Menuju konten utama

Apa Itu Gas SO2 dari Erupsi Gunung Ruang, Dampaknya Berbahaya?

Erupsi Gunung Ruang pada 17 April 2024, menyebabkan peningkatan kadar gas sulfur dioksida (SO2) di wilayah sekitar. Berikut penjelasan dampaknya.

Apa Itu Gas SO2 dari Erupsi Gunung Ruang, Dampaknya Berbahaya?
Foto udara memperlihatkan kondisi kawah Gunung Ruang yang masih mengeluarkan asap putih di Kabupaten kepulauan Sitaro (Siau Tagulandang Biaro), Sulawesi Utara, Jumat (19/4/2024). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat terjadinya kembali erupsi G. Ruang pada pukul 17:06 WITA dengan tinggi kolom abu teramati ± 400 m di atas puncak (± 1.125 m di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah selatan. ANTARA FOTO/HO PVMBG/adw/aww.

tirto.id - Erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara, pada Rabu (17/4/2024), berdampak pada kualitas udara sekitar. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menemukan bahwa erupsi menyebabkan peningkatan kadar gas sulfur dioksida (SO2) di wilayah sekitar.

Menurut Penyelidik Bumi PVMBG Sofyan Primulyana, citra satelit menunjukkan sebaran SO2 sebanyak 3.000 ton sesaat setelah erupsi Gunung Ruang. Gas berbahaya tersebut menyebar di udara dengan kolom asap memanjang lebih dari 450 kilometer (km).

Satu hari setelahnya, jumlah gas SO2 Gunung Ruang kembali meningkat. Per 18 April 2024, pukul 14.30 WITA, PVMBG mencatat nilai SO2 Gunung Ruang menjadi 300 ribu ton dengan kolom asap tersebar lebih dari 1.000 kilometer.

Satu hari terakhir ramai di media sosial bahwa kondisi sebaran gas SO2 Gunung Ruang masih belum membaik. Bahkan ramai di TikTok video citra satelit yang menunjukkan bahwa sebaran asap SO2 Gunung Ruang menutupi seluruh pulau Jawa, Sulawesi, Sumatra, dan Kalimantan.

Citra satelit yang sama juga menunjukkan bahwa gas SO2 menutupi wilayah Malaysia, Singapura, Filipina, Kamboja, dan Vietnam. Video tersebut memuat narasi peringatan agar masyarakat berhati-hati terhadap dampak gas SO2 yang terjadi usai erupsi Gunung Ruang.

Sementara itu, kebenaran soal citra satelit di media sosial itu belum bisa dikonfirmasi oleh Sofyan. Pasalnya, pihaknya baru menghimpun data terakhir pada 19 April 2024, ketika nilai SO2 Gunung Ruang menurun sekitar 190 ribu ton.

"Hingga tanggal 22 April 2024 ini melalui pantauan citra satelit, kami belum mendapatkan update terbaru terkait konsentrasi sebaran gas belerang dioksida di Gunung Ruang," katanya seperti yang dikutip dari Antara.

Apa Itu Gas SO2 dari Erupsi Gunung Ruang?

Sulfur dioksida atau SO2 merupakan salah satu bentuk gas polutan yang terbentuk dari belerang dan oksigen. Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gas SO2 punya ciri-ciri berbau tajam, larut dalam air, namun tidak berwarna.

Gas SO2 umumnya terkandung dalam setiap material mentah, seperti batu bara, alumunium, tembaga, seng, timbal, dan besi. Gas ini juga menjadi salah satu gas yang paling umum dilepaskan dalam letusan gunung berapi, seperti Gunung Ruang.

American Lung Association menyebut bahwa gas SO2 sangat mudah menyebar ke wilayah lain karena partikelnya yang sangat halus. Ketika terjadi cemaran SO2 di suatu wilayah, seperti setelah erupsi gunung api, gas dapat terbawa angin dan menyebar ke wilayah lainnya.

Gas SO2 dapat berhembus ratusan mil jauhnya sesuai arah angin dan mendampak udara-undara di wilayah lain. Hal inilah yang menyebabkan kekhawatiran publik terkait video citra satelit yang menunjukkan sebaran SO2 di banyak wilayah.

Terlepas dari benar tidaknya video citra satelit yang beredar di media sosial, pernyataan soal gas SO2 berbahaya adalah fakta. Sofyan menyebut bahwa gas SO2 dapat menyebabkan masalah pernapasan jika terhirup.

Demi mencegah dampak paparan SO2, Sofyan menghimbau masyarakat sekitar untuk menjauhi aktivitas dalam radius 4 km dari puncak. Ia juga menyarankan untuk menggunakan masker agar tak menghirup gas SO2.

Selain muncul lewat peristiwa letusan gunung api, gas SO2 juga bisa dihasilkan lewat:

  • pembakaran batu bara;
  • penggunaan kendaraan bermotor;
  • kebakaran hutan;
  • peleburan biji mineral, seperti alumunium, tembaga, seng, timbal, dan besi.

Bahaya Gas SO2 untuk Kesehatan dan Lingkungan

Seperti yang disampaikan Sofyan, gas SO2 merupakan gas yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Mengutip situs University of Arizona, dampak gas SO2 terhadap lingkungan dapat menyebabkan hujan asam.

Gas SO2 merupakan jenis gas korosif yang larut dalam air. Hal ini menyebabkan gas tersebut mudah tercampur dengan air hujan ketika mereka terperangkap di udara. Hujan asam sendiri merupakan fenomena lingkungan yang dapat mencemari sumber air, biota air, dan tumbuhan.

Tak hanya berbahaya bagi lingkungan, gas SO2 berdampak negatif untuk kesehatan. Masih menurut American Lung Association, gas SO2 dapat menimbulkan gangguan pernapasan jangka pendek hingga panjang.

Berikut rangkuman bahaya gas SO2 untuk kesehatan dan lingkungan seperti yang dikutip dari BMKG:

1. Bahaya gas SO2 untuk kesehatan

  • sesak napas;
  • mengi;
  • iritasi paru-paru;
  • peradangan selaput lendir hidung, tenggorokan, dan paru-paru;
  • kematian karena kegagalan pernapasan pada individu rentan.

2. Bahaya gas SO2 untuk lingkungan

  • hujan asam;
  • matinya beberapa jenis plankton dan invertebrate;
  • membunuh jaringan daun dan kerusakan tanaman;
  • meracuni sumber air konsumsi hewan dan manusia;
  • merusak infrastruktur dan gedung karena gas SO2 punya sifat korosif;
  • gagal panen.

Baca juga artikel terkait GUNUNG RUANG atau tulisan lainnya dari Yonada Nancy

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Yonada Nancy
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Iswara N Raditya