tirto.id - Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan menanggapi pernyataan calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto. Sebelumnya, Prabowo dalam Rakornas Partai Gerindra menyebut frasa 'ndasmu etik' atau diartikan 'kepalamu etik' sebagai tanggapan atas pernyataan Anies Baswedan dalam debat Pilpres 2024.
Anies berpendapat bahwa etik memang seharusnya dimulai dari kepala. Oleh karenanya dia tak membantah atas pernyataan Prabowo tersebut.
"Memang etika itu mulainya dari kepala. Kalau kepala tidak mengikuti etika apalagi di bawahnya," kata Anies dalam kampanyenya di Morowali, Sulawesi Tengah, Sabtu (16/12/2023) malam.
Anies beranggapan bahwa segala sesuatu harus dimulai dari kepala. Apabila kepala telah memulai maka semua akan mengikuti.
"Jadi memang benar semuanya mulai dari kepala dan dengan begitu semuanya akan mengikuti," tutur Anies.
Polemik tidak hanya berhenti di persoalan 'ndasmu etik', namun juga soal utang budi Anies ke Prabowo. Pihak Gerindra beranggapan Anies berutang budi ke Prabowo karena telah membawanya sebagai Gubernur DKI Jakarta di Pilkada DKI 2017.
Namun pernyataan utang budi tersebut dibantah oleh Juru Bicara Timnas AMIN, Muhammad Kholid. Dia menegaskan bahwa Anies hanya berutang kepada warga DKI Jakarta, bukan Prabowo.
"Tampaknya Pak Prabowo belum move on. Bukannya adu gagasan untuk ke depan, justru menyerang personal dengan mengungkit-ungkit masa lalu. Ini tidak baik dan tidak dewasa," ujar Kholid dalam keterangan tertulis.
Setelah berpolemik dengan pihak Anies Baswedan, Prabowo kembali memberi pernyataan mengenai kebebasan berpendapat. Dirinya berkilah bahwa pernyataannya kepada Anies hanya sebagai pengingat akan kebebasan demokrasi.
"Jadi gubernur itu demokrasi, ya kan? Jadi bupati demokrasi. Apalagi jadi gubernur yang usung oposisi lagi," kata Prabowo di hadapan para relawan Kopi Pagi dalam acara konsolidasi yang digelar di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Sabtu (16/12/2023).
Penulis: Irfan Amin
Editor: Fahreza Rizky