Menuju konten utama

Sejarah Maskapai Sriwijaya Air & Jenis Pesawat yang Dioperasikan

Sriwijaya Air selama ini dikenal sebagai maskapai penerbangan di Indonesia dengan sejarah serta reputasi yang baik.

Sejarah Maskapai Sriwijaya Air & Jenis Pesawat yang Dioperasikan
Pesawat Sriwijaya Air. FOTO/en.wikipedia.org

tirto.id - Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 atau SJ182/SJY182 hilang kontak pada pukul 14.40 WIB, Sabtu (9/1/2021). Sriwijaya Air selama ini dikenal sebagai maskapai penerbangan dengan sejarah serta reputasi yang baik.

Dalam kejadian kemarin, diperkirakan pesawat Sriwijaya Air jatuh di sekitar perairan antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu. Pesawat berjenis Boeing 737-524 dengan registrasi PK-CLC itu lepas landas dari Bandara Udara Internasional Soekarno-Hatta pada Sabtu jam 14.35 WIB menuju Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak.

Lima menit setelahnya merupakan momen-momen krusial ketika pesawat Sriwijaya Air hilang kontak dan lepas kendali. Diperkirakan pesawat jatuh dengan kecepatan tinggi, 358 knots. Si burung besi turun curam dari ketinggian 10.725 kaki menuju 250 kaki.

Berdasarkan data manifes, pesawat Sriwijaya Air itu membawa 62 orang, mencakup 50 penumpang dan 12 kru. Spesifiknya, 40 orang dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi.

Di antara maskapai penerbangan domestik, Sriwijaya Air adalah maskapai penerbangan terbesar ketiga di Indonesia.

Sriwijaya Air punya pamor baik di kancah bisnis penerbangan. Pada 2007, Sriwijaya Air memeroleh penghargaan keselamatan penerbangan dari Boeing International Award for Safety and Maintenance of Aircraft, penghargaan untuk tingkat jaminan keselamatan yang tinggi dan perawatan pesawat yang baik dari perusahaan Boeing.

Tahun 2015, Flight Safety Foundation, organisasi penerbangan yang berbasis di Amerika Serikat memberikan sertifikasi keselamatan penerbangan atau Basic Aviation Risk Standard (BARS) kepada Sriwijaya Air.

Sejarah Maskapai Sriwijaya Air

Dilansir dari laman resminya, Sriwijaya Air didirikan oleh Chandra Lie, Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim. Tenaga ahli yang juga berperan merintis perusahaan penerbangan swasta ini adalah Supardi, Capt. Kusnadi, Capt. Adil W, Capt. Harwick L, Gabriella, Suwarsono, dan Joko Widodo.

Sriwijaya Air mulai terbang pada 10 November 2003. Rute pertamanya adalah dari Jakarta ke Pangkal Pinang, Jakarta ke Palembang, Jakarta ke Jambi, dan Jakarta ke Pontianak.

Setiap bulannya, Sriwijaya Air mengangkut lebih dari 950.000 penumpang. Sejak berdiri pada 2003, kini Sriwijaya Air yang markas hubnya di Bandara Internasional Soekaro-Hatta menerbangkan penumpang ke 53 tujuan di Indonesia, serta empat negara lainnya, yang mencakup Malaysia, Timor Leste, Thailand, dan Tiongkok.

Dengan strategi bisnis yang konsisten di bidang transportasi udara, sejak 2003 hingga sekarang, Sriwijaya Air nyaris tidak pernah mengalami kerugian.

Yusnida Abdul Rahman dalam tesisnya, Analisis Strategi Bersaing PT. Sriwijaya Air Untuk Meningkatkan Daya Saing Berkelanjutan (2015:9) menyebutkan bahwa strategi pemasaran Sriwijaya Air adalah dengan membidik layanan medium service.

Keunggulan Sriwijaya Air adalah layanannya yang diklaim berkualitas serta didukung sumber daya yang handal.

Sesuai dengan Permen Perhubungan No. PM 49 Th. 2012, bahwa pesawat dengan pelayanan medium service menyesuaikan bagasi penumpang maksimal 20 Kg, media hiburan berupa majalah, inflight shopping, dan surat kabar.

Selain itu, pelayanan di dalam pesawat Sriwijaya Air juga mencakup makanan dan minuman yang terdiri dari boks makanan ringan, air mineral, teh panas, kopi, dan heavy meal.

Jenis Pesawat Sriwijaya Air

Jenis pesawat yang digunakan Sriwijaya Air, dengan anak perusahaannya NAM Air, sebagian besar diproduksi oleh The Boeing Company dan sisanya dari ATR.

Terdapat tiga jenis pesawat Boeing yang digunakan yaitu Boeing 737-900ER dengan 220 kursi, Boeing 737-800 NG dengan 189 kursi, Boeing 737-500 W dengan 8 kursi eksekutif dan 112 kursi ekonomi, serta satu ATR 72-600 dengan 72 kursi.

Sejak 2008 hingga 2021, tercatat Sriwijaya Air telah mengalami enam kecelakaan, empat di antaranya tidak memakan korban jiwa. Sementara itu, kecelakaan pada Sabtu tanggal 9 Januari 2021 lalu diperkirakan menelan banyak korban.

Baca juga artikel terkait SRIWIJAYA AIR atau tulisan lainnya dari Abdul Hadi

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Abdul Hadi
Penulis: Abdul Hadi
Editor: Iswara N Raditya