tirto.id - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mencoret sejumlah nama yang dijadwalkan menjadi penceramah Ramadan 2018 di Masjid Kampus UGM. Salah satu yang dicoret adalah Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.
Menurut Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Iva Aryani pembatalan beberapa penceramah tersebut berdasarkan hasil evaluasi dari pimpinan universitas dan takmir masjid.
"Kami memandang ada nama-nama yang mengundang pro kontra di tengah masyarakat. Oleh karena itu pimpinan universitas beserta takmir sepakat untuk mengganti beberapa nama. Begitu saja tanpa ada tekanan dan desakan dari manapun," kata Iva kepada Tirto, Jumat (25/5/2018).
Selain Fahri Hamzah, nama yang dicoret dari daftar penceramah UGM adalah mantan juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Ismail Yusanto dan dosen UGM, Nopriadi Hermani.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, daftar penceramah dalam acara bertajuk Ramadan di Kampus (RDK) UGM sempat menuai pro dan kontra karena menghadirkan nama eks jubir HTI, Ismail Yusanto.
Menanggapi hal itu, Rektor UGM Panut Mulyono di Yogyakarta pada Jumat (16/5/2018) menyatakan akan mengganti pembicara RDK yang dianggap meresahkan masyarakat.
"Terkait dengan jumlah yang akan diganti tidak hanya satu orang, lebih dari satu orang," ujarnya. Ia menambahkan, yang akan diganti adalah yang "berafiliasi dengan organisasi terlarang".
Panut mengaku tak tahu detail soal pembicara yang akan diundang untuk mengisi kegiatan itu, meski sebelumnya sudah ada pertemuan antara takmir masjid dan Jamaah Shalahuddin (JS) selaku penyelenggara kegiatan.
Sementara, Ketua Jamaah Shalahuddin, Kiki Dwi Setiabudi menyatakan nama Ismail Yusanto belum pasti akan menjadi pembicara dalam RDK. Ia pun mengklaim, poster dan tangkapan layar yang beredar di media sosial adalah bukan dari panitia resmi RDK.
Kiki tak menampik bahwa timnya secara sengaja mengundang Ismail, yang notabene pernah berkecimpung dalam organisasi yang sudah resmi dilarang di Indonesia. Namun ia berdalih, Ismail diundang karena latar belakangnya sebagai ilmuwan, bukan karena jejaknya sebagai juru bicara HTI.
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Dipna Videlia Putsanra