tirto.id - Keputusan untuk menjalani operasi plastik merupakan hal yang sangat pribadi. Seseorang yang akan menjalani prosedur kosmetik harus benar-benar paham tentang manfaat dan efek samping yang akan diterima setelahnya. Salah satu prosedur kosmetik yang populer adalah liposuction atau sedot lemak.
Sedot lemak bertujuan untuk memperbaiki area tubuk yang terdapat lemak menumpuk dengan membuang sel-sel lemak berlebih. Hasilnya adalah distribusi lemak yang lebih merata dan pembentukan tubuh yang lebih halus. Sedot lemak bukanlah pengganti untuk menurunkan berat badan atau olahraga. Prosedur ini memang menjanjikan penurunan berat badan, namun bukan dalam waktu yang lama. Sedot lemak dimaksudkan untuk membuang lemak berlebih yang tidak bisa hilang meskipun seseorang berolahraga atau melakukan diet.
Para ahli menyebut lemak sebagai komponen alami dari lapisan jaringan subkutan dan dapat ditemukan hampir di seluruh tubuh. Distribusi sel-sel lemak biasanya tidak merata, menghasilkan beberapa area yang menampilkan bagian-bagian yang lebih menonjol karena timbunan lemak. Inilah mengapa prosedur sedot lemak diperlukan.
Dikutip dari WebMd, sedot lemak bisa dilakukan dengan beberapa teknik. Teknik yang paling umum dilakukan adalah tumescent, yakni penyuntikan larutan steril di beberapa area lemak. Tujuannya agar membuat lemak lebih mudah untuk disedot serta menurunkan risiko sakit serta pendarahan.
Teknik selanjutnya disebut dengan ultrasound, yakni dengan mengirimkan energi gelombang suara untuk memecah dinding sel lemak di bawah kulit.
Hasilnya lemak akan mencair dan bisa disedot keluar. Lalu, ada yang disebut dengan teknik laser atau Smartlipo. Konsepnya hampir sama dengan ultrasound namun energi yang digunakan adalah laser.
Setiap prosedur tentu memiliki efek samping tidak terkecuali sedot lemak. Mayo Clinic menyebutkan ada beberapa efek samping setelah melakukan sedot lemak antara lain,
Mati rasa
Setelah prosedur, pasien mungkin tidak akan bisa merasakan apapun di sekitar area yang dioperasi. Efek ini biasanya bersifat sementara, namun ada beberapa kasus mati rasa yang permanen karena adanya kerusakan pada saraf.
Kontur kulit tidak rata
Setelah lemak dibuat, kontur kulit pasien tidak lagi halus dan elastis apalagi sesaat setelah operasi. Kulit pasien akan terlihat bergelombang atau longgar karena pembuangan lemak tidak merata.
Warna kulit tidak merata
Sedot lemak membutuhkan suntikan serta sayatan kecil dipermukaan kulit untuk memasukkan kanula. Hal ini menyebabkan area-area luka berubah warna menjadi lebih gelap. Efeknya membuat kulit di tubuh memiliki pigmentasi yang tidak merata.
Keracunan lidocane
Lidocane atau obat bius adalah cairan yang diberikan selama melakukan prosedur sedot lemak. Obat ini berfungsi untuk mengurangi rasa sakit selama operasi. Cairan ini sebetulnya aman, namun ada beberapa kondis pasien yang mengalami keracunan licodane. Keracunan ini akan menyebabkan gangguan serius pada jantung dan sistem saraf.
Luka internal
Dalam prosedurnya, sedot lemak menggunakan tabung kecil yang disebut kanula untuk menyedot lemak keluar. Caranya adalah dengan memasukan kanula kedalam lapisan kulit. Ada beberapa kasus kanula tertusuk terlalu dalam hingga mengenai organ tertentu. Ini bisa menyebabkan pendarahan dan memerlukan pembedahan.
Rasa terbakar
Pasien mungkin akan mengalami luka bakar atau merasakan sensasi kulit terbakar sesaat setelah operasi. Hal ini disebabkan oleh energi panas yang dihasilkan dari prosedur ultrasound. Dalam hal ini dokter akan menyarankan untuk mengompres luka sisa dari operasi.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari