari tes potensi akademik (TPA) yang merupakan tes untuk melihat kemampuan dasar akademik. Biasanya, tes TPA digunakan untuk memprediksi kemampuan akademik seseorang apakah bisa atau tidak menyelesaikan studi di suatu institusi.
Kendati demikian, tes bakat skolastik, TPA, atau tes inteligensi umum (TIU) tidak berbeda jauh. Yang mungkin membedakannya adalah tingkat kesulitan dari masing-masing tes bervariasi satu sama lain. Untuk mengetahui rincian perbedaan antara seleksi bakat skolastik dan TPA, klik di sini.
Di tes LPDP, komponen yang akan ditanyakan dalam seleksi bakat skolastik biasanya sebagai berikut:
1. Penalaran verbal
2. Penalaran numerik
3. Pemecahan masalah
Karena tidak berbeda jauh dari tes-tes akademik lainnya, calon pelamar dapat belajar mempersiapkan seleksi bakat skolastik dengan mempelajari soal-soal TPA dari Bappenas, soal TIU CPNS, soal TPA Pascasarjana, dan sebagainya.
Dalam seleksi beasiswa LPDP kali ini, pelamar yang mengikuti seleksi bakat skolastik adalah pelamar yang tidak memiliki LoA (letter of acceptance) unconditional atau surat yang menyatakan bahwa pelamar sudah diterima di universitas yang dituju.
Sementara itu, apabila pelamar sudah memiliki LoA unconditional, ia tidak lagi harus mengikuti tes bakat skolastik dan dapat langsung melanjutkan ke seleksi substansi.
Apa itu Seleksi Substansi LPDP?
Setelah ditetapkan lulus pada seleksi bakat skolastik, pelamar akan mengikuti seleksi substansi. Lantas, apa itu seleksi substansi?
Berdasarkan pengalaman penulis mengikuti seleksi LPDP tahun silam, seleksi substansi merupakan seleksi wawancara.
Yang lebih penting lagi, kiranya apa yang akan ditanyakan di seleksi substansi atau tes wawancara tersebut?
Secara umum, topik umum yang akan ditanyakan dalam seleksi substansi adalah sebagai berikut:
- Informasi diri pribadi dan rencana selesai studi
- Isi esai atau personal statement atau motivation letter yang di-submit saat pendaftaran
- Pengetahuan tentang universitas yang dilamar peserta
- Komitmen kembali ke Indonesia
Sebagai catatan juga, bagi pelamar beasiswa LPDP luar negeri, ia harus bersiap menggunakan bahasa Inggris selama proses wawancara.
Untuk menghadapi seleksi substansi LPDP, pelamar dapat mempersiapkan matang-matang dengan mempelajari pertanyaan-pertanyaan yang sudah pernah diajukan pada seleksi tahun sebelumnya. Daftar pertanyaan tersebut dapat mudah ditemukan di internet.
Editor: Addi M Idhom