Menuju konten utama
Tsunami Selat Sunda

Alasan Warga Pulau Sebesi & Sebuku Lampung Menolak Dievakuasi

Warga di Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku sekitar 3.000 orang hanya separuhnya yang bersedia mengungsi dengan alasan menjaga harta benda.

Alasan Warga Pulau Sebesi & Sebuku Lampung Menolak Dievakuasi
Warga korban tsunami dari Pulau Sebesi dan Sebuku Lampung Selatan tiba di posko pengungsian di Kalianda, Lampung Selatan, Lampung, Rabu (26/12/2018). ANTARA FOTO/Ardiansyah.

tirto.id - Lebih dari 1.000 warga Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku di Kabupaten Lampung Selatan menolak untuk dievakuasi dengan alasan tetap ingin menjaga harta benda mereka.

Padahal dua pulau tersebut masih berpotensi mengalami cuaca buruk dan gelombang tinggi usai tsunami yang melanda Selat Sunda dan Lampung Selatan 22 Desember lalu.

"Warga di dua pulau yaitu Sebesi dan Sebuku hampir mencapai 3.000-an. Yang baru dievakuasi sebanyak 1.616, jadi sisanya masih bertahan dengan alasan tidak ingin meninggalkan rumah dan menjaga harta bendanya," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan I Ketut Sukerta saat dihubungi melalui teleponnya di Lampung Selatan, Rabu (26/12/2018) malam.

Ketut menambahkan BPBD saat ini sudah berkoordinasi dengan Sekretaris Desa Pulau Sebesi untuk membujuk warga yang enggan dievakuasi.

"Alhamdulillah setelah kami koordinasi, rencana besok warga akan kembali dievakuasi," kata dia menerangkan.

Sementara itu, sebagian warga Pulau Sebesi dan Pulau Sebuku yang sudah dievakuasi saat ini berada di Kota Kalianda Lampung Selatan.

Mereka tiba di Pelabuhan Bakauheni pada Rabu siang, kemudian dibawa menggunakan bus menuju Lapangan Tenis Indoor Kalianda Lampung Selatan.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Sabtu malam (22/12) sudah mengimbau warga yang tinggal di kawasan pesisir Selat Sunda agar menjauhi wilayah pantai mengingat masih ada kemungkinan tsunami Selat Sunda karena tingginya aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau.

"Untuk warga di sekitar Selat Sunda diimbau jangan berada di laut dan jauhi pantai," katanya pada Minggu.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga menyampaikan imbauan serupa.

"Karena erupsi Gunung Anak Krakatau masih terus terjadi, maka dimungkinkan tsunami susulan masih akan ada. Oleh karena itu, masyarakat diminta menjauhi pantai untuk mengantisipasi tsunami susulan," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPBSutopo Purwo Nugroho di Yogyakarta, Minggu.

Baca juga artikel terkait TSUNAMI SELAT SUNDA atau tulisan lainnya dari Maya Saputri

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Antara
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri