Menuju konten utama

Alasan Bank DKI Belum Realisasikan Rencana Lepas Saham ke Publik

Bank DKI belum merealisasikan rencana IPO karena sedang menunggu hasil konsultasi dengan sejumlah pihak, termasuk DPRD DKI Jakarta. 

Alasan Bank DKI Belum Realisasikan Rencana Lepas Saham ke Publik
Petugas teller melayani nasabah saat peresmian kantor kas Bank DKI Pasar Ujung Menteng di Jakarta, Senin (8/5). ANTARA FOTO/HO/Gunawan

tirto.id - Direktur Keuangan Bank DKI, Sigit Prastowo, menyampaikan bahwa rencana perusahannya untuk melantai di bursa efek Indonesia masih perlu dikoordinasikan dengan beberapa pihak. Selain itu, menurut Sigit, pelepasan saham Bank DKI ke publik juga masih menunggu waktu yang tepat.

Menurut Sigit di antara yang perlu diajak koordinasi oleh Bank DKI adalah Mandiri Sekuritas, RHB Sekuritas dan Trimegah sekuritas. Selain itu, kata dia, Bank DKI juga masih memperhitungkan faktor tahun politik 2019 dan pengaruhnya terhadap pasar.

"Timing-nya [waktu pelepasan saham] sangat memperhatikan kondisi pasar, kami masih menunggu terkait [dampak] election [pemilu 2019]. Sekiranya nanti kondisinya bagus, tidak ada pengaruh, tentu kami akan segera melakukan proses itu [melantai di bursa]," kata Sigit di Jakarta, Rabu (2/1/2018).

"Tapi, proses persiapan [melantai di bursa] sudah mulai kami jalankan," dia menambahkan.

Sigit menambahkan, sebagai BUMD milik Pemprov DKI, Bank DKI juga perlu berkoordinasi dengan DPRD DKI Jakarta sebelum melepaskan sahamnya ke publik. Jika legislatif setuju maka rencana tersebut akan mudah terealisasi di pada 2019.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menargetkan Bank DKI bisa segera melakukan Initial Public Offering (IPO) atau mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini.

Rencana IPO itu menurutnya perlu direalisasikan sebab selama ini sejumlah pembangunan di DKI Jakarta tak sepenuhnya mengandalkan Bank DKI. Padahal, kontribusi perusahaan ini terhadap pembangunan di Jakarta sangat dibutuhkan. Salah satunya, untuk mendukung pembiayaan program pengadaan hunian dengan DP 0 Rupiah.

Rencana Bank DKI melakukan IPO sebenarnya muncul sejak 2015 dan sempat ditargetkan terealisasi pada 2018. Namun, rencana tersebut tertunda karena manajemen melakukan bersih-bersih kredit bermasalah.

Pemprov DKI merupakan pemegang saham terbesar dengan kepemilikan 99,98 persen, sementara 0,02 persen sisanya oleh dimiliki PD Pasar Jaya.

"Kami lebih banyak pertimbangan ke aspek peningkatan board goverment. Dengan kemungkinan terbuka, perusahaan bisa lebih baik. Jadi bukan karena desakan kebutuhan permodalan. Makanya kami sedang berhitung dan nanti akan diputuskan pemegang saham," ujar Anies.

Baca juga artikel terkait BUMD DKI JAKARTA atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Bisnis
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Addi M Idhom