tirto.id - Dinamika kependudukan merupakan perubahan dan pertumbuhan jumlah penduduk dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh berbagai hal.
Adapun penyebab perubahan dan pertumbuhan tersebut antara lain angka kelahiran, angka kematian, dan perpindahan penduduk, yang dapat dibagi lagi menjadi perpindahan penduduk dari desa ke kota, kota ke desa, luar negara ke dalam negara, maupun sebaliknya.
Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan. Perubahan-perubahan ini yang menyebabkan adanya kepadatan penduduk atau kekurangan penduduk. Pertumbuhan penduduk di berbagai negara pun berbeda.
Mengutip buku IPS Terpadu (Sosiologi, Geografi, Ekonomi, Sejarah) oleh Nana Supriatna (2006:33), penduduk bersifat dinamis, dalam arti kuantitas maupun kualitasnya. Dinamika kependudukan mampu membuat kualitas sumber daya manusia semakin membaik maupun sebaliknya.
Unsur-unsur yang Memengaruhi Dinamika Penduduk
Dilansir laman Kemendikbud, jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu, yaitu bertambah atau berkurang. Setidaknya ada tiga faktor yang mempengaruhinya, yaitu:
1. Kelahiran (natalis)
2. Kematian (mortalitas)
3. Migrasi (perpindahan)
Perlu dicatat bahwa jumlah kelahiran dan kematian sangat menentukan pertumbuhan penduduk. Oleh karenanya perlu mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keduanya.
Faktor Penunjang dan Penghambat Kelahiran
Faktor penunjang kelahiran atau pro natalis antara lain kawin usia muda, pandangan “banyak anak banyak rezeki,” anak menjadi harapan bagi orang tua sebagai pencari nafkah, anak merupakan penentu status sosial, dan anak merupakan penerus keturunan terutama anak laki-laki.
Sementara faktor penghambat kelahiran atau anti-natalis antara lain pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB), penundaan usia perkawinan dengan alasan menyelesaikan pendidikan, dan semakin banyak wanita karier.
Masih dari faktor ini dikenal angka kelahiran kasar (CBR) atau jumlah kelahiran hidup dari tiap 100 orang penduduk dalam waktu satu tahun. CBR dihitung dari jumlah kelahiran hidup dibagi jumlah penduduk dikali konstanta.
Sebagai contoh, jika jumlah penduduk suatu negara tahun 2000 adalah 25 juta jiwa dengan jumlah kelahiran dalam setahun sebanyak 800 ribu jiwa, angka kelahiran kasarnya adalah 32. Hal ini berarti setiap 1.000 orang penduduk, rata-rata kelahirannya 32 orang bayi dalam setahun.
Dalam CBR dikenal penggolongan angka kelahiran kasar, yaitu rendah (kurang dari 30 per 1.000 penduduk), sedang (antara 30-40 per 1.000 penduduk), dan tinggi (lebih dari 40 per 1.000 penduduk).
Faktor Penunjang dan Penghambat Kematian
Faktor penunjang kematian atau pro mortalitas antara lain rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan, fasilitas kesehatan yang belum memadai, keadaan gizi penduduk yang rendah, terjadinya bencana alam seperti gunung meletus, gempa bumi, banjir, serta peperangan, wabah penyakit, dan pembunuhan.
Sementara faktor penghambat kematian atau anti-mortalitas antara lain meningkatnya kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan, fasilitas kesehatan yang memadai, meningkatnya keadaan gizi penduduk, memperbanyak tenaga medis seperti dokter, dan bidan, serta kemajuan di bidang kedokteran.
Dalam faktor ini juga dikenal angka kematian kasar (CDR) atau jumlah kematian setiap 1.000 penduduk dalam waktu satu tahun. CDR dihitung dari jumlah kematian dibagi jumlah penduduk dikali konstanta.
Sebagai contoh, jika jumlah penduduk suatu negara tahun 2000 adalah 21 juta jiwa dengan jumlah kelahiran dalam setahun sebanyak 315 ribu jiwa, angka kelahiran kasarnya adalah 15. Hal ini berarti setiap 1.000 orang, penduduk yang meninggal rata-rata 15 orang dalam setahun.
Dalam CDR dikenal penggolongan angka kematian kasar, yaitu rendah (kurang dari 10 per 1.000 penduduk), sedang (10-20 per 1.000 penduduk), dan tinggi (lebih dari 20 per 1.000 penduduk).
Editor: Ibnu Azis