tirto.id - Sebuah benda yang dinamakan seaglider baru-baru ini ditemukan nelayan di perairan Selayar, Sulawesi Selatan.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono menyebutkan "drone" bawah laut yang ditemukan nelayan ini merupakan seaglider untuk riset bawah laut.
"Alat ini seaglider, banyak untuk keperluan survei atau untuk mencari data oseanografi di laut, di bawah lautan," kata Yudo seperti dikutip Antara, Senin (4/1/2021).
Menurut Yudo, seaglider memang bisa untuk berbagai kepentingan, mulai dari kepentingan industri, survei, hingga kepentingan militer, karena kemampuannya dalam memetakan kondisi tertentu.
Berdasarkan penelitian TNI AL selama 1 minggu, seaglider yang ditemukan tersebut berukuran 2,25 meter, terbuat dari aluminium dengan dua sayap, propeller, serta antena belakang. Di badan seaglider, terdapat instrumen yang mirip kamera.
"Badannya terbuat dari aluminium dengan dua sayap 50 cm, panjang bodi 225 cm, kemudian propeller 18 cm di bawah, panjang antena yang belakang 93 cm. Terdapat pula instrumen mirip kamera terletak di bodi, ini yang di atas sini," ujarnya.
Yudo mengatakan, saat ini kondisi seaglider itu masih sama seperti saat pertama kali ditemukan oleh para nelayan pada tanggal 26 Desember 2020.
"Selanjutnya oleh nelayan dilaporkan kepada babinsa, lalu dibawa ke koramil," imbuhnya.
Setelah mendapat persetujuan dengan Dandim Selayar, TNI AL mendapatkan izin untuk melakukan kerja sama mengenai penelitian seaglider itu.
"Karena ada hubungannya dengan Angkatan Laut dan penelitian, kami teliti tentang fungsi alat tersebut sehingga kami bawa ke sini (Pushidrosal)," ujarnya.
Teknologi Seaglider
DilansirKongsberg, seaglider adalah kendaraan bawah air otonom (AUV) yang dikembangkan untuk pengukuran berkelanjutan dan jangka panjang parameter oseanografi.
Baling-baling pada seaglider tidak digerakkan secara elektrik, tetapi kendaraan ini menggunakan perubahan kecil dalam daya apung dan sayap untuk mencapai gerakan maju.
Sikap kendaraan dikontrol menggunakan adjustable ballast (baterai kendaraan). Seaglider bergerak melalui air dengan pola dan permukaan seperti gigi gergaji yang sering digunakan untuk menentukan posisinya dan mengirimkan data yang dikumpulkan serta menerima perintah melalui telemetri satelit.
Navigasi dilakukan dengan menggunakan kombinasi perbaikan GPS saat berada di permukaan dan sensor internal pantau arah kendaraan, kedalaman dan sikap selama penyelaman.
Seaglider adalah alat pengumpulan data yang andal dan menggabungkan sensor eksternal yang terus memindai laut untuk menentukan sifat air atau lingkungan.
Menurut data Hydroid, model operasional dan desain kokoh seaglider memungkinkannya bekerja di hampir semua kondisi laut dan cuaca.
Misi pengumpulan data bisa berlangsung berbulan-bulan saat kendaraan melintasi ribuan mil. Ini muncul secara berkala untuk menentukan posisinya, mengirimkan data yang dikumpulkan dan menerima perintah melalui telemetri satelit.
Kendaraan ini relatif kecil dan ringan, memungkinkan penyebaran melalui kapal-kapal kecil peluang.
Seaglider dikembangkan bersama oleh University of Washington (UW) School of Oceanography dan University of Washington Applied Physics Lab mulai tahun 1995 dengan dana yang disediakan oleh Office of Naval Research dan National Science Foundation.
Pada 2013, pemangku kepentingan UW bekerja dengan CoMotion, pusat inovasi kolaboratif UW, untuk mengidentifikasi mitra industri untuk memproduksi dan mendukung seaglider di tingkat komersial.
Aplikasi Seaglider:
- Oseanografi Fisik
- Oseanografi Kimia
- Pemantauan Lingkungan
- Studi Perubahan Iklim
- Observatorium Laut
- Pemantauan Badai
- Penilaian Ekosistem
- Riset Perikanan
- Anti-Submarine Warfare (ASW)
- Intelijen, Pengawasan & Pengintaian (ISR)
- Penilaian Lingkungan Dasar
- Pemantauan Akustik Mamalia Laut
Fitur Seaglider
Berikut ini fitur-fitur yang terdapat pada seaglider menurut hydroid.com:
1. Beroperasi dari Mana Saja di Dunia:
- Kendaraan diujicobakan dari jarak jauh melalui internet dan tautan satelit.
- Data diambil hampir secara real-time melalui telemetri satelit.
- Desain yang kokoh memungkinkan penerapan jarak jauh.
- Drag rendah, fairing komposit fiberglass yang dibanjiri.
- Penerapan durasi diperpanjang, hingga 10 bulan.
- Prosesor ARM berdaya sangat rendah.
- Biaya modal rendah - sebagian kecil dari metode tradisional untuk mengumpulkan data yang sama.
- Dapat diluncurkan dari kapal kecil peluang, mengurangi biaya penyebaran.
- Kemampuan muatan serbaguna untuk mengumpulkan berbagai data laut berkualitas tinggi.
- Sensor dapat diintegrasikan ke dalam volume muatan kering atau basah.
- Antarmuka sensor yang sederhana dan serbaguna.
Editor: Agung DH