tirto.id - Joshua Wong, aktivis remaja yang kini menjadi simbol perlawanan untuk demokrasi di Hong Kong, dideportasi dari Thailand. Sebelum dideportasi, Wong (19) dikabarkan tertahan di bandara selama beberapa jam karena pihak imigrasi Thailand mencegahnya masuk ke negara tersebut. Pemerintah Cina dituding menjadi dalang dari kejadian tersebut.
Wong datang ke Thailand untuk menjadi pembicara di Chulalongkorn University pada hari peringatan 40 tahun pembubaran berdarah unjuk rasa mahasiswa oleh militer Thailand. Peringatan itu akan dilakukan 6 Oktober nanti. Di sana, pemuda tersebut akan berbicara soal unjuk rasa besar pro-demokrasi di Hong Kong yang ia gawangi pada 2014.
Sayangnya, hal itu kemungkinan tak akan terjadi. Netiwit Chotipatpaisal, mahasiswa yang juga panitia acara tersebut, mengatakan bahwa pihak berwenang Thailand menahan Wong setelah mereka menerima surat dari pemerintah Cina terkait kedatangan Wong. Ia mengaku mendapat informasi ini dari pihak kepolisian.
Pada Selasa (4/10/2016), beberapa saat sebelum tengah malam, Wong mendarat di Bandara International Suvarnabumhi Bangkok. Saat tiba, ia telah dinanti oleh 10 orang polisi yang berasal dari Royal Thai Police Special Branch dan Kepolisian Imigrasi. Wong kemudian diinterogasi dan juga dilarang untuk menggunakan telepon genggamnya.
Kemudian, ia dibawa ke ruang tahanan bandara dan ditempatkan di sana hingga Rabu siang. Netiwit mengungkapkan, bahkan ia dilarang menemui Wong selama di dalam tahanan.
Demosistō, partai politik tempat Wong bernaung, lalu merilis protes mereka di Facebook. “Demosistō mengutuk dengan keras Pemerintah Thailand karena mencabut kebebasan dan hak Wong untuk masuk (ke Thailand),” tulis posting tersebut, sebagaimana dilansir dari The Guradian, Rabu (5/10/2016).
Pejabat imigrasi di lapangan terbang Suvarnabhumi membenarkan bahwa Wong dicegah masuk Thailand dan akan dipulangkan ke Hong Kong. Para pejabat mengatakan mereka diperintahkan untuk tidak berbicara kepada media mengenai alasan Wong ditolak masuk.
Terkait dengan hal tersebut, Sek Wannamethee, juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand memberi jawaban diplomatis. Ia berargumen bahwa turunnya izin bagi warga asing ditimbang lewat berbagai faktor dan harus sejalan dengan aturan serta hukum imigrasi yang berlaku.
Kementerian Luar Negeri Cina, dalam pernyataannya, mengaku mengetahui soal adanya laporan penahanan Wong di Thailand. Meskipun begitu lembaga tersebut tidak menyebutkan bahwa ada atau tidaknya surat dari Cina untuk mencegah Wong masuk ke Thailand.
"Saya rasa Cina melakukan apapun yang mereka bisa untuk menghalang suara demokrasi Hong Kong menyebar ke masyarakat luar negeri," kata Agnes Chow (19), wakil Sekretaris Jendral Demosistō.
Human Rights Watch (HRW) juga angkat bicara soal kejadian ini. "Penangkapan Joshua Wong, penggiat pro-demokrasi ternama di Hong Kong, oleh Thailand menunjukkan bahwa Bangkok bersedia melakukan kehendak Beijing," kata Direktur HRW Cina, Sophie Richardson dalam surat elektroniknya.
Sebelumnya, Wong, yang akan berumur 20 tahun minggu depan, memimpin aksi demonstrasi pro-demonstrasi besar-besaran di Hong Kong pada. Ia dan penggiat lainnya melakukan aksi duduk di depan gedung-gedung pemerintahan Hong Kong dua tahun lalu. Aksi itu menjadi titik awal bagi "Gerakan Payung" yang memblokir jalanan utama di kota selama 79 hari.
Saat ini, menurut laporan, Joshua Wong tengah duduk di kursi pesawat Hong Kong Airlines dalam perjalan kembali ke Republik Rakyat Cina.
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari