Menuju konten utama

Amien Rais Setuju Rekonsiliasi Tapi Bukan Bagi-bagi Kekuasaan

Dalam menyikapi pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo, Amien setuju dengan rekonsiliasi bertujuan untuk menyatukan bangsa.

Amien Rais Setuju Rekonsiliasi Tapi Bukan Bagi-bagi Kekuasaan
Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengaku baru membaca surat yang dikirimkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada hari ini, Senin (12/7/2019). tirto.id/Bayu septianto

tirto.id - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais mengaku dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto berselang tiga hari setelah dikirim, Jumat (12/7/2019). Surat ini dikirim Prabowo ke rumah Amien di kawasan Gandaria, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

"Jadi saya tadi datang dari Yogya kemudian langsung baca surat di meja saya dari Pak Prabowo surat itu tertanggal 12 Juli," kata Amien di Jalan Daksa I Nomor 10, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (15/7/2019).

Ia mengaku sepanjang akhir pekan lalu, Amien Rais berada di kediaman Yogyakarta, sehingga baru membacanya hari ini.

"[Surat] isinya Pak Amien, kemungkinan 13 Juli akan ada pertemuan dengan Pak Jokowi. Bagi saya Pak Amien kepentingan lebib besar yaitu keutuhan bangsa, NKRI dan lain-lain itu lebih saya pentingkan," imbuh Amien membacakan isi surat dari Prabowo.

Dalam surat tersebut, kata Amien juga mengatakan, Prabowo akan menemuinya di Jakarta atau Yogyakarta.

"Nah sekarang saya belum ketemu dengan Pak Prabowo," ujar Amien.

Dalam menyikapi pertemuan antara Jokowi dengan Prabowo, Amien setuju dengan rekonsiliasi bertujuan untuk menyatukan bangsa.

Namun, kata dia, tak setuju pertemuan dua mantan calon presiden pada Pilpres 2019 itu bertujuan untuk membagi-bagi kursi kekuasaan.

"Rekonsiliasi itu sangat lucu kalau dalam wujud bagi-bagi kursi itu namanya bukan rekonsiliasi tetapi ya bagi-bagi kursi. Ada aibnya. Ada negatifnya ternyata politisi itu gak ada lagi kekuatan moral. Gak memegang dispilin partai dan lain-lain," imbuh Amien.

Mantan Ketua MPR itu menyebut '1.000 persen' setuju dilakukannya rekonsiliasi usai Pilpres 2019. Tetapi ia tegaskan, agar rekonsiliasi tak diwujudkan dengan adanya pembagian kursi yang justru merusak demokrasi.

"Karena apa gunanya dulu bertanding ada dua pasangan capres-cawapres ujung-ujungnya kemudian lantas bagi-bagi [kursi]. Padahal maksudnya supaya ada alternatif. Ada perspektif lain yang dikerjakan petahana itu," ujar dia.

Baca juga artikel terkait REKONSILIASI JOKOWI DAN PRABOWO atau tulisan lainnya dari Bayu Septianto

tirto.id - Politik
Reporter: Bayu Septianto
Penulis: Bayu Septianto
Editor: Zakki Amali