tirto.id - Ahmad Shah Massoud, komandan pasukan etnis Tajik, suatu saat datang ke pemakaman seorang gerilyawan Afganistan. Berada di samping makam si gerilyawan, tergeletak AK-47. Massoud mengambil senjata itu dan menghampiri adik si gerilyawan.
“Apakah kamu ingin menjadi mujahid?” tanya Massoud pada Ashrat Khan, nama adik si gerilyawan, sembari mengulurkan AK-47 milik kakaknya.
“Ya dan saya akan bersamamu,” kata Khan dengan tegas sembari mengambil AK-47 yang diulurkan Massoud.
Khan, bersama Massoud yang sama-sama menggenggam AK-47, kini memiliki motivasi bersama: mempertahankan tanah kelahiran mereka dari musuh. Motivasi yang sejurus dengan maksud Mikhail T. Kalashnikov, pencipta AK-47, menciptakan senjata itu. Suatu waktu Kalashnikov pernah berkata, “AK-47 adalah senjata untuk bertahan, dan bukanlah senjata untuk menyerang.”
Simbol ketakutan
CJ. Chivers, penulis buku The Gun: The AK-47 and the Evolution of War (2010) dalam artikelnya di Wired, mengungkapkan bahwa AK-47 alias “Kalashnikov Model 1947” merupakan “mesin pembantaian tidak bermoral, ikon budaya pop, senjata yang paling banyak jumlahnya, serta paling berpengaruh selama setengah abad terakhir.”
Dalam obituari meninggalnya Kalashnikov yang terbit di The New York Times, Chivers menambahkan bahwa AK-47 merupakan “simbol Uni Sovyet dan revolusi, yang lantas menjadi instrumen utama bagi terorisme, aksi kriminal, dan perekrutan anak-anak menjadi pasukan.” Sementara itu, David Blair, dalam tulisannya di The Telegraph, mengatakan bahwa “tidak ada satupun senjata api yang membunuh manusia lebih banyak dibandingkan AK-47.”
Secara singkat, AK-47 merupakan simbol ketakutan, penyerangan, dan teror. Berbeda dibanding klaim penciptanya yang menyebut AK-47 sebagai pertahanan.
Blair mengungkapkan bahwa setiap tahun, di negara-negara konflik di seluruh dunia, 20 ribu hingga 100 ribu jiwa tewas. AK-47 merupakan senjata yang bertanggungjawab paling besar atas jumlah kematian itu. Mengapa? AK-47 merupakan senjata yang paling banyak dimiliki masyarakat luas di seluruh dunia, terutama di negara-negara konflik.
Chivers menyebut bahwa AK-47 berjumlah antara 70 juta hingga 100 juta unit di seluruh dunia. Sementara Blair menyebut bahwa AK-47 berjumlah tak kurang dari 75 juta, hampir 20 persen total semua senjata api di dunia. Lalu, Michael Hodges, dalam bukunya berjudul AK-47: The Story of the People’s Gun menyebut bahwa setidaknya ada 200 juta pucuk AK-47 yang beredar di dunia, atau satu dari setiap 35 penduduk bumi.
Mengapa ada banyak versi jumlah AK-47? Chivers, masih dalam obituari Kalashnikov, menyebut bahwa ini semua terjadi gara-gara “prinsip perakitan AK-47 yang bersifat ‘rahasia pemerintah’ dan dipindahtangankan secara rahasia pula.” Gara-gara ini, sulit sekali melacak jumlah pasti AK-47 di dunia.
AK-47 juga merupakan senjata yang cukup mudah didapatkan secara ilegal. Dalam publikasi Statista, AK-47 dijual rata-rata seharga $2.800 di Dark Web, bagian dari dunia maya yang tidak terindex mesin pencari seperti Google. Sementara itu, Afganistan merupakan negara yang "menawarkan” AK-47 murah, yakni rata-rata seharga $600. Di Somalia, negara yang terkenal dengan aksi bajak lautnya, AK-47 dijual seharga $750.
Sejarah Lahirnya AK-47
Terlahir dari keluarga petani, Mikhail T. Kalashnikov, yang saat itu berumur 26 tahun, sukses mengubah hidupnya melalui AK-47. Dalam sebuah perlombaan rahasia merancang senjata, Kalashnikov memenangkan kontestasi itu dengan rancangannya: AK, alias Avtomat Kalashnikov. Sang perancang memenangkan perlombaan karena AK-47 merupakan senjata yang “sederhana, tidak elegan, dan bekerja selayaknya pria.”
AK-47, yang disebut Shiver “tak terlihat selayaknya senjata” sukses menjadi salah satu “teknologi yang mendisrupsi dunia.”
Selepas memenangkan perlombaan, rancangan Kalashnikov lantas diwujudkan menjadi purwarupa oleh sebuah pabrik di kota Kovrov pada 1947, tahun yang kemudian diabadikan jadi nama senjata itu. Sejak saat itu, AK-47 mulai diproduksi massal dan memiliki beberapa varian, seperti AK-47 Modernized atau disebut pula AKM.
Dalam artikel yang diunggah Popular Mechanics, setidaknya ada tujuan bagian utama pembentuk AK-47: stock, trigger, receiver, selector switch, gas piston, magazine, dan protective coating. Bagian utama tersebut lantas ditambah dengan peluru kaliber 7,62 mm. Bagian utama yang hanya tujuh bagian itu membuat AK-47 begitu sederhana. Anak-anak sekolah di Slavic, sebut Chiver, mampu melepas dan merakit ulang AK-47 hanya dalam waktu 30 detik. Karena kesederhanaan ini, AK-47 begitu digemari para kombatan.
Pada pertengahan 1950an, Uni Sovyet mengekspor rancangan AK-47 pada Cina dan Jerman Timur. Di akhir dekade 1950-an, Uni Sovyet mewaralabakan AK-47, membagi resep membuat senjata itu pada negara-negara yang berideologi komunis. Kini, tercatat ada 30 negara di dunia, terutama di Afrika, yang bisa memproduksi AK-47, yang lantas melahirkan 200 varian baru senjata itu.
Tanggal 6 Juli 2018 adalah 71 tahun kelahiran AK-47, sebuah senjata sederhana, tak elegan, namun berhasil menjadi senjata api paling ikonik. Senjata yang dibuat untuk bertahan namun berkembang jadi senjata simbol ketakutan, dan sekarang tersebar ke seluruh dunia.
Editor: Nuran Wibisono