Menuju konten utama

AM Fatwa Meninggal Sebelum Autobiografinya Rampung

Autobiografi itu bercerita tentang perjuangan AM Fatwa sebagai aktivis, politikus, masyarakat Nusa Tenggara Barat, dan karier sebagai anggota marinir.

AM Fatwa Meninggal Sebelum Autobiografinya Rampung
Ketua Badan Kehormatan Dewan Perwakilan Daerah (BK DPD) AM Fatwa (kanan). ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Sebelum meninggal, aktivis sekaligus politikus senior AM Fatwa tengah berusaha merampungkan penulisan autobiografi perjalanan hidupnya. Hal itu ia lakukan selama menjalani perawatan di RS MMC Kuningan Jakarta Selatan.

"Saya lihat sendiri di rumah sakit ngobrol, sementara ajudan ngetik, asistennya mengetik [autobiografi]," kata salah satu keponakan AM Fatwa Andi Agung Baso Amir kepada wartawan di rumah duka Jalan Palem Komplek Bappenas, Pejaten, Jakarta Selatan, Kamis (14/12/2017).

Agung mengatakan autobiografi AM Fatwa rencananya akan terbit dalam 500 halaman. Autobiografi itu bercerita tentang perjuangannya sebagai aktivis, politikus, masyarakat Nusa Tenggara Barat, dan karier sebagai anggota marinir.

Namun belum juga rampung keinginan itu, Fatwa sudah keburu meninggal lantaran sakit lever yang menderanya. "Kurang lebih sekitar 300 halaman," ujarnya.

Sebagai aktivis, Fatwa dikenal pandai berorasi. Agung mengenang suatu hari pada 25 September 2017 Fatwa mengatakan dirinya tidak sempat berpidato terlalu lama, hanya dua menit. Namun saat tiba giliran berpidato, Fatwa berbicara jauh lebih panjang dari rencana.

"Tapi namanya Pak Fatwa akhirnya 15 menit pidato," ujarnya.

Sebelum menjalani perawatan di rumah sakit, Fatwa sempat melakukan kunjungan luar negeri ke Filipina selama tiga hari. Namun begitu tiba di Tanah Air sekitar dua pekan lalu, kesehatan tubuhnya menurun.

"Dia terakhir ke luar negeri ke Filipina, tiga hari usai itu dari bandara langsung ke Rumah Sakit MMC," ujar Agung.

Agus mengatakan Fatwa memang sudah berkali-kali keluar masuk rumah sakit. Namun Fatwa tidak pernah mengeluh soal sakit levernya. Keluarga pun tidak menyangka sakit lever Fatwa sudah masuk tahap stadium empat.

"Kelebihan beliau tidak pernah merasa sakit, jadi kami enggak ngerti beliau sakit, malah kami sebagai keluarga kaget," kata dia.

Kabar meninggalnya Fatwa didapat Amir dari pesan singkat ajudan sang paman. Saat itu, sang ajudan mengatakan kondisi Fatwa menurun. Selang 10 menit kemudian, sekitar pukul 05.30 WIB Andi menerima pesan kedua. Isinya Fatwa telah meninggal dunia.

"Saya berniat memang untuk membesuk beliau, sempat saya tanyakan kondisi beliau," kata Andi yang mengaku terakhir bertemu Fatwa sepuluh hari lalu.

Rencananya jenazah Fatwa akan disemayamkan di Kompleks Parlemen Senayan. Selanjutnya, jenazah akan dibawa ke rumah duka untuk kemudian dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Selatan selepas waktu salat zuhur.

Baca juga artikel terkait BERITA DUKA atau tulisan lainnya dari Jay Akbar

tirto.id - Humaniora
Reporter: Jay Akbar
Penulis: Jay Akbar
Editor: Yuliana Ratnasari