Menuju konten utama

Amalan Menjelang Buka Puasa & Sunnah saat Berbuka Sesuai Hadits

Amalan menjelang buka puasa Ramadhan di antaranya menyegerakan berbuka dan memberi makan orang yang puasa. Penjelasan lengkapnya akan dibahas berikut ini.

Amalan Menjelang Buka Puasa & Sunnah saat Berbuka Sesuai Hadits
Ilustrasi Buka Puasa Bersama. foto/istockphoto

tirto.id - Apa saja amalan buka puasa sesuai hadits yang dapat dilakukan umat Islam sepanjang bulan Ramadhan?

Beberapa di antaranya adalah menyegerakan berbuka puasa dan membaca doa yang diucapkan Rasululah SAW Lalu, adalah sunnah-sunnah tertentu yang bisa dilakukan ketika berbuka?

Berbuka puasa memberikan kebahagiaan tersendiri bagi umat Islam. Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan. Kegembiraan saat berbuka dan dan kegembiraan saat bertemu dengan Rabb-nya."

Disebutkan Ibn Arabi, dalam Futuhat Al Makkiyah Jilid 4, egembiraan jenis pertama, yaitu kegembiraan saat berbuka, adalah kegembiraan seseorang untuk ruh hewaninya. Setelah mengekang makan dan minum sejak fahar shadiq hingga matahari terbenam, maka berbuka adalah waktu untuk kembali kepada hakikat kehidupan duniawi.

Namun, ada kegembiraan lain yang lebih tinggi, yaitu kegembiraan saat bertemu Rabb-nya. Menurut Ibnu Arabi, ini adalah kegembiraan untuk jiwa rasional manusia (an-nafs an-natiqah), yakni sisi lembut Rabbaninya (al latifah ar-rabbaniyyah). Puasa memberinya pertemuan dengan Allah, yakni musyahadah dan penyaksian.

Amalan Buka Puasa Ramadhan

Saat berbuka puasa, terdapat beberapa amalan yang dapat dilakukan seorang muslim sebagai berikut.

1. Menyegerakan Berbuka Puasa

Sunnah untuk menyegerakan berbuka puasa dibahas dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim. Rasulullah bersabda:

لاَ يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ

Artinya, “Manusia akan senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.”

2. Mengucap Basmalah Sebelum Berbuka Puasa

Aisyah mengatakan bahwa Rasulullah mengucap basmalah sebelum berbuka puasa. Hal tersebut tercantum dalam hadis riwayat Abu Daud.

إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ

Artinya: “Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah (membaca ‘bismillah’).

Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah, hendaklah ia mengucapkan: 'Bismillaahi awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)'.

3. Berdzikir dan Berdoa Sebelum Berbuka Puasa

Salah satu waktu mustajab untuk berdoa yakni ketika memasuki jam buka puasa. Oleh sebab itu, momen berbuka puasa bisa dimanfaatkan untuk berdoa kepada Allah SWT.

Meningkatkan dzikir dan berdoa, termasuk doa berbuka puasa (doa iftar) seperti yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

ثَلاَثَةٌ لاَ تُرَدُّ دَعْوَتُهُمُ الإِمَامُ الْعَادِلُ وَالصَّائِمُ حِينَ يُفْطِرُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ

Artinya: “Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak : Pertama, pemimpin yang adil. Kedua, orang yang berpuasa saat dia berbuka. Ketiga, doa orang yang terzholimi.” (HR. Tirmidzi)

4. Memberi Orang Lain Makan untuk Berbuka Puasa

Amalan lain yang dapat dikerjakan sebelum berbuka puasa adalah memberi orang lain makanan untuk orang berbuka puasa. Hal itu dijelaskan dalam hadis riwayat Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Imam Ahmad.

Rasulullah bersabda:

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لاَ يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Artinya: “Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi)

5. Mendoakan Orang yang Memberi Makanan untuk Berbuka Puasa

Abdullah bin ‘Umar mengatakan bahwa Nabi Muhammad menyuruh umatnya agar mendoakan orang yang memberi kebaikan.

وَمَنْ صَنَعَ إِلَيْكُمْ مَعْرُوفًا فَكَافِئُوهُ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا مَا تُكَافِئُونَهُ فَادْعُوا لَهُ حَتَّى تَرَوْا أَنَّكُمْ قَدْ كَافَأْتُمُوهُ

Artinya, “Barangsiapa yang memberi kebaikan untukmu, maka balaslah. Jika engkau tidak mendapati sesuatu untuk membalas kebaikannya, maka doakanlah ia sampai engkau yakin engkau telah membalas kebaikannya.” (HR. Abu Daud)

6. Tadarus Al-Qur'an

Membaca atau mendengarkan bacaan Al-Qur'an sebagai bentuk ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah.

Dasar anjuran memperbanyak tadarus Al-Qur'an di bulan Ramadhan seperti dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Ibnu Abbas, ia berkata:

“Rasulullah SAW adalah manusia yang paling lembut terutama pada bulan Ramadhan ketika malaikat Jibril AS menemuinya, dan adalah Jibril mendatanginya setiap malam di bulan Ramadhan, di mana Jibril mengajarkannya Alquran.

