Menuju konten utama

Anies Baswedan Kaji Ulang Proyek Tanggul Raksasa

Setelah mencabut izin reklamasi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengkaji ulang proyek pembangunan tanggul raksasa (giant sea wall) di pesisir utara Jakarta.

Anies Baswedan Kaji Ulang Proyek Tanggul Raksasa
Ilustrasi. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau penyegelan di Pulau D reklamasi Teluk Jakarta, Jakarta, Kamis (7/6/2018). ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto

tirto.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sedang mempertimbangkan ulang proyek pembangunan tanggul raksasa (giant sea wall) di pesisir utara Jakarta.

Pemikiran itu muncul lantaran dirinya telah mencabut izin prinsip kegiatan reklamasi di Teluk Jakarta, serta akan mengalihfungsikan empat pulau reklamasi yang sudah terlanjur jadi.

“[Tanggul] Ini dibutuhkan untuk mencegah rob. Oleh karena itu, tanggul di pesisir sangat diperlukan, karena itu merupakan kebutuhan kita,” kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta pada Jumat (28/9/2018).

Lebih lanjut, Anies menjelaskan bahwa permukaan tanah di Jakarta mengalami penurunan, sementara permukaan air laut cenderung naik turun. Oleh karena itu, dirinya mengaku telah membentuk tim khusus guna mengkaji ulang proyek pembangunan tanggul raksasa itu.

Anies memang masih enggan menjelaskan secara rinci ihwal rencana tersebut. Menurutnya, rencana pembangunan tanggul baru akan disampaikan ke masyarakat ketika hasil kajiannya sudah matang. Ia pun menyebutkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga perlu bertemu dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) terlebih dahulu untuk membahas tentang rencana ini.

“Kami akan tunjukkan hal-hal apa yang perlu diperhatikan agar tanggul tersebut tak sekadar menjadi kobokan raksasa,” ucap Anies.

Adapun yang dimaksud kobokan raksasa itu ialah fenomena di negara-negara lain yang hanya menjadikan tanggul raksasa sebagai tempat penampungan air yang membawa polutan. Anies mengatakan tim khusus yang dibentuk pemerintah provinsi bertugas mencari solusi agar tanggul tersebut bisa mengalirkan air yang tertampung ke laut lepas.

“Pada praktiknya di berbagai negara, setelah bertahun-tahun justru tidak menjadi air bersih. Inilah yang perlu kami kaji ulang, sehingga [air pada] tanggul di itu perlu diteruskan [ke laut lepas]. Agar air dari mana-mana tidak ke situ, dan tertutup oleh tanggul raksasa,” jelas Anies.

Rencana pembangunan tanggul raksasa sebelumnya sempat diwarnai polemik karena dianggap tidak mempertimpangkan aspek-aspek lain, seperti faktor sosial, lingkungan, maupun tata kota. Giant Sea Wall Jakarta sendiri merupakan proyek senilai Rp560 triliun yang dicanangkan sebagai program berskala nasional.

Baca juga artikel terkait PROYEK REKLAMASI atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yandri Daniel Damaledo