Menuju konten utama

Apa Beda Hepatitis Misterius Akut dengan Hepatitis A, B, C, D, E?

Hepatitis misterius atau hepatitis akut ini berbeda dengan hepatitis A, B, C, D, E.

Apa Beda Hepatitis Misterius Akut dengan Hepatitis A, B, C, D, E?
Ilustrasi Hepatitis. foto/Istockphoto

tirto.id - Penyakit hepatitis misterius semakin ramai menjadi perbincangan masyarakat di Indonesia dan dunia karena jumlah kasusnya yang terus bertambah.

Dilansir dari Antara, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan suspek hepatitis akut di Indonesia hingga saat ini berjumlah 15 kasus yang sedang dilakukan proses investigasi.

"Sampai sekarang di Indonesia ada 15 kasus (suspek). Di dunia paling besar di Inggris 115 kasus, Italia, Spanyol dan Amerika Serikat," kata Budi Gunadi Sadikin.

Budi mengatakan tiga suspek hepatitis akut di Indonesia di laporkan empat hari usai pengumuman Kejadian Luar Biasa (KLB) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pada 23 April 2022.

Pada 27 April 2022, kata Budi, Indonesia menindaklanjuti pernyataan KLB tersebut dengan membuat surat edaran agar semua rumah sakit dan dinas kesehatan di setiap daerah melakukan survailens kasus tersebut.

"30 April Singapura umumkan kasus yang pertama dan sampai sekarang di Indonesia ada 15 kasus," katanya.

Lantas apa itu penyakit hepatitis misterius atau hepatitis akut?

Apa itu hepatitis akut?

Penyakit hepatitis akut adalah peradangan hati, yang dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk kanker dan gagal hati, dan bisa berakibat fatal.

Hati sangat penting karena menghilangkan racun dari darah, terlibat dalam metabolisme dan mengatur pembekuan darah, di antara fungsi lainnya.

Penyakit hepatitis akut juga disebut hepatitis misterius lantaran hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab penyakit tersebut.

Dilansir dari The Guardian, Prof Asha Bowen, yang juga merupakan salah satu ketua Australasian Society for Infectious Diseases, mengatakan adenovirus adalah penjelasan yang paling mungkin sejauh ini soal penyebab hepatitis misterius, tetapi apakah itu penyebab mutlak, masih ada sedikit ketidakpastian tentang itu.

Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium di luar negeri yang telah dilakukan menyatakan bahwa virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.

Namun, adenovirus terdeteksi pada 74 kasus dil luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 juga ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Namun WHO menegaskan bahwa anggapan atau hipotesis terkait efek samping dari vaksin COVID-19 sebagai penyebab hepatitis akut pada anak tidaklah benar, sebab mayoritas anak yang terkena hepatitis akut justru tidak menerima vaksinasi COVID-19, karena mereka terlalu muda.

Saat ini, WHO meminta negara-negara untuk waspada terhadap setiap kasus hepatitis pada anak-anak tanpa penyebab yang jelas. WHO merekomendasikan bahwa sampel darah, urin, tinja dan pernapasan, serta sampel biopsi hati, harus diambil dari anak-anak ini.

“Penyebab menular dan non-infeksi lainnya perlu diselidiki secara menyeluruh,” kata WHO.

Sementara itu, di Indonesia, Menkes menjelaskan bahwa jajarannya telah melakukan penelitian dan koordinasi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dan Inggris. Dalam diskusi tersebut disimpulkan bahwa penyebab dari penyakit hepatitis akut belum dapat dipastikan.

“Kemungkinan besar adalah Adenovirus 41, tapi ada juga banyak kasus yang tidak ada Adenovirus 41 ini. Jadi kita masih melakukan penelitian bersama-sama dengan Inggris dan Amerika untuk memastikan penyebabnya apa,” jelasnya.

Untuk mencegah bertambahnya kasus hepatitis akut, Menkes mendorong masyarakat untuk rajin mencuci tangan karena penularan virus tersebut berasal dari asupan makanan lewat mulut. Selain itu, apabila muncul gejala lain seperti demam, Menkes menganjurkan untuk segera dilakukan pemeriksaan serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) dan serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) di rumah sakit.

“Kalau sudah di atas 100, lebih baik di-refer ke fasilitas kesehatan terdekatnya karena SGPT, SGOT normalnya di level 30-an. Kalau udah naik agak tinggi sebaiknya di-refer ke fasilitas kesehatan terdekat,” imbuhnya Menkes.

Apa beda hepatitis misterius dan hepatitis A, B, C, D, E?

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa hepatitis misterius atau hepatitis akut ini berbeda dengan hepatitis A, B, C, D, E.

Sebab, dalam hasil pemeriksaan laboratorium, pada kasus hepatitis misterius atau hepatitis akut tidak ditemukan adanya virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E.

Berikut pembagian jenis hepatitis yang disebabkan oleh infeksi virus seperti dilansir dari laman Dinkes Daerah Istimewa Yogyakarta.

1. Hepatitis A

Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). Hepatitis A biasanya ditularkan melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi feses dari penderita hepatitis A yang mengandung virus hepatitis A.

Virus ini dapat menyebar dengan mudah melalui konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi tinja penderita hepatitis A.

2. Hepatitis B

Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV). Hepatitis B dapat ditularkan melalui cairan tubuh yang terinfeksi virus hepatitis B. Cairan tubuh yang dapat menjadi sarana penularan hepatitis B adalah darah, cairan vagina, dan air mani.

Sehingga, berbagi pakai jarum suntik serta berhubungan seksual tanpa kondom dengan penderita hepatitis B dapat menyebabkan seseorang tertular penyakit ini.

3. Hepatitis C

Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis C (HCV). Hepatitis C dapat ditularkan melalui cairan tubuh, terutama melalui berbagi pakai jarum suntik dan hubungan seksual tanpa kondom.

4. Hepatitis D

Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis D (HDV). Hepatitis D merupakan penyakit yang jarang terjadi, namun bersifat serius. Virus hepatitis D tidak bisa berkembang biak di dalam tubuh manusia tanpa adanya hepatitis B. Hepatitis D ditularkan melalui darah dan cairan tubuh lainnya.

5. Hepatitis E

Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis E (HEV). Hepatitis E mudah terjadi pada lingkungan yang tidak memiliki sanitasi yang baik, akibat kontaminasi virus hepatitis E pada sumber air.

Di antara berbagai tipe penyakit hepatitis tersebut, yang paling potensial menjadi wabah adalah penyakit hepatitis A. Hal ini karena hepatitis A sangat mudah menular pada daerah dengan sanitasi yang buruk, perilaku yang tidak higienis, dan penyakit ini bersifat akut jangka pendek.

6. Hepatitis akut atau hepatitis misterius

Penyakit hepatitis akut atau hepatitis misterius saat ini lebih banyak menyerang anak-anak dengan usia di bawah 16 tahun.

Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti penyebab hepatitis akut atau hepatitis misterius tetapi dugaan sementara penyakit ini disebabkan oleh adenovirus tipe 41.

Gejala awal hingga tanda keparahan pada penyakit hepatitis akut atau hepatitis misterius adalah mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang sampai penurunan kesadaran.

Baca juga artikel terkait HEPATITIS AKUT atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya