Menuju konten utama

Alasan Pemerintah Tidak Ungkap Lagi Jumlah Suspect COVID-19

Juru Bicara Covid-19 Achmad Yurianto menerangkan pemerintah tidak lagi mengumumkan suspect dengan alasan jumlah akan bertambah atau berkurang di masa depan.

Alasan Pemerintah Tidak Ungkap Lagi Jumlah Suspect COVID-19
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto yang juga juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona memberikan keterangan pers di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (5/3/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/pras.

tirto.id - Pemerintah tidak lagi mengungkapkan jumlah suspect maupun spesimen kasus COVID-19 atau virus Corona. Juru Bicara Covid-19 Achmad Yurianto menerangkan pemerintah tidak lagi mengumumkan suspect dengan alasan jumlah akan bertambah atau berkurang di masa depan.

"Suspect, ngga akan kami hitung lagi karena akan mengalir terus, sehingga ada yang bertambah dan berkurang. Ada yang suspect jadi positif dan ada yang tidak. Bukan ukuran untuk kita," kata Yuri di kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Pemerintah menyebutkan langkah untuk menekan jumlah penderita Covid-19. Pertama, pemerintah akan terus melakukan tracing untuk mencari potensi penderita Covid-19. Sebab, penyakit Covid-19 menular akibat hubungan jarak dekat.

Kedua, pemerintah akan menguatkan pengawasan di pintu masuk. Setiap orang akan diminta mengisi health alert card karena banyak kasus yang masuk akibat gejala yang minimal.

"Meskipun pada satu sisi yang tidak terlalu mengkhawatirkan adalah secara umum kondisi fisik dari kasus-kasus yang terkonfirmasi positif adalah dalam keadaan sakit ringan sedang kecuali beberapa yang memang memiliki comorbid, penyakit yang mendasari, ini menjadi kondisinya menjadi berat," kata Yuri.

Kemudian, pemerintah memastikan kalau Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan mampu menangani masalah spesimen Covid-19.

Pemerintah baru menambah 10.000 kit untuk membantu pemeriksaan Covid-19. Ia optimistis pemeriksaan berjalan dengan baik meski kasus merebak dalam jumlah banyak.

"Memang pekerjaan menjadi banyak tetapi kapasitasnya masih mampu kita tangani. Jadi bukan menjadi sebuah kendala untuk kita dalam kaitan pemeriksaan lab," kata Yuri.

Saat disinggung kemungkinan pelarangan berangkat ke luar negeri, Yuri kembali mengingatkan ada 3 negara yang kini disarankan untuk tidak dikunjungi selain Cina, yakni Italia, Korea Selatan, dan Iran.

"Kalau larangan pergi ke suatu tempat, larangan ke tiga negara yang kemarin disebutkan dan kota-kotanya, karena kalau dia bisa pergi ke sana, engga bisa balik untuk sementara," kata pria yang kini Dirjen P2P Kemenkes itu.

Baca juga artikel terkait VIRUS CORONA atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz