tirto.id - Elektabilitas kandidat calon menjadi topik yang sering dibicarakan menjelang Pemilihan Umum, karena menjadi parameter untuk mengukur tingkat keterpilihan. Semakin tinggi elektabilitasnya, maka semakin tinggi peluang untuk terpilih.
Sebagai contoh, lembaga survei Political Statistics (Polstat) yang merilis elektabilitas terbaru bakal Capres 2024 dalam periode 28 Juli - 4 Agustus 2023. Hasilnya, Prabowo Subianto unggul dari Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan.
Melansir Hukum Online, elektabilitas politik adalah tingkat keterpilihan sebuah partai politik beserta calon yang dikandidatkan di publik. Apabila elektabilitasnya tinggi, maka calon tersebut memiliki daya pilih yang tinggi.
Apabila kandidat atau partai politik dikenal oleh masyarakat luas, dan terbukti memiliki kinerja yang baik, memiliki prestasi, hingga rekam jejak positif, maka akan meningkatkan elektabilitas mereka.
Namun, elektabilitas berbeda dengan popularitas karena populer belum tentu layak untuk dipilih. Sedangkan elektabilitas, selain diketahui oleh publik, juga memiliki kriteria yang layak untuk dipilih.
Cara Mengukur Elektabilitas
Ada beragam cara untuk mengukur elektabilitas politik di Indonesia. Sementara metode paling sering adalah melalui survei lapangan.
Merujuk laman jurnal.unpad, analisis sentimen untuk mengetahui elektabilitas tokoh politik menggunakan dapat metode Markov Chain Analysis (MCA).
Metode ini memanfaatkan media sosial sebagai dasar penelitian melalui tagar atau hastag dari kandidat.
Misalnya, kita akan mengetahui elektabilitas calon melalui sosial media dengan cara membandingkan jumlah hastag #2024presidenA, #2024presidenB dan #2024presidenC.
Dari komparasi hastag tersebut, dapat diketahui apabila #2024presidenA berarti tingkat elektabilitasnya tinggi karena banyak mendapat dukungan.
Metode ini lebih efektif untuk mengukur tingkat elektabilitas di hari pemungutan suara yang tidak dapat dilakukan melalui metode survei.
Selain itu, cara ini juga berbiaya rendah dibandingkan harus melakukan survei lapangan seperti metode-metode sebelumnya.
Kunci dari penggunaan metode MCA adalah pemilihan dan penambahan tagar yang representatif untuk meningkatkan hasil analisis MCA.
Lembaga Pengukur Elektabilitas Politik
Terdapat beberapa lembaga pengukur elektabilitas politik di Indonesia, berikut di antaranya:
- Lembaga Survei Political Statistics (Polstat)
- Lembaga Survey & Poling Indonesia (SPIN)
- Lembaga Survei Indonesia (LSI)
- Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC)
- LSI Denny JA
- Utting Research
- Lembaga Survei Nasional (LSN)
- Fixpoll Media Polling Indonesia
- Indikator Politik Indonesia (IPI)
- Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic)
- POLIGOV
- Lembaga Survei Jakarta (LSJ)
Penulis: Wulandari
Editor: Alexander Haryanto