tirto.id - Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono menjelaskan latar belakang di balik kebijakan lockdown yang diambil Pemerintah Kota Tegal. Dedy menyebut kalau kebijakan local lockdown versi Kota Tegal akibat ketidakmampuan alat deteksi penularan virus COVID-19 (corona) bisa menjangkau seluruh wilayah.
"Gara-garanya kemarin ada satu pasien positif pulang dari Abu Dhabi. Kenapa? Dia pulang dari Abu Dhabi lolos di bandara, lolos di stasiun sampai Tegal dia sudah mengeluh langsung masuk ke rumah sakit ternyata positif. Kan mabok kita," kata Dedy saat dikonfirmasi, Jumat (27/3/2020).
Dedy sempat heran pasien positif COVID-19 bisa masuk wilayah RI padahal bandara mempunyai alat canggih untuk mendeteksi orang dan batuk-batuk. Menurut Dedy, orang-orang yang punya gejala seharusnya dikarantina, tetapi justru bisa kembali ke Tegal, bahkan lewat kereta api.
Ia mengakui kalau Tegal kewalahan dalam menghadapi situasi Covid-19.
"Kalau daerah katakan kebagian seperti ini kita tidak mampu, kenapa? Rumah sakit terbatas. Sekarang saja ruang isolasi sudah penuh, APD-nya terbatas, swab mesti nunggu empat hari nunggu dari Jakarta atau Yogyakarta bagaimana kita bisa menanggulangi wabah ini?" keluh Dedy.
Dedy meluruskan kabar kalau Kota Tegal menerapkan local lockdown. Ia mengatakan Kota Tegal hanya membuka 2-3 titik untuk mengontrol orang-orang yang masuk maupun keluar Tegal. Mereka juga akan memeriksa orang yang turun di Tegal via stasiun atau terminal.
Orang-orang yang masuk Tegal akan diperiksa suhu tubuh serta keperluan di Tegal. Ia mengatakan, orang-orang boleh masuk Tegal jika keperluan jelas.
"Kalau jelas silahkan masuk tidak apa-apa, kalau tidak clear, mohon maaf kita tidak izinkan masuk tegal, tujuannya adalah untuk menjaga wilayah Kota Tegal," tegas Dedy.
Di sisi lain, masyarakat diimbau untuk melakukan isolasi mandiri. Ia tidak memasalahkan masyarakat sehat untuk beraktivitas di Kota Tegal. Namun, orang-orang yang tidak sehat diminta untuk tidak keluar selama 14 hari.
"Jadi dia berpikir bagaimana melihat kepentingan saudaranya, istrinya siapa pun di rumah itu misalnya dia pulang Jakarta bekerja atau warteg atau apa. Nah, kita harus minta mereka harus tetap di rumah jadi kalau ada apa-apa kita men-trace-nya gampang hanya rumah itu yang kita isolasi," kata Dedy.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Maya Saputri