Menuju konten utama

Alasan Citilink Hapus Bagasi Gratis

Alasan Citilink Indonesia menghapus fasilitas gratis karena jika terus menutup biaya bagasi dengan harga tiket maka maskapai teracam rugi bahkan berhenti operasional.

Alasan Citilink Hapus Bagasi Gratis
Pesawat citilink. FOTO/ANtaranews

tirto.id -

Maskapai Lion Air dan Wings Air resmi menerapkan bagasi berbayar pada tanggal 8 Januari lalu, kebijakan penghapusan bagasi gratis itu juga akan diterapkan oleh Maskapai Citilink Indonesia pada 8 Februari 2019.

Direktur Niaga Citilink Indonesia Benny Rustanto mengatakan alasan Citilink Indonesia menghapus fasilitas gratis karena jika terus menutup biaya bagasi dengan harga tiket maka maskapai teracam rugi bahkan berhenti operasional.

"Kita tidak mau Citilink stop operation selamanya sehingga kita lakukan bagasi tercatat akan dikenakan biaya," kata dia di Auditorium Garuda Indonesia, Kawasan Kebon Sirih Jakarta Pusat, Senin (28/1/2019).

Benny menambahkan, sebagai bentuk persiapan menghapus bagasi gratis pihaknya sudah membeli mesin EDC, dan sistem jemput bola pada penumpang.

Nantinya para karyawan atau staf bagasi akan mendatangi penumpang agar tidak terjadi antrean panjang.

"Fasilitas sudah 100%, semua infrastruktur dari pre-flight dimana di airport itu ada mesin EDC. Di Airport juga ada beberapa tablet. Kemudian ada juga personil untuk berjalan mengurangi antrean panjang," papar dia.

Menyikapi kasus ini, Kementerian Perhubungan sebenarnya sudah lama memiliki aturan soal bagasi berbayar untuk jenis penerbangan berbiaya hemat (low cost carrier/LCC).

Peraturan tersebut tertuang dalam pasal 3 Peraturan Kementerian Perhubungan nomor 185 tahun 2015.

Sesuai dengan kelompok pelayanan yang tertera pada Pasal 22 khususnya butir c PM 185 tahun 2015, maskapai berbiaya hemat dapat mengenakan biaya untuk pengangkutan bagasi tercatat.

Baca juga artikel terkait BAGASI BERBAYAR atau tulisan lainnya dari Selfie Miftahul Jannah

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Selfie Miftahul Jannah
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Nur Hidayah Perwitasari