tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 berada di kisaran 5,3 persen. Hal ini tidak lepas dari pemulihan ekonomi yang terus berlanjut sepanjang tahun lalu.
"Ekonomi Indonesia tumbuh meyakinkan di atas 5 persen sepanjang tahun 2022 dan diperkirakan year on year bisa di angka 5,3 persen," kata Airlangga dalam acara Rakornas Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Indonesia, di Jakarta, Rabu (26/1/2023).
Airlangga menuturkan pondasi perekonomian masih kuat. Ditopang dari sisi konsumsi, investasi, dan ekspor yang kembali menjadi penggerak ekonomi.
Sepanjang 2022, ekspor Indonesia telah mencapai 291,98 miliar dolar AS. Posisi ini meningkat 26,07 persen dibandingkan periode 2021 yang hanya sebesar 231,61 miliar dolar AS.
Disamping itu, konsolidasi fiskal diklaim berjalan lebih cepat dari perkiraan semula. Dia menjelaskan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sudah dicapai di bawah 3 persen di 2022 yaitu di angka 2,38 persen.
"Inflasi juga tetap terkendali di level 5,51 persen dan ini koordinasi dan ekstra effort antara pusat dan daerah dan tentunya peran Kemendagri menjadi penting," katanya.
Kemudian tingkat pengangguran Indonesia juga telah berhasil diturunkan menjadi 5,86 persen di Agustus di 2022. Penurunan ini pun diikuti dengan angka kemiskinan yang menjadi 9,54 di Maret 2022.
"Kinerja ini dapat dicapai berkat kebijakan bapak presiden yaitu rem dan gas yang berjalan responsif dan adaptif," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) senang pemerintah berhasil mendapat capaian positif selama 2022. Ia memprediksi, pertumbuhan ekonomi 2022 mencapai di angka 5,2 hingga 5,3 persen.
"Kemungkinan nanti, jatuh di rata-rata tahunannya saya kira di 5,2 atau 5,3 persen," Kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/1/2023).
Dia juga menyampaikan bahwa angka inflasi Indonesia diperkirakan 5,5 persen. Jokowi menilai capaian tersebut sebagai hal positif. Ia berharap agar upaya menekan inflasi terus dilakukan.
Upaya penekanan inflasi tidak hanya dari Bank Indonesia lewat instrumen moneter, tetapi juga dari Kementerian Dalam Negeri yang mengajak pemerintah daerah untuk sama-sama menekan inflasi. Jokowi juga melaporkan bahwa pendapatan negara naik hingga 30,36 persen.
Ia berharap angka pendapatan 2023 naik meski situasi tidak mudah. Jokowi menceritakan bahwa situasi tekanan geopolitik global sangat tinggi. Ia juga menuturkan bahwa kondisi ekonomi dunia melemah terutama pada negara besar Uni Eropa, China, Amerika Serikat (AS).
"Saya kira diperkirakan akan melemah semua, padahal ekspor kita dengan Negara-negara itu sangat besar sehingga kita juga harus hati-hati," kata Jokowi.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Intan Umbari Prihatin