Menuju konten utama

Amankah Viagra untuk Mengatasi Disfungsi Ereksi?

Dalam mengatasi disfungsi ereksi, viagra sebenarnya bukan sebagai zat perangsang dan tidak meningkatkan nafsu seksual

Amankah Viagra untuk Mengatasi Disfungsi Ereksi?
Viagra. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Viagra telah menjadi solusi utama bagi pria yang menderita disfungsi ereksi. Dengan cara kerja meningkatkan aliran darah menuju penis dan membuatnya mampu berereksi.

Dalam mengatasi disfungsi ereksi, viagra sebenarnya bukan sebagai zat perangsang dan tidak meningkatkan nafsu seksual, tetapi hanya bekerja bila adanya stimulasi seksual atau rangsangan erotik. Biasanya Viagra mulai bekerja satu jam setelah dikonsumsi dan ereksi akan terjadi sebagai respon dari stimulasi seksual tersebut.

Menurut penelitian Lie T Merijanti Susanto, Disfungsi Ereksi (DE) merupakan masalah yang signifikan dan umum di bidang medis, dan merupakan kondisi yang tidak berhubungan dengan proses penuaan seseorang. Pria cenderung menggunakan viagra atau pil biru ini karena kinerja seksual dianggap sebagai prioritas utama bagi mereka.

Viagra bekerja selektif terhadap Phosphodiesterase tipe 5 (PDE5) dibandingkan dengan PDE yang lain. Dengan demikian efek utmanya adalah terhadap korpus kavernosus di penis, namun dikarenakan PDE5 juga ada di pembuluh darah maka pengaruh obat ini terhadap pembuluh darah juga tidak bisa diabaikan.

Dosis yang dianjurkan biasanya 25-100 mg dengan dosis maksimal 100 mg. Sehingga mengonsumsi Viagra secara berlebihan dari yang diresepkan dapat berpotensi menyebabkan resiko kesehatan yang fatal.

Sedangkan mengonsumsi Viagra secara berlebihan dapat menyebabkan priapisme yang merupakan ereksi terus-menerus dan menyakitkan yang sering berlangsung berjam-jam lamanya. Padahal normalnya ereksi ketika mengonsumsi Viagra adalah 4 jam.

Dan jika ereksi berkepanjangan seperti itu tentu dapat menyebabkan jaringan penis rusak secara permanen dan akan sulit mengeras di kemudian hari. Selain itu, Viagra juga dapat menurunkan tekanan darah sehingga bisa menyebabkan masalah jantung, seperti detak jantung yang tidak teratur dan lebih buruk lagi adalah menyebabkan serangan jantung.

Viagra memang mendapatkan begitu banyak popularitas di kalangan pria penderita disfungsi ereksi, dan juga mereka yang bahkan tidak membutuhkan obat sama sekali. Insiden overdosis viagra lebih sering terjadi pada orang yang mengonsumsi pil ini secara berlebihan.

Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan dalam mencapai dan mempertahankan ereksi yang optimal dalam melakukan hubungan seksual. Terkait hal ini, Spesialis andrologi, dr. Heru H. Oentoeng, M. Repro, Sp.And, FIAS, FECSM, mengungkapkan, pertolongan pertama saat seorang suami mengalami gangguan ereksi atau disfungsi ereksi, ialah perbaikan gaya hidup.

"Pengobatan pertama, memperbaiki gaya hidup, kebugaran fisik sebagai modal dasar," ujar Oentoeng sebagaimana dilansir Antara.

Berbagai faktor dapat menyebabkan disfungsi ereksi, di antaranya kelainan psikologis, kelainan organik misalnya masalah hormon dan obat-obatan tertentu.

Peneliti dari University of Athens di Yunani, Dr. Christina Chrysohoou menyatakan untuk mengatasi disfungsi ereksi, beberapa sendok minyak zaitun lebih ampuh ketimbang viagra atau obat-obatan lainnya. Konsumsi minyak zaitun dan memasukkannya dalam diet bisa menjaga kemampuan pria di ranjang tetap tinggi.

Sebagaimana ia jelaskan kepada Independent, untuk sampai pada kesimpulan ini, sejumlah 660 orang pria terlibat menjadi partisipan.

"Viagra tidak memperbaiki dalam jangka panjang, ia hanya memberi efek jangka pendek," kata Christina.

Minyak zaitun secara dramatis dapat membantu meningkatkan kadar testosteron, yang sekaligus mengurangi risiko disfungsi ereksi atau ketidakmampuan untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi yang cukup untuk hubungan seksual. Minyak zaitun bisa membantu melebarkan arteri yang berdampak bagus untuk aliran darah dan pada gilirannya meningkatkan fungsi seksual.

Baca juga artikel terkait SEKSUALITAS atau tulisan lainnya dari Maria Ulfa

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Maria Ulfa
Editor: Yulaika Ramadhani