tirto.id - Pencarian korban dan badan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 terus dilakukan oleh tim gabungan hingga hari ini (11/1/2021).
Pencarian hari ini akan diperluas dalam enam sektor di wilayah perairan sekitar Pulau Laki, Kepulauan Seribu.
"Pencarian dikonsentrasikan di bawah air dengan tetap dilakukan pencarian di permukaan air, sampai dengan penyisiran ke pantai-pantai sesuai perhitungan teknis SAR," ujar Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman selaku SAR Mission Coordinator, di dermaga JICT II, Tanjung Priok.
Titik jatuhnya Pesawat Sriwijaya penerbangan Jakarta-Pontianak tersebut telah ditemukan pada pencarian sebelumnya di kedalaman 23 meter di bawah permukaan air laut. Tim gabungan, selain berfokus pada evakuasi korban dan badan pesawat, juga berupaya menemukan kotak hitam pesawat.
"Mudah-mudahan tidak lama lagi kotak hitam sudah bisa diangkat sehingga bisa menjadi bahan bagi KNKT untuk mengetahui penyebab kecelakaan tersebut," tutur Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, Minggu (10/1/2021).
Kotak hitam atau black box menjadi salah satu komponen yang paling dicari saat terjadi kecelakaan pesawat. Kotak Hitam memiliki fungsi penting dalam membantu menyatukan penyebab kecelakaan pesawat. Lalu apa yang disebut sebagai kotak hitam?
Perekam data penerbangan elektronik
Black box merupakan istilah umum yang digunakan dalam industri penerbangan sebagai electronic flight data recorder atau perekam data penerbangan elektronik.
Benda ini ditemukan oleh ilmuwan Australia bernama Dr. David Warren tahun 1950-an. Unit demonstrasi black box pertama diproduksi pada tahun 1957. Tahun 1960 Australia menjadi negara pertama yang mewajibkan penggunaan black box untuk penerbangan komersial, setelah tragedi kecelakaan pesawat di Queensland.
Black box pada dasarnya adalah hard drive yang diperkuat berfungsi untuk merekam segala sesuatu mengenai riwayat suatu penerbangan. Dilansir dari FlightRadar24, yang disebut black box adalah Cockpit Voice Recorder (CVR), Flight Data Recorder (FDR), atau kombinasi keduanya seperti yang dimiliki pesawat modern.
CVR merekam dan menyimpan sinyal audio di dalam kokpit, termasuk rekaman percakapan pilot, diskusi awak, pengumuman ke penumpang, transmisi radio, suara mesin, hingga alarm otomatis.
CVR secara otomatis akan menghapus data audio lebih dari dua jam sejak penerbangan terakhir. Sementara FDR merekam beragam data tentang semua aspek pesawat saat terbang. Data yang direkam FDR mencangkup sekitar 700 parameter berbeda, termasuk kondisi sayap, autopilot, pengukur bahan bakar, ketinggian pesawat, kecepatan udara, hingga arah pesawat.
Tidak berbentuk kotak dan tidak berwarna hitam
Meski dinamai demikian, black box atau kotak hitamtidak memiliki bentuk kotak dan tidak berwarna hitam. Bentuk black box sendiri berupa silinder yang dipasang pada dua bagian logam besar. Bentuknya lebih mirip kompresor udara daripada alat perekam.
Dilansir dari Aerotime, istilah "box" atau "kotak" mengacu pada rekaman yang dibuat pada pita logam. Perekam ini kemudian digantikan oleh papan memori digital.
Sementara itu, warna internasional untuk black box bukanlah hitam, melainkan oranye. Black box diwarnai oranye untuk alasan kemudahan pengambilan. Pesawat mungkin akan jatuh di area-area yang kurang jelas secara visual seperti perairan, hutan, atau area yang tertutup reruntuhan pesawat itu sendiri. Sehingga warna oranye dinilai kontras dan diharapkan dapat mempermudah penemuannya apabila terjadi kecelakaan.
Selain warna yang mencolok, black box dilengkapi suar pencari yang bisa memancarkan sinyal dalam radius sekitar dua kilometer. Black box akan memancarkan sinyal secara otomatis saat kontak dengan air. Sinyal tersebut dapat terus dipancarkan hingga baterainyahabis yakni sekitar satu bulan.
Dirancang dengan sangat kuat
Black box harus bisa bertahan dalam setiap kondisi terburuk sekalipun. Hal ini tentunya untuk melindungi data yang terekam dalam black box hingga dapat dievakuasi. Maka dari itu, black box dirancang sedemikian rupa dan melewati serangkaian uji ketahanan.
Dilansir dari DW, black box diuji dengan diuji dengan ditabrakan ke dinding beton dengan kecepatan 750 kilometer per jam. Benda ini juga harus menahan beban seberat 2,25 ton setidaknya selama lima menit, tahan air, dan tahan tekanan air hingga 6.000 meter dibawah permukaan. Untuk pengujian suhu, black box harus bisa bertahan pada suhu 1.100° C selama satu jam dan 260°C selama 10 jam.
Penulis: Yonada Nancy
Editor: Nur Hidayah Perwitasari