Sungguh Rasulullah SAW orang yang paling lembut daripada angin yang berhembus,” (HR. Bukhari).

7. Infaq dan Sedekah

Memberikan infaq dan sedekah kepada yang membutuhkan. Sedekah pada bulan Ramadhan lebih memiliki keutamaan, seperti disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik ra:

عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ

Artinya: Dari Anas dikatakan, Wahai Rasulullah, sedekah apa yang nilainya paling utama? Rasul menjawab, “Sedekah di bulan Ramadhan,” (HR. At-Tirmidzi).

Apa Saja Sunnah saat Buka Puasa Sesuai Hadis?

Beberapa hal yang dikerjakan Rasulullah SAW saat berbuka adalah hal berikut.

1. Berbuka dengan Kurma dan Air Putih

Anas bin Malik dalam hadis riwayat Abu Daud, mengatakan:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُفْطِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أَنْ يُصَلِّىَ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتٌ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاتٍ مِنْ مَاءٍ

Artinya, “Rasulullah SAW biasanya berbuka dengan rothb (kurma basah) sebelum menunaikan shalat. Jika tidak ada rothb, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering). Dan jika tidak ada yang demikian, beliau berbuka dengan seteguk air.”

Terkait hal ini, ada yang kemudian menafsirkan, kurma dapat digantikan dengan makanan yang manis. Misanya, Al-Hattab Ar-Ru’aini, salah satu ulama mazhab Al-Malikiyah. Beliau menuliskan dalam kitab Mawahibul Jalil fi Syarhi Mukhtashar Khalil,

"Di antara sunnah-sunnah puasa adalah menyegerakan berbuka, sebagai bentuk kasih sayang kepada orang yang lemah ... Dan dengan memakan kurma atau apa yang semakna dari yang manis-manis, agar mengembalikan penglihatan yang berkurang lantaran puasa.”

2. Minum dengan 3 Tegukan

Anjuran untuk minum tiga nafas atau tiga tegukan ketika berbuka puasa dijelaskan oleh Abu Hurairah.

كان يشرب في ثلاثة أنفاس إذا أدنى الإناء إلى فيه سمى الله تعالى وإذا أخره حمد الله تعالى يفعل ذلك ثلاث مرات

Artinya: “Rasulullah SAW biasa minum dengan tiga nafas. Jika wadah minuman didekati ke mulut beliau, beliau menyebut nama Allah Ta’ala. Jika selesai satu nafas, beliau bertahmid (memuji) Allah Ta’ala. Beliau lakukan seperti ini tiga kali.”

3. Berdoa saat Berbuka Puasa

Dari Ibnu Umar ra. (diriwayatkan bahwa) dia berkata: "Apabila Rasulullah saw berbuka, beliau berdoa: 'Dzahabazh-zhama’u wabtallatil-‘uruqu wa tsabatal-ajru insya Allah'.” (HR. Abu Dawud)

Doa ini diucapkan setelah mengucapkan basmalah dan doa sebelum makan. Begitu sudah menggigit kurma, atau menelan seteguk air, atau menyantap yang membatalkan puasa, lafal doa yang diucapkan adalah sebagai berikut.

ذَهَبَ الظَّمَـأُ، وابْــتَلَّتِ العُرُوقُ، وثَــبَتَ الأَجْرُ إِن شَاءَ اللهُ

Bacaan latin, Dzahabazh-zhama’u wabtallatil-‘uruqu wa tsabatal-ajru insya Allah

Artinya, "Hilanglah rasa haus dan basahlah urat-urat (badan) dan insya Allah mendapatkan pahala."

4. Berdoa Setelah Berbuka Puasa

Anjuran berdoa bukan hanya dilakukan sebelum buka puasa saja, melainkan termasuk sesudah berbuka puasa. Dalam hadis riwayat Tirmidzi, Rasulullah bersabda:

مَنْ أَكَلَ طَعَامًا فَقَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَطْعَمَنِى هَذَا وَرَزَقَنِيهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّى وَلاَ قُوَّةٍ. غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barang siapa yang makan makanan kemudian mengucapkan: 'Alhamdulillaahilladzii ath’amanii haadzaa wa rozaqoniihi min ghairi haulin minnii wa laa quwwatin” (Segala puji bagi Allah yang telah memberiku makanan ini, dan memberikan rezeki kepadaku tanpa daya serta kekuatan dariku) Maka diampuni dosanya yang telah lalu.”

5. Shalat Maghrib

Sebaiknya langsung melaksanakan shalat Maghrib setelah berbuka.

Baca juga artikel terkait RAMADHAN 2024 atau tulisan lainnya dari Rofi Ali Majid

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Rofi Ali Majid
Penulis: Rofi Ali Majid
Editor: Fitra Firdaus
Penyelaras: Dhita Koesno