tirto.id - Presiden AS Donald Trump telah melakukan veto terhadap resolusi yang disahkan Kongres untuk mengakhiri bantuan militer AS dalam perang Arab Saudi di Yaman.
"Resolusi ini adalah upaya berbahaya yang tidak perlu untuk melemahkan otoritas konstitusional saya, membahayakan nyawa warga negara Amerika dan anggota layanan yang berani, baik hari ini dan di masa depan," tulis Trump Selasa (16/04/2019).
Langkah Trump kemudian menuai banyak kecaman. Salah satunya dari Ro Khanna, anggota Kongres yang menyebut veto tersebut membuyarkan angan untuk adanya pengangkatan blokade dan bantuan kemanusiaan ke Yaman.
"Dari seorang presiden yang dipilih dengan janji menghentikan perang kita yang tak berkesudahan, hak veto ini merupakan peluang yang terlewatkan," kata Khanna, seperti dilansir dari Al Jazeera.
Senada dengan Khanna, kritik keras juga dilontarkan Ketua Dewan Perwakilan AS, Nancy Pelosi. Pelosi sebenarnya berharap agar konflik di Yaman segera berakhir. Ia juga menyerukan agar Trump bertindak dengan mengedepankan perdamaian, namun kini yang dirasakannya malah sebaliknya.
“Konflik di Yaman adalah krisis kemanusiaan yang mengerikan, menantang nurani seluruh dunia. Namun Presiden telah secara sinis memilih untuk menentang pemilihan dua partai, dua partai dari Kongres dan melanggengkan keterlibatan memalukan Amerika dalam krisis memilukan ini,” sebutnya.
Awal April lalu, Dewan menyepakati resolusi yang menyeru AS agar mengakhiri dukungan dukungan buat perang pimpinan Arab Saudi di Yaman, dengan suara 247-175. Ini adalah kali pertama dalam 47 tahun terakhir Kongres meminta otoritas konstitusionalnya untuk berupaya menghentikan keterlibatan AS dalam konflik asing. Namun, pada Selasa lalu, Trump memveto keputusan tersebut.
Kongres juga gelisah dengan hubungan antara Trump dan Arab Saudi. AS telah menggelontorkan miliaran dolar senjata kepada koalisi Arab Saudi yang berperang melawan pemberontak yang disokong Iran di Yaman. Akibat perang itu, ribuan warga sipil tewas dalam serangan udara yang dilakukan koalisi tersebut sejak 2014. Akibat lainnya, jutaan orang menderita karena kekurangan makanan dan obat-obatan.
Memveto tindakan itu adalah, "Lampu hijau yang efektif untuk strategi perang yang telah menciptakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia untuk berlanjut," kata presiden dan CEO International Rescue Center (IRC) David Miliband.
Dan seolah mempertegas kecaman dan kekecewaan, senator Tim Kaine berkata, “Keputusan Trump menunjukkan kepada dunia bahwa ia bersikukuh untuk terus mambantu perang yang telah menghilangkan ribuan nyawa warga sipil.”Kaine lantas menutup argumennya dengan menuding Trump sebelumnya telah menutup mata atas tewasnya Kashoggi pada Oktober lalu serta pemenjaraan aktivis hak-hak perempuan Arab Saudi.
Editor: Herdanang Ahmad Fauzan