tirto.id - Di platform pesan instan Whatsapp baru-baru ini tersebar video mengenai infeksi baru virus Corona di China. Video berdurasi 1:31 menit itu membahas bagaimana infeksi baru tersebut dapat dicegah oleh orang-orang China.
Video ini disuarakan dalam Bahasa Inggris dan memiliki terjemahan Bahasa Indonesia. Berikut narasi lengkapnya:
Kasus terinfeksi baru ditemukan di China, tidak ada yang meninggal karenanya. Meskipun setiap rumah tangga di China memiliki kasus infeksi, mereka tidak pengobatan medis. Lalu, tahukah Anda bagaimana cara mereka mengendalikan virus ini? Orang Cina minum air hangat enam kali sehari, mereka juga minum air panas dan teh empat kali sehari. Bukan itu saja. Mereka menghirup uap sebanyak mungkin. Ketika Anda melakukan ini selama empat hari, virus Corona di dalam tubuh Anda perlahan-lahan akan mati, dan Anda akan membunuhnya pada hari kelima. Sementara seluruh dunia sedang mencari vaksin untuk COVID-19, beginilah cara China mengendalikan virus ini. Di negara-negara besar seperti AS, Spanyol, dan Italia, banyak sekali yang meninggal karena berpikir berlebihan dan mencoba mengendalikan virus ini hanya melalui pengobatan. Anda juga bisa minum obat yang diresepkan dokter, tetapi pada saat yang sama, minum banyak air panas dan hirup uap sebanyak mungkin. Kemudian, lakukan tes PCR, dan Anda akan menemukan bahwa sebaliknya negatif. Teman-teman terkasih, percayalah pada apa yang baru saja saya katakan, obat tidak dapat sepenuhnya membunuh virus, namun panas bisa. Minumlah minuman panas sebanyak mungkin. Tolong sampaikan pesan ini kepada semua orang di negara ini. Semua yang terbaik untukmu.
Lantas, bagaimana asal usul dan fakta terkait pesan ini?
Penelusuran Fakta
Video ini sebenarnya sudah tersebar lama di internet. Menurut Lembaga pemeriksa fakta Vishvas News, video serupa telah tersebar sejak bulan Mei di India. Narasinya masih sama, yakni menunjukkan cara bagaimana orang China menangani infeksi virus Corona dengan minum air hangat, teh hangat, dan menghirup uap dari minuman tersebut.
Namun, seperti yang disampaikan WHO, ilmuwan di seluruh dunia hingga saat ini masih bekerja untuk menemukan dan mengembangkan pengobatan untuk COVID-19. Perawatan yang optimal seperti pemberian oksigen dibutuhkan untuk pasien yang sakit parah dan mereka yang berisiko mengalami infeksi parah.
Catatan tambahan, hasil uji WHO menunjukkan bahwa rejimen remdesivir, hydroxychloroquine, lopinavir / ritonavir dan interferon tampaknya memiliki sedikit atau tidak ada efek sama sekali terhadap pasien COVID. WHO juga menyampaikan hydroxychloroquine belum terbukti menawarkan manfaat apa pun untuk pengobatan COVID-19.
Hingga saat ini, WHO masih tidak merekomendasikan pengobatan sendiri dengan obat apa pun, termasuk antibiotik, terkait COVID-19.
Menurut WHO pula, suhu tubuh manusia berkisar antara 36,5°C hingga 37°C, terlepas dari suhu eksternal atau uap yang dihirup. Cara paling efektif untuk melindungi diri dari virus corona baru adalah dengan sering membersihkan tangan menggunakan antiseptik berbasis alkohol atau mencucinya dengan sabun. Seseorang dapat tertular COVID-19, tidak peduli seberapa cerah atau panas cuaca dan berapa pun temperatur suhu tubuh seseorang.
Klaim selanjutnya adalah bahwa minum teh hangat dapat menyembuhkan infeksi virus Corona. Menurut laporanBBC, klaim ini bersifat menyesatkan. Salah satu unggahan di internet mengklaim bahwa di China, pasien COVID-19 diberi teh tiga kali sehari. Unggahan tersebut tampaknya berawal dari pernyataan dr. Li Wenliang yang tengah meneliti efek teh dan virus corona.
Perlu dicatat, dr. Li Wenliang telah meninggal karena infeksi virus tersebut. Tirto juga pernah mengecek klaim keliru yang disebut berasal dari Li Wenliang. Klaim itu mengatakan bahwa virus corona dapat disembuhkan dengan minum kopi.
Menurut Ahli Penyakit Dalam (Dokter Spesialis Paru) FKKMK UGM, dr. Sumardi, Sp.PD, KP., FINASIM., seperti yang ditulis Lembaga Turnbackhoax, virus corona tidak dapat mati meski kita minum air panas. Dokter Sumardi menambahkan, minum air panas tidak dapat menjangkau atau mematikan virus, karena corona mengendap di sel-sel tubuh.
"Jika virus masuk ke dalam tubuh maka suhu tubuh akan naik dengan sendirinya untuk menetralkan virus tersebut. Jadi tidak perlu minum atau mandi air panas karena akan mengganggu sistem tubuh," jelas Sumardi.
Klaim lainnya dari video tersebut adalah bahwa pada hari kelima setelah mengonsumsi air hangat dan teh hangat, virus corona akan hilang. Deskripsi ini tidak akurat, utamanya terkait bagaimana tubuh bekerja melawan virus.
Ketika berhadapan dengan virus baru, tubuh membutuhkan sekitar 15 hari untuk membuat cukup antibodi. Dengan bantuan Memory B-cells, tubuh akan mengenali virus/patogen tersebut, sehingga jika kita terinfeksi virus yang sama, tubuh dalam memproduksi antibodi dalam waktu yang lebih singkat.
Antibodi ini dapat membantu sel-sel lain dari sistem kekebalan tubuh mengenali dan menghancurkan patogen. Dalam kasus infeksi virus, antibodi juga dapat mengikat virus untuk mencegah virus menginfeksi sel.
Tirto juga pernah mengecek klaim yang beredar di internet terkait infeksi virus corona yang dapat dicegah dengan berkumur campuran garam dan air hangat, campuran bawang merah dan garam, atau jeruk nipis dan air kelapa. Klaim-klaim tersebut sifatnya menyesatkan.
Kesimpulan
Berdasarkan penelusuran fakta yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa klaim-klaim terkait meminum air hangat, teh hangat, dan menghirup uap hangat untuk menyembuhkan infeksi virus corona bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
==============
Tirto mengundang pembaca untuk mengirimkan informasi-informasi yang berpotensi hoaks ke alamat email factcheck@tirto.id.
Apabila terdapat sanggahan ataupun masukan terhadap artikel-artikel periksa fakta maupun periksa data, pembaca dapat mengirimkannya ke alamat email yang sama.
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara