Menuju konten utama

Aktivis Hong Kong Kecam Thailand Setelah Dideportasi

Aktivis Hong Kong Joshua Wong menuduh Thailand melakukan perbuatan ilegal dengan mendeportasinya secara tak adil. Selain itu, ia juga mencurigai Cina yang menjadi aktor kejadian itu.

Aktivis Hong Kong Kecam Thailand Setelah Dideportasi
Pemimpin pelajar (dari kiri) Joshua Wong, Nathan Law dan Alex Chow menyerukan slogan sebelum putusan hakim, dengan dakwaan menghasut dan berpartisipasi dalam pertemuan ilegal pada tahun 2014 yang menyebabkan gerakan pro-demokrasi "Duduki Pusat", di depan gedung pengadilan Hong Kong, Senin (15/8). ANTARA FOTO/REUTERS/Bobby Yip/djo/16

tirto.id - Aktivis asal Hong Kong, Joshua Wong akhirnya angkat bicara setelah dideportasi dari Thailand. Aktivis remaja yang menjadi simbol perlawanan untuk demokrasi Hong Kong ini menuduh pemerintah Thailand melakukan tekanan politik dengan melarangnya masuk ke negara itu karena adanya permintaan dari Cina.

“Ini benar-benar di luar perkiraan saya mendapatkan tekanan dari pemerintah Thailand seperti ini. Buat saya, ini adalah penahanan yang illegal,” kata Wong dikutip dari The Guardian, Rabu (05/10/2016).

Wong (19) juga menceritakan saat-saat ketika 20 orang polisi membawanya ke tahanan saat tak lama mendarat di Bandara Suvarnabhumi Bangkok. “Hampir 12 jam lamanya saya ditahan sendirian di dalam sel,” ungkap Wong. “Ketika saya bertanya apa sebabnya … mereka hanya berkata: kami tidak akan memberitahukan alasannya, anda sudah masuk dalam daftar hitam,” lanjutnya.

Selain itu, Wong juga tidak diperbolehkan menggunakan telepon genggamnya untuk menghubungi siapa pun. “Ketika saya meminta untuk menghubungi pengacara saya di Thailand atau setidaknya memberi tahu orang tua saya bahwa saya sudah sampai di Bangkok, mereka tetap tak mengizinkannya,” jelas Wong.

Terkait penahanan Wong, Demosistō, partai politik tempat Wong bernaung juga angkat bicara. "Saya rasa Cina melakukan apapun yang mereka bisa untuk menghalang suara demokrasi Hong Kong menyebar ke masyarakat luar negeri," kata Agnes Chow (19), Wakil Sekretaris Jendral Demosistō.

Kecurigaan Chow kemungkinan besar terbukti. Pruthipong Prayoonsiri, Komandan Deputi Kantor Imigrasi Suvarnabhumi, mengatakan bahwa Cina telah mengirim permintaan untuk mencegah Wong masuk (ke Thailand).

“Hasilnya, biro imigrasi memasukan dia dalam daftar hitam dan menahannya untuk dideportasi. Ketika petugas menginformasikan itu padanya, Joshua Wong tidak melawan,” lanjut Pruthipong.

Junta Militer, yang saat ini memegang tampuk pemerintahan Thailand, juga memberikan penjelasan. “Wong aktif dalam gerakan perlawanan terhadap pemerintah negara lain dan jika hal tersebut dilakukan dari dalam Thailand, maka akan memengaruhi hubungan Thailand dengan negara lain,” jelas Lt Gen Sansern Kaewkamnerd, Juru Bicara Junta Militer Thailand.

Seharusnya, Wong dijadwalkan menjadi pembicara di Chulalongkorn University pada hari peringatan 40 tahun pembubaran berdarah unjuk rasa mahasiswa oleh militer Thailand. Peringatan itu akan dilakukan enam Oktober nanti. Pemuda tersebut akan berbicara soal unjuk rasa besar pro-demokrasi di Hong Kong yang ia gawangi pada 2014.

Wong berkata ia benar-benar berharap dapat membagikan pandangan politiknya kepada mahasiswa di Thailand dan ia sangat kecewa dengan perlakuan yang diterimanya.

Sebelumnya, Wong, yang akan berumur 20 tahun minggu depan, memimpin aksi demonstrasi pro-demonstrasi besar-besaran di Hong Kong. Ia dan penggiat lainnya melakukan aksi duduk di depan gedung-gedung pemerintahan Hong Kong dua tahun lalu. Aksi itu menjadi titik awal bagi "Gerakan Payung" yang memblokir jalanan utama di kota selama 79 hari.

Baca juga artikel terkait DEPORTASI atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto