Menuju konten utama

Apa Dampak Buruk Culture Shock bagi Kesehatan Mental?

Culture shock banyak dialami oleh orang-orang yang bepergian ke luar negeri, seperti untuk bekerja, belajar, atau berpindah tempat tinggal.

Apa Dampak Buruk Culture Shock bagi Kesehatan Mental?
Ilustrasi Culture Shock. foto/IStockpoto

tirto.id - Perbedaan budaya yang dialami oleh orang-orang yang baru berpindah tempat tinggal, ternyata bisa mengakibatkan masalah kecemasan dan memengaruhi kesehatan fisik. Meskipun ada yang bisa beradaptasi, namun sebagian orang justru sulit saat dia mengalami culture shock atau gegar budaya.

Sesuai namanya, culture shock menunjukkan sebuah keterkejutan mental akibat seseorang mengalami perpindahan budaya yang tidak dikenal. Culture shock banyak dialami oleh orang-orang yang bepergian ke luar negeri, seperti untuk bekerja, belajar, atau berpindah tempat tinggal. Masalah ini dapat dirasakan dalam batas tertentu saat seseorang ke luar negeri.

Mengutip laman Universitas Exeter, culture shock dapat dialami oleh siapa pun. Keterkejutan itu terjadi saat seseorang berada di lingkungan baru, bertemu banyak orang baru, hingga mempelajari berbagai cara atau adat di negara tujuan. Di samping itu, culture shock juga muncul setelah seseorang berpisah dari orang-orang yang dianggap seperti keluarga, teman, kolega, dan sebagainya.

Biasanya, seseorang akan mengalami kecemasan. Melansir laman Universitas Ahmad Dahlan, orang yang belum siap menerima perubahan-perubahan ini akan menimbulkan guncagan (shock) pada kehidupan sosial dan budayanya. Pada akhirnya dia bisa mengalami frustrasi, menjadi individu yang tertinggal, dan sering merindukan kampung halamannya.

Dampak buruk culture shock

Ketika seseorang mengalami culture shock, kemungkinan akan berpengaruh pada fisik dan mentalnya. Paling terlihat, seseorang cenderung merasa khawatir dan tidak nyaman. Jika hal tersebut mulai merambat ke fisik, maka dimungkinkan mengalami sakit kepala atau sakit perut, bahkan mulai khawatir banyak hal tentang masalah kesehatan.

Seseorang juga menjadi lebih sulit berkonsentrasi. Dia juga lebih gampang tersinggung atau menangis. Mood atau situasi emosi orang yang mengalaminya menjadi susah ditebak karena terjebak dalam kecemasan tingkat tinggi.

Cara meminimalisasi culture shock

Adaptasi dengan lingkungan adalah hal yang harus dilakukan saat pindah ke tempat baru. Namun, culture shock adalah hal wajar di masa-masa awal. Berikut adalah beberapa cara untuk mengurangi efek negatifnya sebagaimana dilansir laman Honor Society:

1. Lakukan riset mengenai tempat tujuan

Mengenali berbagai hal di tempat tujuan sangat penting. Belajar tentang makanan, tradisi, agama, bahasa, sejarah, politik, musik, dinamika sosial dan sebagainya di tempat baru dapat membuat mental tidak terlalu kaget melihat perbedaan. Cara ini bisa menjadi pembelajaran sehingga seseorang menjadi lebih mudah beradaptasi.

2. Memiliki pikiran terbuka

Selama tinggal di tempat baru, seseorang tidak bisa mempertahankan ego budayanya sendiri. Dia mesti bisa merangkul budaya lain dan berlatih untuk bersabar sekaligus menerimanya. Gunakan budaya baru sebagai pengalaman dalam belajar budaya.

3. Riset hal-hal yang menyenangkan di tempat baru

Jangan hanya terpaku pada hal-hal serius saja, tetapi perlu juga menelisik berbagai tempat atau aktivitas menyenangkan. Dengan begitu akan lebih mudah bersosialisasi saat pikiran lebih jernih dan ceria.

4. Ikut aktivitas sosial

Jangan lupa untuk ikut kegiatan sosial agar dapat mengenal satu sama lain. Saat seseorang memiliki minat sama, mereka lebih gampang bersatu dan mengenal.

5 Berkenalan dengan pendatang lainnya

Ingatlah, para pendatang lain mungkin juga mengalami culture shock. Berkenalan dengan mereka mungkin menjadi cara jitu untuk melepas beban perbedaan dan perubahan budaya yang dialami.

Baca juga artikel terkait CULTURE SHOCK atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Pendidikan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Alexander Haryanto