Menuju konten utama

Ahli Ungkap Penyebab dan Cara Mencegah Reinfeksi COVID-19 Omicron

Beberapa ahli mengungkapkan penyebab dan cara mencegah reinfeksi pada penyintas COVID-19.

Ahli Ungkap Penyebab dan Cara Mencegah Reinfeksi COVID-19 Omicron
Ilustrasi Corona. foto/istockphto

tirto.id - Ketua Pengurus Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi, Iris Rengganis, mengungkapkan sejumlah penyebab terjadinya reinfeksi pada penyintas COVID-19 serta cara mencegahnya.

Salah satu penyebabnya adalah mutasi virus COVID-19 yang bisa menembus kekebalan tubuh yang terbentuk secara alami setelah terinfeksi Corona. Selain itu, mutasi COVID-19 juga bisa menyerang tubuh meski sudah mendapat vaksin.

"Mutasi COVID-19 seperti varian Omicron saat ini dapat menyerang tubuh meski sudah mendapat vaksin. Namun bukan berarti vaksin tidak berguna, setidaknya bisa menghindari dari keparahan penyakit dan ancaman potensi kematian," katanya dalam "Talkshow: Re-Infeksi COVID-19: Apa yang Terjadi pada Tubuh Kita?" pada Rabu (2/3/2022).

Oleh karena itu, Riris mengungkapkan ada sejumlah hal yang harus dilakukan selain vaksinasi agar imunitas semakin kuat. Seperti memperhatikan konsumsi makanan harus memenuhi gizi yang seimbang, olahraga rutin, istirahat tidur yang cukup dan tetap menjalankan protokol kesehatan.

"Saat ini orang sudah mulai enggan menggunakan masker, harusnya tetap diperketat dan dikenakan dalam kondisi apapun. Gunakan masker yang baik agar bisa terhindar dari penularan virus," ujarnya.

Iris menyampaikan bahwa penyebab infeksi selain mutasi virus adalah komorbid yang membuat imunitas tubuh menjadi rendah dan membuat virus mudah menyerang.

"Saat individu dengan komorbid seperti diabetes, autoimun dan HIV menjadi mudah terserang risiko infeksi," ujarnya.

Selain itu, Iris juga menyampaikan bahwa seseorang juga bisa terkena Long COVID-19, atau efek jangka panjang setelah terinfeksi COVID-19. Dampak yang timbul seperti gangguan memori sehingga seseorang mudah lupa, sesak napas hingga nyeri sendi.

"Untuk pemulihan bisa dikonsultasikan dengan fisioterapi atau dokter ahli sesuai dengan keluhan masing-masing," terangnya.

Secara bersamaan, Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi, Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia, Prasenohadi juga menyampaikan bahwa varian Omicron saat ini lebih menyerang organ pernapasan bagian atas.

"Sehingga para pasien COVID-19 saat ini lebih banyak mengeluhkan terjadinya radang tenggorokan, daripada saat Delta yang banyak mengeluhkan sesak napas hingga membuat laju kebutuhan tabung oksigen menjadi bertambah," terangnya.

Baca juga artikel terkait REINFEKSI COVID-19 atau tulisan lainnya dari Irfan Amin

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irfan Amin
Penulis: Irfan Amin
Editor: Maya Saputri