tirto.id - Calon gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan kubu lawan mulai panik menghadapi putaran kedua Pilgub DKI Jakarta 2017. Ia mengibaratkan kepanikan kubu lawan itu dengan pemain bola yang memilih menendang kaki lawan daripada fokus pada bola.
"Dalam pertandingan, pemain sepak bola yang masih menendang bola maka semangat untuk menang. Bila pemain fokus menendang kaki lawan, maka itu tanda kepanikan," kata Anies di Jakarta, Senin (20/3/2017).
Ia mengaku tak mempermasalahkan bila lawan menyerang program-program yang ditawarkan Anies-Sandiaga. Tapi bila serangan itu sudah menjurus ke masalah pribadi, maka hal itu sudah bermakna lain.
"Saya merasa heran. Kemarin yang dikritik tentang program Kartu Jakarta Pintar (KJP) Plus, uang muka Rp0. Ini menjelang putaran kedua kok serangannya fitnah," tutur Anies.
Anies bilang serangan-serangan kubu lawan kepadanya dan Sandi juga seperti saling melempar tusuk gigi. "Geli-geli 'gimana gitu'," ujar Anies.
Pada Sabtu pekan lalu, Cawagub petahana Djarot Saiful Hidyat menyatakan pemimpin Jakarta harus seorang yang punya integritas, bukan yang sekadar santun di mulut dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya.
"Memimpin Jakarta itu gampang yaitu orang yang punya integritas, bukan hanya santun di mulut tapi perbuatannya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan," kata Djarot, Sabtu (18/3).
Selang sehari sewaktu kampanye di Pelabuhan Sunda Kelapa, Anies berbalasa membalas. Menurutnya pada dasarnya orang Indonesia itu sesungguhnya ramah dan sekaligus tegas.
"Justru kehebatan orang Indonesia adalah karena santun tapi tegas dan figur kita banyak seperti itu," tegas Anies.
Aksi sindir menyindir makin kencang selama putaran kedua Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Penulis: Agung DH
Editor: Agung DH