tirto.id - DFB selaku Federasi Sepak Bola Jerman akhirnya memutuskan untuk tidak menghukum para pemain yang melakukan atau menunjukkan aksi solidaritas atas tragedi kematian George Floyd dalam laga Bundesliga pekan lalu.
Ada empat pemain Bundesliga yang melakukan aksi solidaritas untuk George Floyd yang meninggal dunia dalam penangkapan oleh polisi di Minneapolis, Amerika Serikat, tanggal 25 Mei 2020 silam.
Isu rasisme merebak dalam kasus ini dan memantik reaksi dari berbagai pihak. Aksi unjuk rasa muncul di beberapa negara, bahkan sempat terjadi kericuhan dalam demonstrasi di Amerika Serikat.
Di Bundesliga, Jadon Sancho dan Achraf Hakimi dari Borussia Dortmund memperlihatkan tulisan 'Keadilan Bagi George Floyd' di kaus dalam mereka setelah menjebol gawang Paderborn.
Ada juga Weston McKennie, gelandang Schalke 04 asal Amerika Serikat, yang menunjukkan tulisan serupa di aksesoris yang dipakai di lengan. Begitu pula Marcus Thuram yang melakukan gestur bertekuk satu lutut usai ia mencetak gol bagi Borussia Monchengladbach.
DFB sempat mengancam akan menjatuhkan hukuman kepada pesepakbola yang dianggap menunjukkan pesan politis dalam pertandingan. Namun, DFB akhirnya membatalkan niat tersebut.
Terlebih, Presiden FIFA, Gianni Infantino, kemudian memberikan dukungannya terhadap para pesepakbola yang menyampaikan aksi solidaritas atas tragedi kematian George Floyd.
"Tak perlu dikatakan lagi bahwa DFB Control Body selalu berpedoman pada aturan dari FIFA dan DFB. Dalam kasus ini, ada aksi anti rasisme yang dilakukan oleh pemain secara sengaja yang juga merupakan nilai-nilai yang ditegakkan DFB," kata Chairman DFB Control Body, Dr. Anton Nachreiner.
"Jadi, tidak akan ada tindakan yang diambil untuk sekarang. Demikian juga untuk aksi anti rasisme yang akan terjadi pada beberapa pekan mendatang," tambahnya.
DFB Rumuskan Aturan Baru
Keputusan tersebut mendapatkan sanjungan dari Presiden DFB, Fritz Keller. Sejak awal, Keller secara pribadi memang menegaskan bahwa para pemain tersebut tak seharusnya dihukum.
Para pemain itu dianggap turut menegakkan nilai-nilai penting dalam sepak bola. Terutama soal isu rasisme, sejalan dengan jargon selama ini didengungkan di sepak bola: 'Kick Out Racism'.
"Saya menyambut gembira pemikiran maju dari DFB Control Body. DFB selalu berlawanan dengan aksi rasisme, diskriminasi, dan kekerasan serta berada di sisi toleransi, keterbukaan, dan perbedaan. Itulah kenapa kami memahami aksi para pemain tersebut," ungkap Keller.
Menjadi lebih menarik karena DFB selanjutnya akan mendiskusikan peraturan baru, yakni akan memberi wadah bagi para pemain melakukan aksi serupa di kemudian hari.
Tapi tentunya, aksi-aksi seperti itu harus mendapatkan kontrol sehingga tetap sejalan dengan nilai-nilai yang diusung DFB.
"Mereka yang menyatakan aksi sesuai dengan nilai dan statuta DFB tidak akan dihukum. Kami ingin pemain yang berpikiran dewasa yang bisa memberi contoh bagi orang-orang," lanjut Keller.
"Menghukum mereka yang ikut menyuarakan anti rasisme akan sangat bertentangan dengan nilai-nilai di DFB. Sekarang penting untuk membuat sebuah proposal agar para pemain bisa bersuara di lapangan," tutupnya.
Penulis: Wan Faizal
Editor: Iswara N Raditya