Menuju konten utama

Apa itu Ekonomi Hijau dan Contohnya?

Wacana ekonomi hijau berawal dari keprihatinan atas konsekuensi sistem ekonomi yang kian merusak lingkungan.

Apa itu Ekonomi Hijau dan Contohnya?
Ilustrasi green economy. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Green Economy atau ekonomi hijau jadi salah satu bahasan dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 yang kini tengah digelar di Bali. Lantas apa itu ekonomi hijau dan bagaimana contohnya?

Wacana terkait ekonomi hijau berawal dari keprihatinan atas konsekuensi sistem ekonomi yang kian merusak lingkungan. Menyitat keterangan di laman resmi United Nations Environment Programe (UNEP), ekonomi hijau didefinisikan sebagai ekonomi yang rendah karbon, hemat sumber daya dan inklusif secara sosial.

Dalam konsep ekonomi hijau, pertumbuhan lapangan kerja dan pendapatan bisa dicapai lewat investasi publik dan swasta. Caranya, dengan menggunakan infrastruktur dan aset yang dapat memangkas emisi karbon dan polusi, meningkatkan efisiensi energi dan sumber daya, serta pencegahan hilangnya keanekaragaman hayati dalam ekosistem.

Dengan kata lain, seperti dijelaskan Bappenas, pertumbuhan ekonomi dengan konsep ekonomi hijau diharapkan bisa sejalur dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Hal ini tak bisa dilepaskan dari pertumbuhan penduduk yang cepat dan berdampak langsung pada pertumbuhan ekonomi serta konsumsi sumber daya alam.

Barawal dari wacana itu, muncul berbagai pendekatan dan mekanisme berbasis sains dan teknologi, guna meraih pertumbuhan ekonomi yang kuat, tetapi tetap ramah lingkungan dan inklusif secara sosial.

Contoh Praktik Ekonomi Hijau

Berdasarkan laporan Green Growth Index (GGI) terbaru, Swedia merupakan negara terbaik yang menerapkan ekonomi hijau. GGI merupakan indeks yang dirilis oleh Global Green Growth Institut untuk mengukur pertumbuhan ekonomi ramah lingkungan negara-negara di dunia.

Mengutip laman resmi pemerintah Swedia, dijelaskan bahwa Swedia merupakan negara pertama yang mengesahkan undang-undang perlindungan lingkungan sejak 1967. Negara Skandinavia itu mengelola ekonominya secara substansial sembari mengikis emisi karbon dan polusi. Saat ini, lebih dari setengah pasokan energi nasional Swedia berasal dari energi terbarukan.

Di perkotaan, Stockholm yang merupakan Ibukota Swedia, telah mengalami perkembangan jumlah populasi yang signifikan. Pada 1950-an kota itu sudah padat penduduk, sementara jutaan orang perlu disuplai dengan air, udara dan energi bersih.

Di negara berkembang, pembangunan perumahan di hutan dan lahan pertanian kerap jadi solusi untuk masalah tersebut. Namun, Stockhlom justru mendirikan taman nasional di perkotaan untuk melindungi ruang hijau. Ini merupakan yang pertama di dunia.

Contoh lain dari praktik ekonomi hijau adalah menggunakan bahan bakar non fosil yang tak menghasilkan banyak zat karbon. Pada 2030, Swedia menargetkan bebas bahan bakar fosil di sektor transportasi. Lalu, pada 2045, negara itu berharap benar-benar lepas dari penggunaan bahan bakar fosil serta mewujudkan keseimbangan iklim.

Baca juga artikel terkait EKONOMI HIJAU atau tulisan lainnya dari Rofi Ali Majid

tirto.id - Ekonomi
Kontributor: Rofi Ali Majid
Penulis: Rofi Ali Majid
Editor: Alexander Haryanto